Penyebab Lebih dari 1 Juta Sarjana Menganggur Menurut Kemnaker, Apa Solusinya?

Arintha Widya - Jumat, 4 Juli 2025
Solusi untuk banyaknya pengangguran di Indonesia.
Solusi untuk banyaknya pengangguran di Indonesia. JLGutierrez

"Saya tetap melihat bahwa solusi pengangguran itu kita harus melihatnya dari dua sisi, yaitu supply dan demand. Saya bicara demand-nya dulu. Jadi, kondisi global itu adalah sesuatu yang memang kita harus mitigasi, tapi bersamaan dengan itu kondisi dalam negeri harus kita optimalkan," jelas Yassierli.

Beberapa program prioritas nasional yang tengah digarap pemerintah dinilai bisa membuka jutaan lapangan kerja baru, antara lain:

  • Program Makan Bergizi Gratis
  • Hilirisasi industri
  • Ketahanan pangan dan energi
  • Koperasi Desa Merah Putih (Kopdes Merah Putih)

Presiden Prabowo sendiri menargetkan agar 80.000 Kopdes Merah Putih dapat berjalan pada 2025. Menaker Yassierli menyebut, bila tiap koperasi melibatkan 25 pengelola, maka program ini berpotensi menciptakan lebih dari 2 juta lapangan kerja.

Selain itu, Yassierli juga mendorong reskilling dan upskilling bagi para sarjana agar mereka bisa lebih siap masuk ke dunia kerja. Kerja sama antarkementerian terus dilakukan, misalnya pelatihan pengelola koperasi bersama Kementerian Koperasi.

"Kalau adanya lowongan itu, sementara dia butuh pekerjaan. Jadi mau tidak mau harus reskilling. Karena adanya lokernya itu," imbuh Noel.

Kerja ke Luar Negeri: Pilihan Terakhir

Di tengah tantangan ini, opsi bekerja di luar negeri tetap terbuka, namun pemerintah menekankan bahwa hal tersebut adalah jalan terakhir. "Jadi kita harus mengoptimalkan semua peluang. Yang pertama, peluang pertama itu sebenarnya adalah dari program prioritasnya Pak Presiden," ujar Yassierli.

Bila seluruh program dalam negeri belum mampu menampung, barulah peluang magang atau kerja ke luar negeri bisa dimanfaatkan secara terencana.

Fenomena 1 juta sarjana menganggur mencerminkan adanya ketimpangan antara dunia pendidikan dan dunia kerja. Bukan hanya soal jumlah lapangan kerja, tetapi juga soal kesiapan lulusan dalam bersaing dan beradaptasi dengan realitas pasar kerja.

Dibutuhkan sinergi antara pemerintah, dunia usaha, dan lembaga pendidikan untuk menekan angka ini, serta kesediaan para sarjana untuk terbuka terhadap peluang-peluang baru, termasuk yang ada di luar zona nyaman mereka.

Baca Juga: Prihatin Jutaan Warga RI Menganggur, Menteri Tenaga Kerja Janjikan Ini

(*)

Sumber: Kompas.com
Penulis:
Editor: Arintha Widya