Pentingnya Status Reproduksi dalam Pertimbangan Terapi
Penelitian ini juga menunjukkan bahwa status ginekologi perempuan — apakah mereka telah menjalani histerektomi atau ooforektomi — sangat memengaruhi efek terapi hormon. Risiko kanker payudara akibat EP-HT lebih tinggi pada perempuan yang masih memiliki rahim dan ovarium.
Untuk memberi gambaran, peneliti mencatat risiko kumulatif kanker payudara sebelum usia 55 tahun:
- 3,6% pada pengguna E-HT
- 4,1% pada perempuan yang tidak pernah menggunakan terapi hormon
- 4,5% pada pengguna EP-HT
"Temuan ini menekankan pentingnya nasihat medis yang dipersonalisasi dalam mempertimbangkan terapi hormon," kata Dale Sandler, Ph.D., peneliti senior di NIEHS. "Perempuan dan penyedia layanan kesehatan harus mempertimbangkan manfaat dari pereda gejala dengan potensi risiko, terutama pada EP-HT. Bagi perempuan dengan rahim dan ovarium yang masih utuh, peningkatan risiko kanker payudara akibat EP-HT seharusnya menjadi pertimbangan serius."
Mengisi Celah Pengetahuan bagi Perempuan yang Menopause Lebih Awal
Sebelum studi ini, sebagian besar riset tentang terapi hormon dan risiko kanker payudara berfokus pada perempuan pascamenopause di usia lanjut. Temuan terbaru dari NIH ini memberikan landasan penting bagi perempuan yang mengalami menopause lebih awal atau memiliki kondisi medis tertentu yang memerlukan terapi hormon sejak usia muda.
"Ini bukan tentang menakut-nakuti, tapi tentang memberi informasi lengkap dan akurat, agar perempuan bisa membuat keputusan kesehatan yang paling tepat untuk dirinya sendiri," tegas Katie O’Brien.
Apa yang Bisa Dilakukan Perempuan?
Jika kamu berusia di bawah 55 tahun dan sedang mempertimbangkan terapi hormon, ada beberapa hal penting yang bisa dilakukan:
- Diskusikan pilihan terapi secara mendalam dengan dokter.
- Pertimbangkan riwayat keluarga dan status kesehatan reproduksi.
- Minta evaluasi risiko kanker secara menyeluruh, termasuk skrining jika diperlukan.
Jangan ragu untuk meminta pendapat kedua atau konsultasi dengan ahli endokrinologi atau onkologi, terutama jika memiliki faktor risiko tambahan.
Terapi hormon bukanlah keputusan yang bisa disamaratakan. Setiap perempuan memiliki riwayat kesehatan dan kebutuhan yang berbeda, dan pendekatan personal adalah kunci untuk menjaga kesehatan secara menyeluruh — baik secara fisik, hormonal, maupun emosional.
Baca Juga: Mengenal Mastektomi, Pengobatan Kanker Payudara yang Dilakukan Jessie J
(*)