Denmark Wajibkan Perempuan Ikut Wamil Mulai 2025, Upaya Merespons Ancaman Global

Arintha Widya - Rabu, 2 Juli 2025
Wajib militer untuk perempuan Denmark sebagai respons keamanan global.
Wajib militer untuk perempuan Denmark sebagai respons keamanan global. stigalenas

Perluasan Kapasitas dan Tantangan Kesiapan

Saat ini, Denmark memiliki sekitar 9.000 tentara profesional. Dengan reformasi ini, pemerintah menargetkan 6.500 peserta wajib militer per tahun pada 2033, naik dari 4.700 tahun lalu. Jumlah tersebut akan terus ditingkatkan seiring dengan perpanjangan masa dinas dari empat bulan menjadi sebelas bulan—terdiri dari lima bulan pelatihan dasar dan enam bulan dinas aktif.

Namun, pelibatan perempuan dalam jumlah lebih besar menghadirkan tantangan tersendiri. Dari perlengkapan militer yang tidak sesuai ukuran hingga kurangnya fasilitas barak, banyak hal yang harus dibenahi.

"Sekarang ini, perlengkapan seperti ransel dan seragam masih dirancang untuk laki-laki," kata Katrine. "Perlu ada penyesuaian agar lebih cocok untuk perempuan."

Rikke Haugegaard, peneliti dari Royal Danish Defense College, juga mengingatkan potensi masalah seperti kekurangan infrastruktur dan risiko pelecehan seksual. "Kami akan membangun banyak fasilitas baru dalam satu atau dua tahun ke depan. Ini akan menjadi proses bertahap," ujarnya dikutip dari AP News.

Wajib Militer yang Setara Gender

Denmark bukan negara Nordik pertama yang menerapkan wajib militer setara gender. Norwegia telah mewajibkan dinas militer untuk laki-laki dan perempuan sejak 2013, sementara Swedia menyusul pada 2017 dengan alasan serupa lantaran memburuknya situasi keamanan di Eropa.

Meski begitu, tak semua calon peserta antusias. "Beberapa mungkin kecewa ketika terpilih, tapi ada juga yang terkejut karena ternyata mereka menyukainya lebih dari yang mereka bayangkan," kata Anne Sofie, rekan Katrine dalam kelompok relawan wajib militer.

Reformasi ini menunjukkan keseriusan Denmark dalam memperkuat pertahanannya melalui pelibatan aktif seluruh warganya, tanpa memandang gender. Di tengah tantangan global yang terus berkembang, keputusan untuk mewajibkan dinas militer bagi perempuan menjadi langkah strategis untuk memastikan kesiapsiagaan nasional—sekaligus menandai era baru kesetaraan dalam sektor pertahanan.

Baca Juga: Rosita Aruan: Kubur Mimpi Jadi Polwan karena Tinggi Badan, Tapi Berhasil Jadi Tentara AS

(*)

Sumber: Reuters,AP NEWS
Penulis:
Editor: Arintha Widya