11 Kalimat yang Sopan untuk Menolak Tambahan Pekerjaan Tanpa Drama

Arintha Widya - Senin, 30 Juni 2025
Kalimat untuk menolak beban pekerjaan tambahan.
Kalimat untuk menolak beban pekerjaan tambahan. KittisakJirasittichai

Parapuan.co - Banyak yang masih percaya bahwa pekerjaan 9-to-5 adalah bentuk stabilitas finansial. Tapi kenyataannya, bagi banyak pekerja, gaji bulanan tetap belum cukup untuk hidup nyaman, apalagi untuk terus memberi kinerja terbaik dan maksimal. Di tengah tekanan untuk terus produktif, muncul kebutuhan mendesak untuk menjaga diri dari burnout.

Di sinilah orang-orang cerdas tahu kapan harus berkata tidak, menolak beban pekerjaan tambahan dengan cara yang tetap sopan dan profesional. Mereka bukan pemalas. Justru, mereka sering dikenal sebagai karyawan andalan yang selalu bisa diandalkan.

Tapi ketika perusahaan mulai memanfaatkan loyalitas dan kinerja karyawan seperti itu, mereka pun belajar untuk menetapkan batas. Pasalnya, di dunia kerja modern, menjadi terlalu baik bisa berarti menjadi sasaran empuk untuk beban kerja yang terus bertambah.

Berikut 11 kalimat yang biasa kamu gunakan untuk menolak tambahan tugas tanpa menyinggung siapa pun, dan tetap menjaga harga diri mereka, sebagaimana mengutip Your Tango!

1. “Saya ingin membantu, tapi saat ini pekerjaan saya sudah cukup penuh.”

Kalimat ini terdengar sopan, tapi punya makna tegas. Banyak karyawan merasa tidak punya pilihan selain menerima tugas tambahan, terutama di tengah kondisi pasar kerja yang tidak stabil. Namun, karyawan cerdas paham bahwa menolak secara halus bukanlah dosa. Mereka tahu bahwa mencari dan melatih karyawan baru jauh lebih mahal bagi perusahaan daripada menjaga mereka yang sudah ada.

2. “Saya cek jadwal dulu ya, nanti saya kabari.”

Ini adalah kalimat penunda yang sering jadi jalan keluar untuk mencari alasan tepat menolak dengan sopan. Kadang, yang dibutuhkan hanya jeda untuk berpikir dan mengambil jarak sebelum berkata tidak. Lagi pula, perusahaan sering kali tidak memberikan kompensasi yang setara dengan kerja ekstra yang diminta.

3. “Saya rasa saya bukan orang terbaik untuk tugas ini, tapi saya bisa bantu dengan cara lain.”

Baca Juga: Ciri-Ciri Atasan Red Flag yang Perlu Diwaspadai Karyawan, Seperti Apa?

Menolak langsung bisa terasa menantang, tapi kalimat ini menawarkan alternatif. Alih-alih menolak mentah-mentah, orang cerdas memberi solusi lain yang tetap menunjukkan niat baik. Menurut penelitian, banyak orang terlalu khawatir dengan reaksi orang lain saat menolak, padahal kebanyakan orang bisa menerima kejujuran selama disampaikan dengan tepat.

4. “Saya akan pertimbangkan lagi di lain waktu.”

Ini adalah versi sopan dari, “Saya ingin menghindari ini selama mungkin.” Banyak karyawan tidak nyaman menolak permintaan langsung, apalagi dari atasan. Padahal, menurut survei, hampir setengah dari populasi adalah people pleaser—terlalu ingin menyenangkan orang lain meski merugikan diri sendiri.

5. “Itu di luar lingkup kerja saya saat ini, tapi saya bisa bantu diskusi ide.”

Kalimat ini menegaskan batas profesional yang sehat. Banyak atasan menambah beban kerja tanpa melihat relevansi dengan deskripsi pekerjaan. Dengan mengatakan ini, kamu tetap bersikap kooperatif namun menjaga batas agar tidak terus dimanfaatkan.

6. “Saat ini saya cukup kewalahan. Mungkin ada yang lain yang bisa bantu?”

Kalimat ini adalah bentuk minta tolong yang menyelamatkan mentalmu. Kita terlalu sering merasa bersalah karena menolak atau membebani orang lain. Padahal, mengambil semua beban sendiri justru bisa menghancurkan kesehatan mental dan fisikmu.

Menurut psikolog klinis Dr. Monica Vermani, stres kerja yang kronis dapat menyebabkan kelelahan, tekanan darah tinggi, insomnia, bahkan meningkatkan risiko diabetes tipe 2. Maka, menjaga diri sendiri bukan egois—tapi bentuk tanggung jawab jangka panjang.

7. “Saya khawatir justru akan memperlambat pekerjaan ini. Mungkin ada orang lain yang lebih cocok?”

Baca Juga: 8 Cara Mengelola Beban Kerja Saat Deadlines Menumpuk di Akhir Tahun

Alih-alih menolak langsung, kamu bisa mengarahkan kembali beban kerja pada orang lain yang lebih kompeten. Ini juga cara cerdas untuk menolak pekerjaan yang sebenarnya di luar kemampuan atau bukan tanggung jawabmu, tanpa membuat atasan merasa tersinggung.

Data menunjukkan bahwa rata-rata pekerja melakukan lembur tak dibayar hingga 9 jam seminggu. Jadi wajar jika ada kalanya kamu merasa harus menarik garis batas.

8. “Saya belum bisa ambil ini sekarang, tapi beri tahu saya jika bisa bantu dengan cara lain.”

Kalimat ini tetap menyampaikan niat baik tapi dengan batas waktu dan kapasitas. Sering kali, manajer tidak sadar betapa banyak pekerjaan yang sudah ditanggung oleh bawahannya. Dan tanpa kejelasan, beban itu terus bertambah—hingga burnout tak terhindarkan.

Menurut riset psikologi sosial, rasa tidak dihargai di tempat kerja lebih memicu agresi dibanding rasa tidak disukai. Maka, komunikasi yang tegas dan jujur bisa jadi penyelamat suasana kerja.

9. “Kalau ini darurat, mungkin lebih baik ditugaskan ke yang sedang tersedia.”

Langsung dan tegas, tapi tetap profesional. Banyak karyawan menunda penolakan karena takut dianggap tidak kooperatif. Padahal, menolak dengan alasan yang jelas bisa membantu tim lebih cepat menemukan solusi lain.

Lagipula, sangat jarang perusahaan memecat karyawan bernilai hanya karena menolak tugas tambahan yang tidak wajar. Mereka yang tahu batas justru dihargai karena menjaga efisiensi tim.

10. “Saya tidak bisa ambil tugas itu hari ini.”

Baca Juga: 15 Perusahaan Ini Tawarkan Pekerjaan Jarak Jauh Plus Tunjangan Jalan-Jalan

Sesederhana itu. Kamu tidak perlu selalu punya alasan yang panjang. Kalimat ini efektif untuk melatih keberanian berkata tidak, apalagi jika kamu terbiasa mengambil beban demi menghindari konflik.

Ingat, menolak bukan berarti gagal. Justru mereka yang tahu kapasitas dirinya akan bertahan lebih lama, lebih sehat, dan lebih stabil di dunia kerja yang menuntut.

11. “Saat ini saya sedang fokus pada prioritas yang lebih mendesak.”

Kalimat ini menegaskan bahwa kamu tahu apa yang harus didahulukan. Pekerja bukanlah mesin atau kloningan. Mereka tidak bisa mengerjakan tiga pekerjaan sekaligus hanya karena perusahaan kekurangan staf.

Sayangnya, banyak pekerja masih takut membuat bos kecewa. Padahal, dalam banyak kasus, mereka tidak akan mendapat apresiasi lebih meski sudah bekerja di luar batas. Maka, lebih baik fokus pada yang penting, daripada mengorbankan semuanya untuk hal yang tak sepadan.

(*)

Sumber: Your Tango
Penulis:
Editor: Arintha Widya