Seberapa Penting Perempuan Melakukan Vaksin HPV? Ini Jawabannya!

Saras Bening Sumunar - Selasa, 24 Juni 2025
Pentingnya vaksin HPV untuk mencegah kanker serviks.
Pentingnya vaksin HPV untuk mencegah kanker serviks. Freepik

Parapuan.co - Kanker leher rahim atau yang lebih dikenal dengan kanker serviks adalah kondisi terdapatnya pertumbuhan sel-sel ganas pada area leher rahim yang tidak terkedali.

Kanker yang sering menyerang perempuan ini 90 persen disebabkan oleh inveksi Human Papilloma Virus (HPV). Menjadi salah satu golongan kanker ganas, kanker serviks rupanya bisa dicegah dengan melakukan vaksinasi HPV.

Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Republik Indonesia saat ini bahkan terus melakukan akselerasi program vaksinasi HPV nasional demi menekan kematian akibat kanker serviks.

Upaya percepatan vaksinasi kanker serviks ini terus dilakukan, mengingat penyakit satu ini menjadi salah satu penyebab utama kematian perempuan di Indonesia.

"Kanker serviks adalah kanker pembunuh kedua untuk perempuan Indonesia setelah kanker payudara," ujar Budi Gunadi Sadikin.

Ia juga menyebut bahwa setidaknya, setiap 25 menit ada satu perempuan Indonesia meninggal akibat kanker serviks. Fakta inilah yang akhirnya mendorong pemerintah untuk bergerak cepat menyelamatkan jutaan nyawa perempuan Indonesia.

Di sisi lain, masih banyak masyarakat yang belum tahu tentang apa itu vaksin HPV dan seberapa penting melakukannya. Oleh karena itu, berikut PARAPUAN merangkum sederet informasi terkait vaksin HPV.

1. Apa Itu Vaksin HPV?

Merujuk dari laman resmi Kemenkesvaksin HPV merupakan vaksin yang diberikan untuk melindungi perempuan dari risiko terinfeksi virus HPV, penyebab utama kanker leher rahim atau serviks.

Baca Juga: Wacana Vaksin HPV Gratis Pada 2027 untuk Perempuan Usia 20an, Kenapa Tidak Sekarang?

Namun, pemberian vaksin saja tidak cukup untuk mencegah kanker serviks, jika tidak disertai dengan edukasi perilaku serta informasi yang komprehensif mengenai skrining, diagnosis, dan tata laksana penyakit ini. 

Dengan melakukan vaksin HPV, setidaknya kanker serviks pada perempuan bisa ditekan menjadi empat per 100.000 penduduk per tahun pada tahun 2030. Sasaran utama program akselerasi vaksin HPV ini adalah anak perempuan pada rentang usia 9-14 tahun.

Cakupan program imunisasi HPV yang luas akan menjadi kunci keberhasilan dalam upaya mengurangi beban penyakit, serta melindungi generasi mendatang dari risiko masalah kesehatan serius.

2. Upaya Skrining dan Vaksinasi

Komponen penting dalam pencegahan kanker leher rahim adalah skrining. Melalui skrining, kita dapat mengidentifikasi penyakit ini lebih awal serta memberikan penanganan yang tepat.

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) merekomendasikan vaksin HPV diberikan pada anak perempuan mulai usia 9 tahun dengan dosis sebagai berikut:

Anak dan Remaja

- Satu atau dua dosis dalam selang waktu 6-12 bulan bagi anak usia 9-14 tahun.

Baca Juga: Data Dunia, Cakupan Vaksin HPV Meningkat Namun Imunisasi Anak Mandek

- Satu atau dua dosis dalam selang waktu 6 bulan bagi remaja usia 15-20 tahun.

Dewasa

- Dua dosis dalam selang waktu 6 bulan bagi perempuan berusia di atas 21 tahun.

Meski demikian, WHO juga menjelaskan bahwa pemberian vaksin HPV tidak disarankan bagi perempuan berusia di atas 26 tahun. Walaupun, ada pula perempuan dalam rentang usia 27-45 tahun yang meminta rekomendasi dokter untuk melakukan vaksinasi HPV.

Sayangnya, manfaatnya tidak sebesar perempuan berusia di bawah 26 tahun, karena biasanya mereka sudah terpapar virus HPV. Selain kelompok usia di atas, kelompok ini juga tidak disarankan untuk mendapatkan vaksin HPV, yaitu:

  • Pernah mengalami reaksi alergi yang serius, terhadap vaksin HPV atau kandungan yang terdapat dalam vaksin. 

  • Memiliki alergi pada ragi (Gardasil dan Gardasil 9).

  • Sedang hamil

  • Sedang mengalami sakit yang cukup serius. Vaksinasi aman dilakukan pada orang yang tidak mengalami demam walaupun ada sedikit batuk dan pilek.

3. Prosedur Mendapatkan Vaksin HPV

Vaksinasi HPV tidak bisa dilakukan kapan saja oleh siapa saja. Berikut adalah prosedur untuk mendapatkan vaksin HPV

Konsultasikan terlebih dahulu kepada dokter kandungan atau tenaga kesehatan mengenai penjadwalan dan vaksin yang cocok untuk penerima.

- Dokter akan mengecek riwayat kesehatanmu, termasuk ada tidaknya alergi serta riwayat kehamilan.

- Setelah itu, dokter akan menentukan dosis yang tepat dan aman, serta melakukan penjadwalan vaksinasi HPV. 

Baca Juga: Skotlandia Laporkan Nol Kasus Kanker Serviks pada Perempuan yang Sudah Vaksin HPV

(*)

Sumber: Kemenkes RI
Penulis:
Editor: Kinanti Nuke Mahardini