Parapuan.co - Sampah sudah jadi masalah klasik yang terus membayangi kehidupan sehari-hari. Di kota-kota besar, tumpukan sampah di tempat pembuangan akhir tak hanya merusak pemandangan, tetapi juga menjadi ancaman kesehatan dan lingkungan.
Sebenarnya, banyak dari sampah yang bisa diolah, didaur ulang, atau dimanfaatkan kembali. Penting untuk diingat bahwa pada dasarnya, pengolahan sampah bukan sekadar urusan pemerintah atau petugas kebersihan.
Proses pengolahan sampah adalah tanggung jawab bersama, terutama dari rumah, melalui hal kecil yang kita lakukan setiap hari. Kesadaran ini penting karena pengelolaan sampah yang buruk akan berdampak panjang pada pencemaran lingkungan, perubahan iklim, bahkan krisis kesehatan masyarakat.
Untuk menjawab tantangan ini, lahirlah berbagai inisiatif berbasis masyarakat dan teknologi, salah satunya adalah INGRAM, sebuah bisnis sosial yang dipelopori oleh perempuan inspiratif, Fei Febri. Ia percaya bahwa perubahan bisa dimulai dari perempuan, termasuk dalam upaya pengolahan sampah.
Berikut PARAPUAN merangkum perjalanan Fei Febri bersama INGRAM dalam upaya pengolahan sampah.
Mengenal Apa Itu INGRAM
PT Inovasi Gerakan Masyarakat (INGRAM) adalah sebuah bisnis sosial yang bergerak di bidang pengelolaan sampah secara menyeluruh dari edukasi, pengumpulan, pengolahan, hingga distribusi material daur ulang.
Didirikan oleh Fei Febri pada tahun 2019, INGRAM hadir sebagai solusi atas kompleksitas pengelolaan sampah di Indonesia yang selama ini cenderung dipandang sebelah mata. Fei memulai bisnis pengolahan sampah ini dengan mengedukasi masyarakat.
Sayangnya, proses dalam mengedukasi masyarakat terkait pengolahan sampah tidak berjalan dengan mulus. Fei bahkan harus menghadapi berbagai tantangan yang kompleks.
Baca Juga: Viral Mahasiswi Timbun Sampah di Kos-Kosan, Ini Perawatan untuk Hoarding Disorder
"Pada saat mengedukasi masyarakat tentang pengelolaan sampah, pemilahan sampah, ternyata itu berat sekali. Padahal, saya melihat ada potensi besar apabila kita memilah dan mengelola sampah dengan baik" ujar Founder & CEO PT. Inovasi Gerakan Masyarakat (INGRAM) dalam wawancara online bersama PARAPUAN pada Selasa (17/6/2025).
Sistem Terintegrasi dari Rumah ke Industri Daur Ulang
Lewat INGRAM, Fei berusaha membangun ekosistem pengelolaan sampah yang menyatu dari hulu ke hilir melalui beberapa cara, seperti edukasi pada masyarakat hingga memilah sampah yang bisa didaur ulang dan bermanfaat kembali.
"Nah, kami mengedukasi masyarakat supaya pilih sampah juga mengintegrasikannya dengan teknologi-teknologi pengelolaan sampah," ujar Fei Febri.
"Ujungnya, kita bisa menghasilkan produk yang bermanfaat dan digunakan kembali," imbuhnya. Bisa diartikan bahwa, INGRAM memberikan pelatihan dan kampanye tentang pemilahan sampah dari sumbernya, seperti rumah tangga, sekolah, hingga komunitas.
Sampah yang sudah dipilah bisa disalurkan ke Tempat Pembuangan Sampah (TPS), Tempat Pembuangan Sampah Terpadu (TPST), Tempat Pengolahan Sampah dengan prinsip Reduce, Reuse, Recycle, juga bank sampah.
Pemilahan yang lebih detail akan membuat pengolahan lebih efisien. Sampah organik diolah menjadi kompos menggunakan teknologi maggot farm dan biogas. Sedangkan, sampah anorganik disalurkan ke industri daur ulang, dan residu yang tak bisa didaur ulang diolah dengan teknologi ramah lingkungan seperti RDF (Refused Derived Fuel).
Sejak berdiri, INGRAM telah berhasil mengelola lebih dari 9.700.000 kilogram atau setara dengan 9.700 ton sampah dari berbagai kota.
Walaupun jumlah ini masih kecil jika dibandingkan total sampah harian secara nasional, Fei percaya angka ini akan terus bertambah seiring bertambahnya mitra, wilayah, dan dukungan masyarakat.
"Sejak berdiri, kami telah mengurangi, mendahul ulang, dan juga mengolah atau memproses sekitar 9.700.000 kilogram. Ini setara dengan 9.700 ton sampah. Angka ini memang masih kecil kalau dibanding dengan sampah yang dihasilkan setiap harinya. Tapi kami percaya angka ini akan terus bertambah, seiring bambahnya mitra, program, dan wilayah kerja kami," jelas Fei.
Bangga Jadi Tukang Sampah
"Saya seringkali memanggil diri saya ini tukang sampah sebagai profesi. Dan saya bangga karena misalnya se-Indonesia enggak ada yang menjadi tukang sampah. Terus siapa yang mengurus sampah kita?," jelasnya.
Menurut Fei, tukang sampah merupakan profesi yang mulia. Dalam pandangannya, jika seluruh masyarakat Indonesia tidak ada yang bersedia menjalani profesi tersebut, maka akan terjadi krisis lingkungan yang sangat serius karena tidak ada pengelola sampah kita semua.
Ungkapan tersebut menjadi refleksi tentang pentingnya menghormati pekerjaan yang selama ini kerap dipandang rendah oleh sebagian masyarakat.
Baca Juga: Ini 3 Perempuan Inspiratif Menurut Wamendikti Stella Christie
(*)