6 Tren Skincare yang Viral di Kalangan Gen Z dan Mileninial, Apa Saja?

Saras Bening Sumunar - Rabu, 18 Juni 2025
Tren skincare dikalangan Gen Z dan Milenial.
Tren skincare dikalangan Gen Z dan Milenial. Freepik

Parapuan.co - Industri kecantikan kian berkembang dengan kecanggihan teknologi dan perkembangan informasi yang turut memengaruhi inovasi produk. Sering menjadi pertanyaan, sebenarnya apa tren produk perawatan kulit yang akan viral dalam 3 hingga 5 tahun ke depan?

Menjawab hal tersebut, Populix, perusahaan riset berbasis teknologi asal Indonesia, mengungkap enam inovasi produk perawatan kulit (skincare) yang diperkirakan masih akan populer di masa depan, menurut generasi milenial dan Z.

Tren-tren ini berpusat pada kebutuhan gaya hidup anak muda yang ingin serba praktis, persona lebih kritis, sadar akan lingkungan, serta perkembangan teknologi Artificial Intelligence (AI).

Indah Tanip, selaku VP of Research Populix menjelaskan bahwa produk skincare bukan hanya mengikuti perkembangan zaman, baik secara teknologi dan klinis, tetapi juga memenuhi aspek etis dan ekologis.

"Produk skincare kini tak hanya diharapkan mengikuti perkembangan teknologi dan klinis, namun juga dapat memenuhi aspek etis dan ekologis seperti gaya hidup vegan dan sustainable living," ujar Indah Tanip.

Berikut penelitian terbaru Populix tentang enam tren skincare yang dirasa tetap akan dicari beberapa tahun ke depan, khususnya bagi para konsumen muda: 

1. Produk dengan Formula Vegan dan Cruelty-Free (11%)

Tren pertama adalah produk perawatan kulit yang tidak mengandung bahan
hewani dan tidak diuji pada hewan, sejak dari penyediaan bahan baku hingga
menjadi produk akhir.

Tren ini sangat dipengaruhi oleh gaya hidup vegan, yang menghindari semua produk hewani termasuk telur, susu, madu, bahkan bahan-bahan seperti gelatin. Selain itu, meningkatnya kesadaran masyarakat terhadap kesejahteraan hewan juga turut andil dalam tren ini.

Baca Juga: Ini Alasan Perawatan Kecantikan Collagen Stimulator Berbahan PDO Lebih Disukai

2. Produk Mengandung Bahan Fermentasi dan Probiotik (15%)

Bahan fermentasi dan probiotik dikenal memiliki manfaat signifikan bagi kesehatan. Tak hanya menyehatkan dari dalam, produk ini pun juga memiliki manfaat bagi kulit.

Beberapa di antaranya adalah memperkuat lapisan kulit dan mengurangi jerawat hingga peradangan. Uniknya tren ini cenderung lebih populer di kalangan laki-laki dan konsumen yang tinggal di Pulau Sumatera.

3. Skincare yang Didukung Artificial Intelligence (22%)

Perkembangan pesat teknologi kecerdasan buatan (AI) memberi dampak dalam
berbagai lini kehidupan, industri perawatan kulit pun tak ketinggalan.

AI akan berperan penting dalam menghadirkan pengalaman yang lebih consumer centric, mulai dari analisa kulit dan rambut personal hingga peracikan produk skincare sesuai kebutuhan, juga mencoba makeup secara virtual.

4. Produk Berbasis Sains dan Dermatologi (26%)

Konsumen kini lebih kritis terhadap apa yang mereka konsumsi sehari-hari,
termasuk penggunaan produk perawatan kulit. Konsumen muda cenderung memilih produk perawatan yang didukung temuan saintifik dari uji laboratorium dan ahli dermatologi, dibanding produk berbasis mitos dan kepercayaan.

Baca Juga: Tren Cherry Blush dan Teknik Mengaplikasikan Perona Pipi Seindah Sakura

5. Hybrid Skincare (37%)

Kepraktisan kombinasi produk skincare dan make up jadi solusi bagi generasi muda yang dituntut lebih sat-set. Pasalnya mereka bisa menghemat waktu berdandan sebelum pergi keluar rumah, tanpa kompromi terhadap kesehatan kulit.

Beberapa di antaranya adalah foundation dengan kandungan SPF untuk menghalau sinar UV, lipstick yang menjaga kelembaban bibir, blush on dengan kandungan niacinamida, hingga bronzer dengan manfaat berbagai minyak esensial.

6. Clean Beauty (54%)

Terakhir dan paling populer adalah tren produk yang menonjolkan bahan natural minim zat kimia. Bahan-Bahan hijau ini dipilih karena dinilai lebih ramah lingkungan dan berdampak paling minim pada lingkungan.

Tren ini sangat digemari oleh kaum milenial khususnya perempuan, seiring popularitas gaya hidup sustainable living beberapa tahun terakhir.

Mayoritas responden berpendapat bahwa tren ini masih akan populer beberapa tahun ke depan, melihat terus meningkatnya kesadaran ekologis di masyarakat.

"Meskipun di masa depan tren bisa saja berubah, temuan Populix merefleksikan sebuah pola bahwa pengguna skincare dari generasi milenial dan Z lebih kritis dengan produk yang saat ini dan akan dipakai," ujar Indah.

"Mereka tidak sekadar ikut-ikutan saja. Karena itu kami merasa para pelaku bisnis skincare harus terus melek terhadap tren masa kini dalam berinovasi. Agar produk yang dikembangkan tetap relevan bagi para konsumennya, tak hanya dari sisi teknologi, tetapi juga aspek emosional," pungkasnya.

Baca Juga: Panduan Makeup untuk Perempuan Usia 30an, Fokus pada Kecantikan Alami

(*)