Parapuan.co - Kawan Puan, di era digital saat ini, media sosial telah menjadi panggung utama bagi siapa saja yang ingin membangun karier profesional. Tak hanya perusahaan besar seperti Apple dengan slogan “Think Different” atau Nike dengan “Just Do It” yang mampu memikat perhatian lewat branding yang kuat—individu pun kini dituntut untuk membangun personal brand yang kuat dan autentik.
Menurut Sean Gresh, dosen di program Master of Science in Corporate and Organizational Communication di Northeastern University seperti mengutip Northeastern University, "Personal branding adalah cerita seseorang." Kalimat sederhana ini menyiratkan bahwa setiap profesional memiliki narasi unik yang bisa ditampilkan kepada dunia.
Apa Itu Personal Branding?
Personal brand adalah cerminan dari siapa diri kamu, nilai-nilai yang kamu junjung, keahlian yang kamu kuasai, serta caramu mengekspresikan semuanya kepada publik. Layaknya branding perusahaan yang bertujuan menarik pelanggan dan membedakan diri dari pesaing, personal branding membantu individu menampilkan identitas unik mereka kepada calon pemberi kerja atau klien.
Gresh menambahkan, "Personal branding mencerminkan siapa kamu dan bagaimana kamu ingin dikenali. Ini tentang membentuk persepsi yang konsisten, bukan hanya soal memoles citra."
Dalam konteks ini, personal brand bukan hanya “nice to have”—melainkan sudah menjadi ekspektasi, terutama di platform seperti LinkedIn, Instagram, atau bahkan TikTok yang kini ramai digunakan oleh para profesional muda.
Mengapa Personal Branding Penting?
Personal brand yang kuat dapat membuka berbagai peluang, mulai dari undangan wawancara, kolaborasi profesional, hingga penawaran proyek atau pekerjaan. Dalam proses rekrutmen, manajer perekrutan sering kali mempertimbangkan citra digital kandidat sebagai bagian dari penilaian.
"Personal branding membantu menyampaikan kekuatanmu, membangun reputasi, menumbuhkan kepercayaan, dan menunjukkan nilai unik yang bisa kamu tawarkan," ujar Gresh.
Baca Juga: Ini Pentingnya Membangun Personal Branding Profesional Muda Melalui LinkedIn
Hal ini juga penting bagi mereka yang ingin beralih karier. Dengan brand pribadi yang terarah, seseorang bisa menjelaskan alasan peralihan bidang secara meyakinkan dan menunjukkan keterampilan yang bisa ditransfer ke industri baru.
Cara Membangun Personal Brand di Media Sosial
Berikut ini beberapa langkah konkret untuk membangun dan memperkuat personal brand image secara digital:
1. Kenali Dirimu Terlebih Dahulu
Cermati kekuatan dan kelemahanmu. Apa yang membuatmu bersemangat? Proyek seperti apa yang bisa kamu kerjakan berjam-jam tanpa merasa lelah? Jawaban atas pertanyaan-pertanyaan ini akan membantumu menentukan pesan utama dari brand pribadimu.
2. Tentukan Citra yang Ingin Dibentuk
Tidak hanya tentang siapa dirimu sekarang, tetapi juga siapa kamu di masa depan. Visualisasikan di mana kamu ingin berada dalam 5-10 tahun ke depan. Personal brand-mu seharusnya menjadi jembatan menuju visi tersebut.
3. Kenali Audiens
Apakah kamu ingin dikenal oleh HRD, profesional di industri tertentu, atau calon klien? Jika ya, maka LinkedIn adalah tempat ideal. Namun, bila kamu seorang desainer, misalnya, media seperti Instagram atau portofolio pribadi bisa lebih efektif untuk menampilkan karyamu.
Baca Juga: Cara Mewujudkan Ide Usaha Fashion, Kuncinya Menentukan Target Audiens
4. Ikuti dan Pelajari Para Ahli di Bidang Terkait
"Cari tahu siapa saja tokoh berpengaruh di bidang yang kamu minati. Jangan hanya mengikuti mereka, tapi pelajari pola komunikasi mereka. Tiru, lalu buat versi yang lebih baik," saran Gresh.
5. Siapkan Elevator Pitch
Elevator pitch adalah gambaran singkat (30–60 detik) tentang siapa kamu, apa keahlianmu, dan tujuan kariermu. Frank Cutitta, pendiri Center for Global Branding, menyarankan agar pitch ini ringkas namun penuh makna. "Gunakan cerita-cerita kecil yang menampilkan sisi terbaikmu," katanya.
6. Aktif di Media Sosial dan Komunitas Profesional
Bangun kehadiran online yang konsisten dan bernilai. Bagikan pemikiran, pengalaman, atau tips dari bidangmu. Hal ini akan memperkuat persepsi sebagai seseorang yang kompeten dan aktif berkontribusi.
7. Minta Rekomendasi dari Rekan Profesional
Testimoni dari mantan atasan, rekan kerja, atau mentor bisa menambah kredibilitasmu. LinkedIn sangat ideal untuk ini. Selain membangun kepercayaan, rekomendasi juga bisa menarik perhatian perekrut.
8. Kembangkan Portofolio Digital
Baca Juga: Cara Membuat Portofolio di LinkedIn untuk Menarik Perhatian Rekruter
Apapun profesimu, apakah itu penulis, pengembang perangkat lunak, desainer, atau konsultan, pastikan kamu punya "jejak digital" yang mencerminkan kompetensimu. Blog pribadi, akun GitHub, atau galeri visual bisa memperkuat narasi brand.
9. Jaga Konsistensi Cerita di Semua Platform
Meskipun kamu hadir di berbagai platform, pastikan pesan, nilai, dan gaya komunikasimu konsisten. Keaslian dan konsistensi adalah kunci utama dalam membangun personal brand yang dipercaya.
Di tengah dunia kerja yang kompetitif dan serba digital, personal branding bukan lagi sekadar pilihan. Ini adalah alat strategis untuk menonjolkan keunikanmu, membuka peluang, dan membentuk persepsi yang positif di mata profesional lain.
Sebagaimana Gresh menyimpulkan, "Personal brand adalah kisah yang hanya bisa kamu ceritakan. Jika tidak menceritakannya dengan baik, orang lain akan menafsirkannya sesuka mereka."
Jadi, daripada membiarkan narasimu ditulis orang lain, lebih baik ambil kendali dan mulai membangun personal brand kamu hari ini dengan satu unggahan bermakna dalam satu waktu.
(*)