Parapuan.co - Bagi banyak perempuan, menjelang datang bulan sering kali menjadi masa yang penuh tantangan emosional. Perubahan suasana hati yang tiba-tiba—mulai dari merasa bahagia di pagi hari, lalu marah atau sedih tanpa alasan jelas di sore harinya—bukan hal yang asing. Kondisi ini dikenal sebagai premenstrual syndrome (PMS), dan penyebab utamanya diyakini berkaitan erat dengan fluktuasi hormon.
PMS bukan hanya soal rasa nyeri atau perut kembung. Gejala emosional seperti kecemasan, mudah tersinggung, sedih, bahkan marah juga kerap muncul. Dalam beberapa kasus, kondisi ini bisa lebih berat, seperti premenstrual dysphoric disorder (PMDD), atau memperburuk gangguan psikologis yang sudah ada sebelumnya, seperti depresi atau gangguan kecemasan.
Maka dari itu, penting bagi perempuan untuk mengenali pola emosinya dan belajar mengelola suasana hati saat PMS datang. Bagaimana caranya? Simak uraian yang dikutip dari Healthline berikut ini!
1. Kenali Pola Emosimu Lewat Catatan Harian
Langkah pertama untuk mengelola mood saat PMS adalah mengenali pola gejalanya. Coba mulai mencatat emosi dan gejala fisik harian selama beberapa siklus menstruasi. Kamu bisa menggunakan aplikasi pelacak menstruasi atau membuat tabel sederhana sendiri.
Catatan ini tidak hanya membantumu memahami bahwa perubahan mood itu bukan karena "kamu terlalu sensitif", tapi memang berkaitan dengan siklus hormonal. Selain itu, catatan ini bisa menjadi bekal penting jika kamu memutuskan berkonsultasi dengan dokter.
2. Pertimbangkan Kontrasepsi Hormonal (Dengan Pertimbangan Matang)
Beberapa perempuan merasa terbantu dengan penggunaan pil KB atau metode kontrasepsi hormonal lainnya. Metode ini bisa membantu meredakan gejala fisik seperti nyeri dan bengkak, sekaligus memperbaiki suasana hati.
Namun, efeknya bisa berbeda-beda. Bagi sebagian orang, hormon tambahan justru bisa memperparah gejala emosional. Jika kamu ingin mencoba metode ini, diskusikan terlebih dahulu dengan tenaga medis dan bersiaplah bereksperimen untuk menemukan metode yang paling cocok.
Baca Juga: Selain karena Usia, Apa Penyebab Darah Menstruasi Semakin Sedikit?