Hari Keluarga Sedunia, Keluarga Jadi Kunci Bertahan dan Tumbuh di Masa Sulit

Arintha Widya - Kamis, 15 Mei 2025
Memahami pentingnya sebuah keluarga.
Memahami pentingnya sebuah keluarga. Johnce

Pentingnya Spiritualitas dan Kerja Tim dalam Keluarga

Dalam banyak kasus, ketahanan juga dipengaruhi oleh spiritualitas dan teladan dalam keluarga, seperti seorang nenek yang menjadi sumber kekuatan karena pengalamannya terdahulu. "Seorang ibu tunggal pernah berkata pada saya, 'Saya bicara pada Tuhan. Dia yang bantu keluarga kami melewati semuanya'," papar Dr. Walsh.

Ketahanan keluarga juga berdampak besar pada kesejahteraan tiap anggotanya. Dalam pendekatan sistem keluarga, kekuatan keluarga secara keseluruhan lebih besar dari sekadar jumlah kekuatan tiap individu. Dengan saling mendukung, setiap anggota keluarga bisa berkontribusi pada ketahanan bersama.

Anak-anak pun, misalnya, bisa ikut membantu dengan cara sederhana seperti menggambar, menyapu, atau menemani orang tua. "Kuncinya adalah semua punya peran. Ini kerja tim," ujar Dr. Walsh.

Bagi keluarga yang berpindah lintas budaya, keterbukaan menjadi modal penting untuk bertahan dan berkembang. Daripada hanya bergaul dengan komunitas sendiri, keluarga disarankan untuk mulai membuka diri, mengundang tetangga, atau sekadar berbincang dengan orang baru.

Namun, Dr. Walsh juga mengingatkan agar tidak memutus hubungan dengan akar budaya asal. "Seperti tanaman yang dipindahkan, jika dipisahkan dari akarnya, ia tak akan tumbuh. Kita harus membawa sebagian akar itu ke tempat baru," imbuhnya.

Fondasi Penting Tetap Komunikasi

Komunikasi pun menjadi fondasi penting dalam membangun ketahanan. Melalui aktivitas bersama, seperti memasak atau berjalan-jalan, orang tua bisa berdiskusi dengan anak-anak tentang pengalaman mereka. Bertanya seperti, “Apa yang kamu rasakan tadi?” atau “Apa yang membuatmu terkejut?” bisa mempererat hubungan dan memberi makna pada peristiwa sehari-hari.

Bahkan menyimpan kenang-kenangan atau bertukar hadiah bisa menjadi simbol kekuatan emosional keluarga. Dr. Walsh menambahkan, komunikasi juga berarti mengakui adanya penderitaan. Duduk bersama, memberikan kenyamanan, dan mendengarkan perasaan satu sama lain sama pentingnya dengan menyelesaikan masalah.

"Yang tak kalah penting adalah merayakan hal-hal kecil, tertawa bersama, dan menemukan kebahagiaan dalam kesederhanaan," ucapnya.

Pada akhirnya, yang membentuk ketahanan keluarga adalah sikap dan pandangan terhadap kehidupan, apakah kita melihat kesulitan sebagai beban yang melemahkan atau sebagai peluang untuk bertumbuh dan memperkuat ikatan.

Baca Juga: Catat, 7 Tips Berbagi Kebahagiaan Lebaran dengan Keluarga yang Jauh

(*)

Sumber: Psychology Today
Penulis:
Editor: Arintha Widya