10. Menggunakan MSG dan Kaldu Instan Berlebihan
Penggunaan MSG dan kaldu instan memang memberi rasa gurih instan, tetapi jika dikonsumsi berlebihan bisa berdampak buruk pada tekanan darah, fungsi ginjal, dan metabolisme. Anak-anak yang terbiasa dengan rasa gurih buatan juga bisa menjadi lebih pilih-pilih makanan.
Solusi: Buat kaldu sendiri dari tulang ayam, daging, atau sayuran. Tambahkan rempah dan bumbu dapur seperti bawang putih, kemiri, atau daun salam untuk memperkaya rasa. Gunakan sedikit garam laut atau garam himalaya sebagai pengganti MSG.
11. Memanaskan Nasi Berulang Kali
Nasi yang dipanaskan berulang kali tidak hanya kehilangan nutrisi, tetapi juga bisa mengandung bakteri Bacillus cereus, yang tahan panas dan menyebabkan diare serta muntah. Hal ini sering terjadi karena nasi dibiarkan terlalu lama di suhu ruang sebelum disimpan kembali.
Solusi: Panaskan nasi hanya satu kali dan dalam porsi secukupnya. Simpan sisa nasi di kulkas segera setelah agak dingin. Konsumsi maksimal dalam waktu 24 jam.
Baca Juga: Perempuan Hobi Memasak, Ketahui 5 Cara Tepat Memilih Udang Segar
12. Menggunakan Peralatan Aluminium yang Sudah Usang
Panci atau wajan aluminium yang sudah tergores atau aus bisa melepaskan partikel logam berat ke dalam makanan. Konsumsi dalam jangka panjang akan menyebabkan gangguan neurologis seperti Alzheimer.
Solusi: Ganti alat masak yang sudah tergores atau berubah warna. Pilih wajan stainless steel, enamel, atau besi cor (cast iron) yang lebih tahan lama dan aman. Perhatikan cara perawatan agar peralatan awet dan tidak cepat rusak.
13. Menyimpan Bumbu Dapur dalam Keadaan Terbuka
Bumbu seperti merica, ketumbar, atau kunyit bubuk mudah menyerap kelembapan dari udara tropis Indonesia. Hal ini bisa menyebabkan jamur, bau tengik, atau kehilangan rasa asli. Bumbu yang terkontaminasi bisa berbahaya jika dikonsumsi.
Solusi: Simpan bumbu dalam toples kaca atau plastik tertutup rapat. Letakkan di tempat kering dan sejuk, jauh dari kompor atau jendela. Gunakan sendok kering saat mengambil bumbu dan beri label tanggal pembelian untuk pemantauan kesegaran.
Menjadi perempuan Indonesia yang cerdas di dapur bukan hanya soal bisa membuat menu makanan lezat, tapi juga soal mampu membedakan tradisi yang bermanfaat dan kebiasaan yang perlu ditinggalkan. Kamu bisa tetap mempertahankan kelezatan masakan Nusantara tanpa mengorbankan aspek kesehatan dan keamanan.
Jadi, kebiasaan mana yang masih Kawan Puan lakukan di dapur? Mungkin sudah saatnya mulai mengubahnya hari ini.
(*)
Celine Night