Pada tahap awal ini, kamu mungkin merasa sulit mempercayai bahwa hubunganmu benar-benar telah berakhir. Ada kemungkinan kamu masih menunggu pesan dari mantan pasangan, berharap semuanya hanyalah kesalahpahaman yang bisa diperbaiki.
Menurut Cadmona A. Hall, otak kita cenderung menolak kenyataan yang menyakitkan sebagai bentuk pertahanan diri. Dalam tahap ini, perempuan sering kali mengalami kebingungan emosional dan merasa berada dalam mimpi buruk yang tak berujung.
2. Ledakan Emosi
Begitu kenyataan mulai terasa nyata, gelombang emosi bisa datang secara tiba-tiba dan intens. Kamu bisa merasa sangat marah terhadap mantan pasangan, terhadap dirimu sendiri, atau bahkan terhadap keadaan.
Emosi seperti sedih, kecewa, frustrasi, dan kehilangan bisa muncul bersamaan, menciptakan badai emosional yang sulit dijelaskan. Ini adalah momen di mana menangis berjam-jam atau merasa tersinggung oleh hal-hal kecil menjadi hal yang sangat umum.
3. Refleksi Diri
Setelah badai emosi sedikit mereda, kamu mulai masuk ke tahap di mana kamu mencoba memahami apa yang sebenarnya salah dalam hubungan itu. Dalam tahap ini, perempuan sering kali merenung secara mendalam dan bertanya:
"Apakah aku terlalu menuntut?", "Apa yang bisa kulakukan agar hubungan ini tetap berjalan?" atau "Mengapa aku tidak cukup baik untuknya?".
Baca Juga: Kenapa Perempuan Cepat Move On Setelah Putus Cinta? Ini Penjelasannya
Meskipun refleksi bisa membantu pertumbuhan pribadi, penting agar kamu tidak terjebak dalam menyalahkan diri sendiri secara berlebihan.
4. Penerimaan Perlahan
Seiring waktu, kamu mulai menyadari bahwa hidupmu tidak berakhir hanya karena hubungan itu berakhir. Kamu mulai bisa bangun pagi tanpa merasa hampa, kembali menikmati hal-hal yang dulu kamu sukai, dan merasa nyaman dengan kesendirian.
Tahap penerimaan ini tidak datang dalam sekejap, tapi bertumbuh secara perlahan dari hari ke hari, dari keputusan-keputusan kecil yang kamu ambil untuk memprioritaskan diri sendiri.
5. Kebangkitan dan Pemulihan Diri
Pada titik ini, kamu mulai merasakan kembali kekuatan yang pernah hilang. Kamu menyadari bahwa perpisahan bukan akhir dari segalanya, tapi bisa menjadi awal dari bab baru yang lebih sehat dan penuh makna.
Banyak perempuan pada tahap ini mulai mengejar impian yang sempat tertunda, membangun batasan yang lebih sehat, dan memulihkan kembali harga diri mereka yang sempat runtuh. Ini adalah masa ketika kamu tidak lagi didefinisikan oleh masa lalu, melainkan oleh keberanianmu untuk bangkit.
Baca Juga: Egoiskah Jika Memilih Putus Daripada Harus LDR? Ini Pertimbangannya
(*)