Salah satu tantangan besar dalam hubungan beda usia adalah menghadapi komentar negatif dari orang sekitar. Mulai dari tuduhan "hanya mengejar harta" hingga label seperti cougar untuk perempuan yang lebih tua.
Ada tiga strategi yang bisa digunakan untuk mengelola stigma ini:
- Passing: Berusaha tampil lebih sepadan dari segi gaya atau aktivitas.
- Lampooning: Menggunakan humor untuk meredakan ketegangan.
- Dismissing: Mengabaikan komentar negatif dan fokus pada kebahagiaan hubungan.
Yang terpenting, validasi hubungan tidak harus datang dari orang lain, tapi dari kepercayaan dan kenyamanan di antara dua orang yang menjalin ikatan. Dalam hal ini contohnya adalah Luna Maya dan Maxime Bouttier sendiri.
4. Kelola Dinamika Keuangan dan Kesehatan
Pasangan beda usia juga berpotensi menghadapi perbedaan kondisi finansial dan kesehatan. Salah satu pihak bisa jadi sudah mapan secara ekonomi atau lebih dulu memasuki fase pensiun. Diskusikan bagaimana kalian akan mengelola keuangan bersama, termasuk kemungkinan membuat perjanjian pranikah atau pascamenikah.
Selain itu, pertimbangkan juga skenario jika di masa depan muncul isu kesehatan terkait usia. Menyiapkan diri sejak awal bisa mencegah munculnya ketimpangan peran atau beban emosional.
5. Jaga Kehangatan dan Intimasi Emosional
Agar hubungan tetap dekat dan penuh makna, jangan abaikan kebutuhan untuk membangun keintiman emosional. Luangkan waktu berkualitas bersama, seperti kencan rutin atau berbagi cerita keseharian. Jika muncul kesulitan dalam komunikasi, jangan ragu mempertimbangkan konseling pasangan.
Dengan menerima perbedaan, memprioritaskan kebersamaan, dan menjaga komunikasi terbuka, hubungan beda usia bukan hanya mungkin bertahan, tapi juga bisa memberi kebahagiaan yang dalam.
Baca Juga: 7 Cara Komunikasi yang Bikin Hubungan dengan Pasangan Makin Hangat
(*)