Baca Juga: Laptop Locking dan Shutdown Tiba-Tiba Bisa Ganggu Produktivitas Kerja, Apa Penyebabnya?
Meskipun slow productivity awalnya dirancang untuk pekerja pengetahuan, prinsip ini bisa diterapkan siapa pun yang ingin menjaga kesehatan mental dan produktivitas jangka panjang. Beberapa langkah yang bisa kamu coba, misalnya:
1. Meninjau daftar tugas dengan memastikan kamu menjawab pertanyaan-pertanyaan berikut:
- Apakah tugas ini benar-benar penting?
- Jika tidak dilakukan, apa dampaknya?
- Apakah ini mendukung tujuan jangka panjang saya?
- Apakah ini waktu yang tepat untuk mengerjakannya?
Setelah memilah, buatlah rencana konkrit untuk mengurangi komitmen. Jika perlu, diskusikan dengan atasan untuk menyesuaikan prioritas kerja.
2. Sesuaikan ritme proyek untuk bisa memulainya perlahan, sehingga tidak langsung memperlambat prosesnya. Caranya:
- Catat waktu yang kamu butuhkan untuk menyelesaikan tugas.
- Tambahkan sedikit buffer waktu dalam setiap estimasi ke depan.
Misalnya, jika biasanya menulis artikel blog butuh empat jam, alokasikan lima atau enam jam ke depan. Lalu bertahap sampai bisa menggandakan durasi bila memungkinkan.
3. Ciptakan "musim" dalam pekerjaan, semisal jika kamu bisa mengambil cuti panjang setelah masa sibuk, ambil saja. Jika kamu seorang manajer, beri fleksibilitas kepada tim untuk istirahat setelah menyelesaikan proyek besar.
Manfaat Slow Productivity
Meskipun terdengar berlawanan dengan definisi produktivitas modern, slow productivity justru menawarkan banyak manfaat:
- Meningkatkan kualitas hasil kerja karena kamu punya cukup waktu untuk fokus dan berpikir mendalam.
- Mengurangi kesalahan akibat terburu-buru.
- Mencegah burnout dengan mengurangi beban informasi, gangguan, dan tekanan konstan.
- Memberi ruang untuk beristirahat dan berkembang sepanjang tahun.
Produktivitas tidak harus berarti bekerja lebih banyak dalam waktu lebih sedikit. Dengan mengikuti prinsip slow productivity, kamu bisa bekerja lebih cerdas, bukan lebih keras.
Baca Juga: Post Vacation Blues Libur Lebaran Bisa Berdampak Pada Produktivitas Perempuan Karier
(*)