Mengajarkan Anak Memilih Jalur Pendidikan Sesuai Kepribadian dan Passion

Arintha Widya - Jumat, 2 Mei 2025
Mengajarkan anak memilih jalur pendidikan sesuai passion.
Mengajarkan anak memilih jalur pendidikan sesuai passion. Jacob Wackerhausen

Parapuan.co - Kawan Puan, memilih jalur pendidikan yang sesuai dengan kepribadian dan passion anak menjadi salah satu tantangan terbesar bagi orang tua masa kini. Tari Sandjojo, pendiri Sekolah Cikal, menegaskan pentingnya mendampingi anak dalam proses eksplorasi ini dengan pendekatan yang penuh empati dan tanpa paksaan.

Dalam pengalamannya membesarkan anak-anak sekaligus menerapkan prinsip pendidikan di Sekolah Cikal, Tari Sandjojo melihat masih banyak anak muda yang kesulitan menemukan arah setelah lulus sekolah. Saat menjadi bintang tamu di Podcast Cerita Parapuan beberapa waktu lalu, ia mengatakan:

"Kok jadi makin banyak anak muda yang setelah lulus enggak tahu harus ngapain. Anak-anak muda yang ambisinya bertentangan sama orang tuanya, anak-anak muda yang enggak tahu kalau di dunia kerja sebetulnya apa sih yang harus dilakukan, atau lingkungan kerja seperti apa yang cocok buat mereka."

Menurut Tari Sandjojo, salah satu kunci agar anak menemukan jalur yang tepat adalah dengan menghindari power struggle atau tarik-ulur kekuasaan antara orang tua dan anak.

Ia menjelaskan, "Aku selalu bilang sama orang tua, power struggle sama anak-anak tuh kita pasti kalah. Jadi enggak usahlah. Aku jarang banget ribut sama anak-anak."

Selain itu, Tari juga membagikan pengalamannya saat anak sulungnya memutuskan untuk keluar dari universitas meski sudah mendapatkan beasiswa prestasi.

Bukannya langsung memarahi atau memaksa, ia justru menanyakan dengan tenang, "Kenapa?" Dengan pendekatan tersebut, anaknya pun terbuka menceritakan alasannya. Tari menjelaskan, "Kalau udah tahu mau apa, kasih tahu Mama. Come back to me again, convince me."

Hal ini membuat Tari sadar tentang bagaimana membantu anak memilih jalur pendidikan sesuai passion. Pendekatan ini juga memberinya kesempatan memahami isi kepala anaknya tanpa interupsi atau penilaian cepat.

"Dengan dia bolak-balik sama aku berusaha convincing dan aku kasih pertanyaan, aku jadi tahu banyak isi kepala dia. Aku enggak judgemental. Aku pikir, dia tahu yang dia mau," imbuh Tari Sandjojo di Podcast Cerita Parapuan Episode 50.

Baca Juga: Psikolog dan CEO Bantu Kerja Tari Sandjojo Bagi Tips Magang di Luar Negeri

Tari menekankan pentingnya memberikan ruang waktu bagi anak untuk mempertimbangkan dan mempertanggungjawabkan pilihannya. "Give them time untuk defend themself, karena dalam proses itu kita jadi tahu banyak isi kepala mereka," paparnya.

Setelah sempat keluar dari kuliah dan bekerja, akhirnya anak sulungnya memutuskan sendiri untuk kembali melanjutkan studi, sambil bekerja mandiri. Tari bersyukur pendekatan sabarnya membuahkan hasil.

"Sekarang dia udah kuliah sambil kerja. Dia bilang, ‘Mam, teman-temanku pada lulus tapi enggak tahu mereka mau kerja di mana. Aku udah kerja sekarang. You don’t have to give me allowance again'," ucap Tari lagi.

Dari apa yang ia lakukan kepada anak, Tari berpesan agar orang tua tidak terpaku hanya pada capaian akademis semata, melainkan memastikan anak menjalani pekerjaan yang mereka cintai.

"Kita mau anak kita happy, kita mau anak kita do their job dengan senang. Aku senang ngerjain pekerjaanku dengan sepenuh hati, itu yang aku mau buat mereka. Dan harusnya itu dilakukan sama semua anak-anak," ungkap Tari Sandjojo.

Dari keterangan di atas, berikut ini tips dari Tari Sandjojo dalam mendampingi anak memilih jalur pendidikan yang sudah PARAPUAN rangkum:

  • Hindari reaksi emosional. Fokuslah pada respons empati dan dengarkan alasan anak dengan tenang.
  • Berikan ruang diskusi. Tanyakan alasan dan keinginan anak, bukan memaksakan pendapat orang tua.
  • Percayai proses anak. Setiap anak punya journey berbeda dalam menemukan passion dan jalurnya.
  • Ajukan pertanyaan terbuka. Dorong anak berpikir dengan pertanyaan, bukan langsung memberi jawaban.
  • Siapkan diri untuk hasil yang berbeda. Pilihan anak mungkin tak selalu sesuai ekspektasi orang tua, namun dukungan dan kepercayaan tetap yang utama.

Pendekatan yang mengedepankan dialog dan kepercayaan seperti yang diterapkan Tari Sandjojo tidak hanya membangun kemandirian anak, tetapi juga membantu mereka tumbuh menjadi pribadi yang bertanggung jawab atas pilihan hidupnya.

Baca Juga: Tak Hanya untuk Balita, Ini Pentingnya Belajar dengan Bermain dalam Pendidikan Anak

(*)