Parapuan.co - Procter and Gamble (P&G) Indonesia sebagai perusahaan fast moving consumer goods (FMCG) bersama dengan Save The Children kembali melanjutkan komitmennya dalam program We See Equal.
We See Equal adalah program dengan misi mewujudkan lingkungan yang setara, positif gender, dan aman bagi anak-anak, baik itu laki-laki maupun perempuan agar mereka bisa berkembang dengan baik.
Program ini sudah dimulai sejak tahun 2018, dan sekarang masuk fase ketiga di tahun 2024, yakni tahapan sosio-ekologis, dimana program We See Equal tidak hanya fokus di lingkungan sekolah dengan anak, guru, dan orang tua, tapi juga menjalin kerjasama dengan masyarakat luas di luar lingkungan sekolah.
Program We See Equal dimulai di Cianjur dan Kabupaten Bandung, Jawa Barat, karena menjadi daerah yang memiliki tingkat kekerasan anak tertinggi secara nasional, sehingga diharapkan melalui program tersebut bisa memantik harapan dan perubahan.
Sejak tahun 2018 hingga Desember 2023, program We See Equal telah berhasil memberdayakan sebanyak 26.998 anak, 1.874 guru, dan 2.990 orang tua.
Namun pencapaian itu juga melibatkan komunitas secara luas, dimana We See Equal telah mencakup 11 desa, melibatkan 551 tokoh masyarakat, 77 staf pemerintah, dan berhasil membentuk 11 Forum Anak di bawah bimbingan We See Equal.
Melihat dampak positif yang dihasilkan, pemerintah lokal pun mengambil inisiatif untuk mereplikasi dan mempromosikan modul We See Equal ke lebih banyak sekolah, yaitu mencakup 20 sekolah di Cianjur dan 30 sekolah di Kabupaten Bandung.
"Kami bersyukur atas apresiasi dan dukungan pemerintah terhadap dampak positif program We See Equal dengan memperluas program ini ke 50 sekolah di Kabupaten Cianjur dan Kabupaten Bandung," ucap Saranathan Ramaswamy, Presiden Direktur P&G Indonesia, saat di salah satu SMPN di Cianjur, Jawa Barat, Jumat, (8/3/2024).
Ia pun menambahkan, "Kolaborasi antara P&G, Save The Children, dan pemerintah ini menunjukkan kekuatan dari aksi kolektif. Ini merupakan bukti dari apa yang bisa kita capai ketika bekerja bersama untuk menciptakan dunia yang lebih baik bagi anak-anak kita."
Baca Juga: P&G Indonesia dan Save the Children Beri Dukungan untuk Anak Korban Gempa Cianjur
Dessy Kurwiany Ukar, Plt CEO Save The Children mengungkapkan kebanggaannya bisa menjadi bagian dari program P&G We See Equal yang telah menunjukkan perubahan signifikan.
"Dengan semangat dan nilai yang sama, kami berkomitmen untuk menciptakan lingkungan yang setara, positif gender, dan aman bagi anak-anak di Indonesia tercapai," ucapnya.
"Kemitraan ini tentunya sangat berdampak positif terhadap perubahan hidup anak-anak di Jawa Barat dan tentunya kami berharap dampak positif dari program ini bisa diterapkan di sekolah-sekolah lain di sekitarnya," tambahnya.
Program We See Equal di Salah Satu SMPN di Cianjur
Program We See Equal diterapkan di salah satu SMPN di Cianjur, dimana modul CHOICES yang mengajarkan pengembangan karakter positif pada anak-anak di sekolah-sekolah dampingan diajarkan saat Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS) siswa baru di SMPN tersebut.
"Prasyarat di awal masuk siswa SMP kelas satu, maka di awal MPLS ada pelatihan materi modul CHOICES dari Save The Children," ucap Helmi Halimudin, Kepala Bidang SMP Dinas Pendidikan, Pemuda, dan Olahraga (Disdikpora) Kabupaten Cianjur.
Selain itu, program We See Equal pun turut membantu mempromosikan dan mengajarkan kesetaraan gender antara perempuan dan laki-laki pada siswa di SMPN di Cianjur tersebut.
Tono Hartono selaku Kepala Sekolah salah satu SMPN di Cianjur yang jadi binaan Save The Children mengatakan bahwa pemahaman mengenai kesetaraan gender diwujudkan dalam pemilihan ketua kelas dan ketua OSIS.
Baca Juga: Tema Hari Perempuan Internasional 2024: Wujudkan Kesetaraan Gender di Berbagai Aspek
"Anak-anak sudah tahu, kalau ketua OSIS dan ketua kelas laki-laki, maka wakilnya harus perempuan, begitu pun sebaliknya," ungkap Tono.
Di samping itu, mengenai mewujudkan lingkungan yang aman untuk anak-anak, Tono mengungkapkan bahwa setiap orang tua wali murid di sana sudah menandatangani pakta integritas soal tidak melakukan perundungan.
Di sekolah pun ada sebuah banner besar yang dipajang di dinding, berisikan tanda tangan seluruh murid di SMPN tersebut untuk berkomitmen tidak melakukan perundungan serta menciptakan lingkungan yang aman untuk semuanya.
Di SMPN di Cianjur yang jadi tempat program We See Equal diselenggarakan juga ada nomor-nomor yang bisa dihubungi untuk melaporkan tindak perundungan (bullying) yang terjadi di lingkungan sekolah.
Saat PARAPUAN mengikuti kunjungan ke SMPN di Cianjur yang jadi binaan program We See Equal, sempat mendengar pula yel-yel maupun jargon yang diciptakan untuk mempromosikan stop perundungan, "Demi kenyamanan belajar, stop bullying."
P&G melalui program We See Equal pun mendukung Hasna, salah satu siswa di SMPN di Cianjur tersebut, untuk menjadi salah satu delegasi pada 'Konferensi Women Deliver' 2023 di Rwanda, 15-20 Juli 2023.
"Saya bangga menjadi pembicara yang mewakili Indonesia yang menyuarakan kesetaraan di Konferensi Women Deliver di Rwanda pada Juli 2023," ucapnya.
Ia pun melanjutkan, "Menurut saya program We See Equal ini memberikan dampak positif, terutama terkait mendorong pentingnya kesetaraan peluang untuk berkembang bagi anak perempuan dan laki-laki."
Hasna pun berharpa dirinya bisa terus menyuarakan nilai-nilai tersebut pada anak-anak lainnya dengan harapan lebih banyak teman-teman saya yang sadar akan pentingnya lingkungan yang setara, positif gender, dan aman di masyarakat.
Selain di sekolah yang jadi binaan We See Equal, program kerja sama antara P&G dan Save The Children ini juga telah memberikan dukungan kepada para pemimpin desa dalam membentuk Forum Anak Desa.
Forum Anak Desa adalah sebuah wadah yang memampukan anak-anak di desa menyuarakan kebutuhan dan ide-ide mereka, terutama yang berkaitan dengan kesejahteraan mereka.
Keunikan dari forum-forum ini adalah bahwa mereka dipimpin oleh anak-anak sendiri dan difasilitasi oleh anggota masyarakat yang dewasa.
We See Equal berupaya untuk menciptakan lingkungan dimana suara anak-anak dihargai dan menjadi bagian integral dalam proses pengembangan komunitas.
Baca Juga: Benarkah Pekerjaan Perawatan Hanya untuk Perempuan? Ini Kata Ahli
(*)