Dapat Pengaruhi Fertilitas Perempuan, Kenali Terapi Dienogest untuk Penyakit Endometriosis

Maharani Kusuma Daruwati - Jumat, 8 Maret 2024
Kenali gejala endometriosis
Kenali gejala endometriosis sorrapong

Di samping itu, Dienogest efektif dalam menjaga cadangan ovarium. Namun demikian, kepatuhan terhadap terapi ini sangat diperlukan agar pasien dapat memperoleh manfaat pengobatan dalam jangka panjang.

Oleh sebab itu, Bayer mendorong pasien agar patuh terhadap pengobatan ini dan berkonsultasi kepada dokter spesialis kebidanan dan kandungan secara teratur.

Bayer perusahaan global di bidang Life Science yang berfokus pada kesehatan dan pertanian dalam peringatan bulan Kesadaran Endometriosis Sedunia (World Endometriosis Awareness Month) menghimbau pasien endometriosis akan pentingnya deteksi dini dan kepatuhan pasien dalam terapi jangka panjang untuk meningkatkan kualitas hidup.

Jeff Lai, Country Division Head Pharmaceuticals Bayer Indonesia dalam sambutannya menjelaskan, “Sejalan dengan visi Bayer: Health for All, Hunger for None, kami berkomitmen meningkatkan kesehatan dan kualitas hidup pasien, salah satunya bagi pasien Endometriosis.

"Data menunjukkan, Endometriosis menyerang lebih banyak perempuan di Asia daripada negara-negara barat dan berdampak negatif bagi kesehatan serta kualitas hidup perempuan.

"Oleh sebab itu, kami melihat penting untuk meningkatkan kesadaran dan pengetahuan bagi masyarakat, khususnya bagi perempuan Indonesia, terkait Endometriosis serta terapi yang paling tepat.”

“Bayer berupaya menghadirkan penelitian dan pengembangan pilihan pengobatan baru untuk berbagai penyakit termasuk penyakit endometriosis. Dienogest dari Bayer merupakan terapi hormonal yang efektif dan inovatif, yang mampu menghilangkan rasa nyeri jika dijalani dengan komitmen jangka panjang. Hal ini merupakan bentuk nyata dari komitmen Bayer untuk membantu pasien Endometriosis di Indonesia. Di samping itu, kami juga senantiasa melakukan edukasi melalui media agar kesadaran perempuan Indonesia semakin meningkat, sehingga Endometriosis pun bisa dideteksi sedini mungkin,” tambah Jeff, Kamis (7/3/2024).

“Endometriosis masih menjadi masalah yang besar khususnya bagi perempuan di Indonesia. Salah satu penyebabnya adalah keterlambatan diagnosa, di mana data menunjukkan adanya keterlambatan diagnosa 6-8 tahun," jelas Dr. dr. Kanadi Sumapraja, Sp. OG, Subsp. FER, MSc., Spesialis Kebidanan dan Kandungan serta staf pengajar FKUI-RSCM, dalam kesempatan yang sama.

"Padahal, setidaknya 5 dari 100 perempuan usia produktif di Indonesia, serta 1 dari 10 perempuan di Asia, mengalami Endometriosis. Namun, banyak dari mereka yang baru mengetahui dirinya mengidap Endometriosis, sehingga datang saat kondisi sudah lumayan parah,” imbuhnya.

Baca Juga: Ini Gejala Endometriosis yang Bisa Ganggu Kesehatan Reproduksi Perempuan

Bantu Hindari Risiko Stunting pada Anak, Asupan Protein Jadi Kunci