5 Rekomendasi Film Indonesia yang Suarakan Beragam Isu Kekerasan terhadap Perempuan

Rizka Rachmania - Senin, 19 Februari 2024
Rekomendasi film Indonesia yang suarakan beragam isu kekerasan terhadap perempuan, ada Women From Rote Island.
Rekomendasi film Indonesia yang suarakan beragam isu kekerasan terhadap perempuan, ada Women From Rote Island. erland_stillphoto

Di sisi lain, Sarah mengalami cancel culture karena videonya tersebut tersebar, menunjukkan bagaimana perempuan sering berada pada posisi rentan saat terjadi kekerasan.

4. Penyalin Cahaya (2021)

Film Penyalin Cahaya
Film Penyalin Cahaya Netflix

Film Penyalin Cahaya juga mengangkat isu tentang kekerasan terhadap perempuan, bagaimana perempuan sering berada di posisi rentan jika sudah menjadi korban.

Perempuan yang jadi korban kekerasan seksual kerap kesulitan mendapatkan keadilan, bahkan sering diposisikan sebagai pihak yang bersalah jika ada kasus kekerasan terjadi.

Karakter perempuan dalam film Penyalin Cahaya, Suryani (Shenina Cinnamon), justru disalahkan karena pulang malam, mabuk, dan berpakaian terbuka ketika dirinya jadi korban kekerasan seksual.

5. Story of Dinda (2021)

Film Story of Dinda
Film Story of Dinda

Film Story of Dinda juga menyoroti bentuk kekerasan terhadap perempuan yang kerap dialami yakni hubungan toksi alias toxic relationshipHubungan toksik bisa muncul saat masih pacaran maupun sudah menikah.

Dalam film Story of Dinda, karakter perempuan bernama Dinda (Aurelie Moeremans) menjalani hubungan toksik dengan pacarnya yang sering main tangan dengan memukul dan menyakiti psikisnya.

Dinda pun berjuang untuk lepas dari pacar toksiknya itu, yang mana memang tidak mudah, dan menyembuhkan dirinya dengan menjalani hubungan yang lebih sehat.

Nah Kawan Puan, itu dia rekomendasi film Indonesia yang menceritakan tentang kekerasan terhadap perempuan dalam berbagai bentuk. Cobalah menontonnya agar tahu bahwa ada banyak sekali bentuk kekerasan terhadap perempuan.

Baca Juga: Film Story of Dinda: Keberanian Perempuan Keluar dari Toxic Relationship dan Memilih Bahagianya Sendiri

(*)

Penulis:
Editor: Rizka Rachmania