BRANDSTORY
Konten Ini Merupakan Kerja Sama Parapuan Dengan Adakami

Jutaan Anak Muda Indonesia Sulit Membayar Pinjaman Online, Kok Bisa?

Yussy Maulia - Senin, 8 Januari 2024
Pengguna layanan pinjol didominasi oleh anak muda. Namun, peminjam yang kesulitan bayar juga kebanyakan anak muda.
Pengguna layanan pinjol didominasi oleh anak muda. Namun, peminjam yang kesulitan bayar juga kebanyakan anak muda. Shutterstock

Edukasi masyarakat dapat menjadi solusi

Layanan pinjol dapat dikatakan bagai dua sisi mata uang. Di satu sisi, layanan ini dapat memudahkan masyarakat yang tidak memiliki akses terhadap layanan perbankan untuk mendapatkan pendanaan, baik untuk memenuhi kebutuhan maupun mengembangkan usaha, khususnya masyarakat yang unbankable

Di sisi lain, kemudahan akses pinjaman yang ditawarkan terkadang membuat masyarakat terlena untuk meminjam tanpa memperhitungkan kemampuan untuk melunasinya. Akibatnya, mereka berisiko terjebak jeratan utang yang terlalu berat sehingga tak mampu membayar cicilannya.

Baca Juga: 6 Batasan Finansial yang Perlu Dipatuhi oleh Pasangan Menikah

Agar masyarakat dapat memanfaatkan layanan pinjol dengan tepat, berbagai perusahaan fintech di Indonesia pun terus berupaya untuk meningkatkan literasi keuangan masyarakat. Hal ini dilakukan pula oleh perusahaan P2P lending AdaKami.

Brand Manager AdaKami Jonathan Kriss mengatakan, selain meningkatkan literasi keuangan, pihaknya juga fokus meningkatkan literasi digital karena masyarakat Indonesia masih rentan terhadap misinformasi di ruang digital.

“Kemampuan dasar yang harus dimiliki tidak hanya terbatas dalam mengatur keuangan dengan bijak, tapi juga kemampuan mencari dan mencerna dan membagikan informasi yang berdasar dan terpercaya,” kata Jonathan.

Terkait misinformasi, Jonathan mengungkapkan pihaknya menemukan adanya lonjakan laporan dari nasabah selama periode September dan Oktober 2023. Salah satunya, laporan mengenai adanya tawaran pinjaman dari orang tak dikenal melalui WhatsApp, kemudian orang tersebut mengarahkan nasabah untuk melakukan transaksi di luar ketentuan aplikasi AdaKami.

Selain itu, Jonathan juga kerap menerima laporan meningkatnya jumlah akun palsu yang mengatasnamakan AdaKami di media sosial. Bahkan, akun-akun tersebut dipromosikan melalui iklan.

Baca Juga: OJK Jelaskan Persamaan Pinjol Ilegal dengan Judi Online, Seperti Apa?

“Melihat dampak kerugian yang dialami nasabah akibat kurangnya kewaspadaan dalam mencerna informasi dan bertransaksi digital, Adakami terus menghimbau masyarakat untuk terus berhati-hati dan lebih bijak dalam mencerna informasi, terutama sebelum melakukan transaksi keuangan,” kata Jonathan.

Dia juga menjelaskan, sejak beroperasi pada 2019, AdaKami terus melakukan kampanye komunikasi yang berfokus pada ajakan kepada masyarakat untuk menjadi bagian dari Generasi Bijak Finansial Bersama AdaKami.

Kampanye itu direalisasikan melalui rangkaian kegiatan edukasi yang aktif digelar secara offline dan online.

“Beberapa tujuan yang kami highlight adalah masyarakat dapat memahami aturan main produk keuangan terutama P2P lending, menghitung cashflow, mengajukan pinjaman sesuai kemampuan, mencerna informasi sebelum melakukan transaksi keuangan, serta ajakan anti judi online dan joki pinjol,” jelasnya.

Selain mengedukasi masyarakat, Jonathan juga mengatakan pihaknya terus meningkatkan layanan customer service resmi yang responsif dan informatif di nomor 15000-77 atau hello@cs.adakami.id.

Penulis:
Editor: Sheila Respati