Mulai Terjadi di Usia 40-an, Bisakah Perempuan Menunda Menopause? Ini Kata Dokter

Maharani Kusuma Daruwati - Rabu, 18 Oktober 2023
Apakah bisa menunda menopause? Bagaiamana caranya?
Apakah bisa menunda menopause? Bagaiamana caranya? Chinnapong

Parapuan.co Menopause merupakan salah satu fase yang pasti akan terjadi pada perempuan.

Di usia menuju senja, kaum hawa akan mengalami menopause dan merasakan gejala yang tidak menyenangkan.

Menopause adalah masa berakhirnya siklus menstruasi secara alami.

Selain sudah tidak lagi menstruasi, menopause juga dapat memengaruhi suasana hati dan rasa tidak nyaman di badan hingga menurunnya gairah seksual.

Menopause dapat dialami oleh perempuan pada usia 45-55 tahun.

Karena rasanya yang tidak menyenangkan, terkadang membuat sebagian perempuan enggan memasuki masa menopause dan ingin menundanya.

Namun, apakah menopause bisa ditunda? dr. Ni Komang Yeni Dhana Sari, Sp. O. G., Dokter Spesialis Obstetri dan Ginekologi, RS Pondok Indah – Puri Indah pun memaparkannya dalam wawamcara ekslusif dengan PARAPUAN pada Selasa, 17 Oktober 2023.

Apakah Ada Cara untuk Menunda Menopause?

Menurut dokter yang akrab disapa dr. Yeni itu, menopause memang menjadi momok bagi semua perempuan.

Baca Juga: Apakah Menopause Memengaruhi Intensitas Hubungan Suami Istri?

Banyak perempuan merasa takut mengalami menopause. Akan tetapi, semua perempuan pasti akan merasakannya.

"Semua orang takut, menopause itu memang menjadi momok buat kita. Perempuan itu bisa tidak menikah, bisa juga tidak punya anak, tapi dia tidak bisa tidak mengalami menopause. Itu hal yang pasti, dia pasti mengalami menopasue," ujar dr. Yeni.

dr. Yeni mengatakan rata-rata usia perempuan mengalami menopause secara alami adalah di usia 48-52 tahun. Dan hal tersebut merupakan hal yang wajar.

"Memang kalau menopausenya secara alami memang terjadi di usia rata-rata 48-52 tahun. Itu adalah satu hal yang sangat wajar, untuk apa diperpanjang?" ungkapnya.

Menurutnya, jika perempuan menunda menopause dan mengalami masa menstruasi lebih lama, hal ini justru akan menimbulkan penyakit berbahaya seperti munculnya kanker.

"Karena kalau kita memperpanjang, kalau rahim kita terpapar estrogen lebih banyak lagi, lebih lama lagi, akan ada risiko kanker dari endometrium atau dinding rahim yang mengancam. Jadi tidak perlu diperpanjang," jelasnya.

Menunda menopause dapat dilakukan dengan menggunakan suplementasi terapi namun sangat tidak disarankan.

"Kalau menggunakan suplementasi terapi itu baik, tapi tidak menyebabkan haid. Tidak perlu sampai haid normal seperti biasa itu tidak perlu karena itu pasti kandungan hormonnya sangat tinggi," jelas dr. Yeni.

Baca Juga: 5 Olahraga untuk Perempuan selama Menopause, Cegah Berat Badan Naik

dr. Yeni pun menyebutkan bahwa tak perlu menunda menopause karena justru bisa berbahaya.

"Jadi ada perempuan yang bangga banget, (usia) 55 tahun, 56 tahun masih mens. Padahal itu sebetulnya bukan mens. Mungkin itu ada polip, mungkin ada penebalan dinding rahim. Nah, penebalan dinding rahim ini dengan paparan estrogen yang terlalu tinggi inilah yang bisa menjadi risiko terjadinya kanker dinding rahim," ucapnya.

Yang terpenting adalah mengatasi gejalanya agar tidak terasa berat.

"Tapi yang diperlukan adalah bagaimana me-maintance gejala-gejala menopause itu agar tidak terlalu berat pada orang lain. Itu saja, tapi tidak dianjurkan untuk mens terlalu lama," terangnya.

"Jadi nggak perlu lama-lama. Kalau memang sudah waktunya ya nggak apa-apa.

"Tinggal kita obati gejala yang ada. Kemudian kalau mau menggunakan suplementasi terapi hormonal, tentu kita skrining dengan baik, jangan sampai dia memiliki risiko kanke," tambahnya.

dr. Yeni pun berpesan bahwa Kawan Puan tak perlu khawatir menghadapi menopause karena teknologi saat ini sudah sangat canggih.

"Jadi, nggak usah khawatir, sekarang teknologi-teknologi sudah canggih. Jadi jika menopause itu sudah terjadi, tinggal kita obati gejala-gejala yang muncul. 

"Jadi, dengan menopause ini justru bisa mengurangi risiko kanker dinding rahim," pungkasnya.

Baca Juga: BERITA TERPOPULER WELLNESS: Tips agar Tidak Mabuk Selama di Bus hingga Kapan Perempuan Mulai Menopause?

(*)

 

Selain Penurunan Berat Badan, Ini Gejala Lupus pada Anak yang Perlu Diwaspadai