Viral di TikTok Polusi Udara Bikin Gampang Sakit, Dokter Ungkap Risiko Gangguan Jantung

Maharani Kusuma Daruwati - Minggu, 10 September 2023
Polusi udara viral di TikTok, ternyata bisa berkaitan dengan risiko gangguan jantung.
Polusi udara viral di TikTok, ternyata bisa berkaitan dengan risiko gangguan jantung. Freepik

Parapuan.co - Kawan Puan, polusi udara yang tengah dirasakan warga Jakarta kini tengah viral di TikTok.

Tak hanya langit yang tampak keruh, efek samping lain dari polusi udara ini juga viral di TikTok.

Salah satunya yang viral di TikTok adalah efek samping polusi udara akan kesehatan.

Polusi udara ini ternyata berdampak pada orang-orang yang merasa jadi lebih gampang sakit.

Selain sakit batuk atau penyakit pernapasan lainnya, polusi udara ternyata juga berisiko pada gangguan jantung.

Penyakit kardiovaskular masih menjadi ancaman dunia (global threat) akibat perannya sebagai penyebab kematian nomor satu.

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mencatatat lebih dari 17 juta orang di dunia meninggal akibat penyakit jantung dan pembuluh darah.

Di Indonesia sendiri, Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2018 menunjukkan tren peningkatan kejadian penyakit jantung dan pembuluh darah di kalangan masyarakat Indonesia, setidaknya 15 dari 1.000 orang atau sekitar 2.784.064 individu di Indonesia menderita penyakit jantung.

Polusi Udara Menjadikan Penduduk Kota Berisiko

Baca Juga: Bukan Cuma Asma, 4 Penyakit yang Disebabkan karena Polusi Udara

Menurut penjelasa dr. Teuku Istia Muda Perdan, Sp. J. P, FIHA, Dokter Spesialis Jantung dan Pembuluh Darah RS Pondok Indah Bintaro Jaya, seperti dikutip dari rilis yang diterima PARAPUAN, polusi udara bertanggung jawab atas 25% kematian akibat kardiovaskular.

Hal ini berarti individu yang tinggal atau beraktivitas di perkotaan berisiko lebih besar mengalami gangguan kardiovaskular.

Emisi karbon menyebabkan terjadinya percampuran udara dengan partikel amonia, karbon monoksida, nitrogen dioksida, dan sulfur dioksida sehingga menjadi udara yang tidak layak untuk dihirup karena berbahaya terhadap kesehatan.

Polutan mikroskopis di udara dengan ukuran PM2.5 meningkatkan risiko terjadinya gagal jantung karena ketika terhirup, ukurannya yang sangat kecil mampu menembus pembuluh darah dan menyebabkan sumbatan pada pembuluh darah.

"Pada kondisi aterosklerosis atau adanya penumpukan lemak pada dinding dalam pembuluh darah arteri, polutan dalam tubuh dapat memicu terbentuknya zat radikal bebas yang berperan dalam proses pembentukan plak pada dinding pembuluh darah," jelas dr. Teuku Istia.

"Jika plak tersebut pecah, maka dapat menyebabkan serangan jantung, stroke, dan kematian," tambahnya.

Masalah ini bukan hanya berdampak terhadap individu, tetapi juga kelompok masyarakat.

Untuk memastikan kualitas hidup yang lebih baik dan menurunkan beban ekonomi negara, tentu pencegahan penyakit jantung menjadi hal yang utama.

Diperlukan komitmen bersama antara pemerintah, penyedia layanan kesehatan, dan masyarakat untuk menurunkan angka risiko penyakit kardiovaskular.

Baca Juga: Ada di Sinopsis Series Black Knight, Ini Bahaya Polusi Udara Bagi Kesehatan

Kesiapan Layanan Medis Indonesia dalam Menangani Gangguan Jantung

Penanganan yang serius untuk kasus gangguan kardiovaskular penting untuk diperhatikan.

Hal ini dibuktikan dengan sikap dan intervensi ahli medis untuk mengatasi berbagai faktor risiko penyakit jantung sesuai dengan rekomendasi yang berlaku secara internasional.

Kesiapan teknologi penunjang pemeriksaan dan tenaga medis yang kompeten turut meningkatkan keberhasilan proses pengobatan pasien.

Kesadaran masyarakat Indonesia untuk melakukan deteksi dini penyakit jantung juga diperlukan untuk mencegah kondisi semakin parah.

Medical check-up atau pemeriksaan kesehatan secara rutin menjadi salah satu cara untuk mengantisipasi berbagai kemungkinan penyakit, tak terkecuali penyakit jantung.

Beragam jenis penyakit jantung memerlukan tes dan cara deteksi yang berbeda karena memiliki kegunaannya masing-masing.

Pada kasus deteksi sumbatan jantung koroner, pemeriksaan dimulai dari treadmill stress test hingga CT-scan jantung.

Sedangkan, untuk screening sudden cardiac death atau henti jantung mendadak yang disebabkan oleh aritmia membutuhkan pemeriksaan mulai dari rekam jantung atau EKG hingga holter monitoring.

Ada pula pemeriksaan USG jantung atau echocardiography yang merupakan standar pemeriksaan untuk memeriksa struktur ruang-ruang jantung dan mendeteksi katup serta dinding jantung yang bocor, penebalan, dan pembengkakan pada jantung.

Baca Juga: Ahli Gizi Sebut Makanan Tinggi Antioksidan, Lindungi Diri dari Polusi

(*)

Jogja First-timer? Ini Rekomendasi Itinerari buat Kamu!