Gejala Stres yang Sering Diabaikan, Begini Cara Mengatasinya

Maharani Kusuma Daruwati - Minggu, 28 Mei 2023
Menganal gejala stres
Menganal gejala stres laflor

Parapuan.co - Perjalanan hidup seseorang tidak selamanya mulus. Kadang masalah dan hambatan datang tak diundang.

Dalam kehidupan yang penuh dengan tekanan dan tantangan, stres telah menjadi hal yang umum dialami oleh banyak orang.

Namun, sering kali kita mengabaikan dampak negatif yang stres dapat berikan pada kesehatan mental kita.

Ada banyak pemicu stres, mulai karena bisnis yang gagal, percintaan, pekerjaan, keluarga, kehilangan orang terdekat, perundungan (bullying), kekerasan dalam rumah tangga, terlilit pinjaman online, dan masih banyak lagi.

Stres adalah respons fisiologis dan psikologis tubuh terhadap tekanan dan tuntutan yang dialami.

Saat kita menghadapi situasi yang dianggap sebagai ancaman atau tuntutan, tubuh kita melepaskan hormon stres seperti kortisol dan adrenalin.

Meskipun respons stres ini pada dasarnya normal dan dapat membantu kita mengatasi tantangan, stres yang berkepanjangan atau berlebihan dapat memiliki dampak negatif pada kesehatan mental.

Sayangnya, meski mengalami stres atau depresi, banyak orang yang tak menyadari bahkan mengabaikannya. Ada juga yang sadar, tapi tidak tahu bagaimana mengatasi dan mengendalikannya.

Stres dimulai dengan gejala ringan. Sayangnya bila tidak diatasi dan sumber stres masih ada, stres bisa menimbulkan gejala sedang hingga berat. Berikut beberapa gejala seseorang yang mengalami stres berat:

Baca Juga: Simak, 5 Tips Atasi Masalah Psikologis Usai Tahu Pasangan Selingkuh

1. Adanya Gangguan Tidur

Bisa sulit tidur atau justru terlalu sering tidur. Sulit tidur ditandai dengan susah memulai tidur, sering terbangun tengah malam, mimpi buruk, dan lainnya.

2. Pola Nafsu Makan

Nafsu makan bisa menurun atau bahkan berlebihan. Bisa jadi ia banyak makan atau justru tidak nafsu untuk makan.

Keletihan

Sering merasa letih dan Lelah setiap waktu. Bahkan setelah istirahat yang memadai. Stres berat dapat menguras energi dan menyebabkan kelelahan fisik dan mental.

3. Suasana Hati Berubah

Kadang emosi berubah drastis. Sensitif. mudah sedih, cemas, mudah tersinggung, mudah marah, atau bahkan kehilangan minat dalam aktivitas yang biasa dilakukan.

Sembuhan Stres dan Fobia dengan Satu Sesi Terapi

Baca Juga: Ini Manfaat Memaafkan Kesalahan Diri Sendiri bagi Kesehatan Mental

Ada banyak cara dalam mengatasi stres depresi, mulai mendatangi ahli, meminum obat, hingga beberapa terapi alternatif seperti hypnosis atau yoga.

Di luar berbagai cara tadi, seorang pakar mind technology expert atau pakar teknologi pikiran, Coach Rheo, menawarkan terapi yang efektif sembuhkan stres trauma dengan cepat.

Sabtu (27/5/2023), bertempat Menara Astra Sudirman Jakarta Pusat dengan acara Pure Happiness Workshop, Coach Rheo membagikan sebuah cara melepas beban emosi bagi orang yang mengalami PTSD (Post Traumatic Stress Disosrder) atau gangguan stres pasca trauma, dan berbagai kecemasan serta gangguan mental lainnya, yaitu dengan metode terapi DOA-TRTO (Divine Oracural Assistance – Tension Releasing Therapy Online).

Sistem ini sangat sederhana dan memberi dampak luar biasa, bahkan menjadi cara baru dalam terapi Kesehatan mental.

Metode ini sudah diterapkan pada dirinya sendiri yang bermasalah karena mengalami perundungan saat kecil. Kini banyak pasien merasakan manfaat dari terapi DOA-TRTO ini.

Salah satu yang pernah mendapatkan manfaat dari terapi ini adalah aktor ternama Aliando Syarief.

Pemeran utama Film Dirgantara ini mengaku menderita gangguan mental OCD (Obsessive Compulsive Disorder).

Ia pun bertemu dengan coach Rheo, hingga kemudian Aliando mengalami perubahan signifikan pada kesehatan mentalnya, ia menemukan ketenangan usai mengikuti sesi dari Coach Rheo.

Menurut Coach Rheo yang juga Pakar Kenetralan Mental (P.Kn.M), metode kenetralan mental itu muncul sebagai alternatif untuk menyembuhkan stres dan gangguan mental lainnya.

Sebab, banyak pakar yang keliru dengan menyarankan agar penderita stres tetap memelihara emosi negatif di tubuhnya.

“Emosinya tidak disingkirkan, melainkan tetap dicoba dikendalikan,” ungkapnya,seperti dikutip dari rilis yang diterima PARAPUAN.

“Bahkan, tidak jarang mereka mereka memberikan pemaknaan positif pada beban emosi itu. Tidak usah heran, banyak istilah muncul seperti berdamai dengan emosi, mengendalikan emosi, merasakan dan membiarkan emosi, dan seterusnya. Jadi, lebih diajarkan bagaimana hidup Bersama beban emosinya,” terangnya.

Kalau boleh diibaratkan, tubuh manusia saat lahir bersih tanpa beban emosi yang menempel.

“Saat ada beban (masalah) masuk dan diibaratkan sebagai ransel berisi beban 5 kilo, maka banyak pakar memberikan solusinya dengan mengendalikan pikiran atau cara lain sementara ransel berat itu masih berada di pundaknya,” ujarnya.

Nah, dalam DOA-TRTO, jelas coach Rheo, kita mencoba membuang emosi negatif alias meletakkan ransel seberat 5 kilo dari pundak, hingga fisik kita Kembali ke semula yang tanpa beban emosi itu.

“Dengan begitu, kitab bisa Kembali menjalani kehidupan yang seutuhnya tanpa hidup bersama dengan emosi itu,” jelasnya. 

“Inilah yang dinamakan dengan moment of liberation atau masa kebebasan sempurna dari beban mental,” sambungnya lagi.

Dalam dunia kesehatan mental pun belum ada struktur yang tepat untuk menemukan bagaimana seseorang liberation state (kebebasan diri). Biasanya mereka akan berhenti pada state of acceptance (penerimaan diri).

Baca Juga: 4 Jenis Teh untuk Meredakan Stres dalam Rangka Hari Teh Sedunia

Jadi beban itu dianggap tidak akan hilang dan akan terus ada dan kita harus menerima secara total. Padahal, alangkah lebih baik bila beban itu dihilangkan atau dikeluarkan dari hidup kita,” ungkapnya.

Di sinilah, Coach Rheo membuat struktur bagaimana membuang beban masalah itu secara sempurna.

“Jadi, kita tidak usah hidup bersama dengan beban mental itu. Kita tidak perlu memberikan pemaknaan positif pada beban itu karena beban itu sudah tidak ada. Tidak perlu juga menambahkan program supaya lebih tenang, lebih relaks, dan lainnya. Bisa diberi pengertian atau nasihat,” tutur Coach Rheo.

“Yang dilakukan hanya membuangnya tanpa perlu memberikan pengertian. Sebab, pengertian itu akan muncul pada dirinya sendiri,” tambahnya.

Salah satu kelebihan metode ini adalah dapat menyembuhkan stres, trauma, phobia, dan gangguan mental lainnya dengan cepat tanpa obat.

“Tugas saya adalah menetralkan beban emosi yang dirasakan seseorang. Setelah lepas, ia pun bisa sembuh dan tenang meski dengan satu kali sesi terapi,” ungkapnya.

Hal itu terjadi karena kita membuang program yang membebani fisik itu, bukan menambahkan program takut.

“Kalau sistem kita saat ada seseorang punya program takut ketinggian, maka kita buang program takut itu. Ini berbeda dengan sumber lain yang mungkin menambahkan program berani agar takutnya hilang,” imbuhnya.

Sistem DOA-TRTO juga tidak memberikan nasihat kognitif, melainkan lebih banyak memproses emosinya.

“Biarkan dia memproses pemahamannya dalam dirinya sendiri, bukan dari faktor lingkungan luar,” tutupnya.

Coach Rheo sendiri adalah seorang mind technology expert yang mendapat pengakuan sebagai Trainer, dan NLP Meta Master Practitioner of Neurosemantics, (International Institue of Neurosemantic, North Carolina USA), Associate Meta Coach dari (Meta Coach Foundation, Colorado, USA), dan Master Practitioner of Neuro Linguistic Progamming (NLP Society Florida, USA).

 Baca Juga: Psikolog Sebut Emotional Healing Bisa Dilakukan dengan Cara Termudah

(*)

Momen Lebaran, Mengapa Seseorang Cenderung Sulit Memaafkan Diri Sendiri?