Apa Itu YOLO? Istilah yang Dianggap Picu Rasa Insecure seperti FOMO

Arintha Widya - Minggu, 21 Mei 2023
ilustrasi apa itu YOLO yang dianggap mirip dengan FOMO
ilustrasi apa itu YOLO yang dianggap mirip dengan FOMO martin-dm

Parapuan.co - Kawan Puan, akhir-akhir ini istilah FOMO alias Fear Of Missing Out viral di media sosial lantaran kabar konser Coldplay di Jakarta.

FOMO adalah ketakutan akan ketinggalan suatu tren, dalam hal ini tren menonton konser Coldplay yang diikuti generasi muda.

Generasi yang bahkan mungkin tidak mengenal Coldplay dan tidak ngefans pun ikut antusias berebut tiket konser karena FOMO ini.

Bisa dibilang FOMO memicu rasa insecure lantaran mereka yang ketakutan ketinggalan tren merasa perlu mengikuti euforia yang ada.

Istilah FOMO kemudian dikaitkan dengan YOLO yang merupakan kepanjangan dari You Only Live Once.

Mengapa kedua istilah di atas dianggap sama? Apa itu YOLO dan bagaimana konsep ini membuat orang merasa insecure?

Hubungan antara YOLO dan FOMO

Melansir Newport Academy, YOLO dan FOMO dinilai sebagai dua istilah yang bagaikan dua sisi mata uang yang saling melengkapi.

Jika FOMO adalah ketakutan akan kehilangan atau ketinggalan sesuatu, YOLO merupakan penegasan bahwa sesuatu itu harus diikuti karena hidup hanya sekali.

Baca Juga: Banyak Terjadi di Kalangan Milenial, Apa Itu Fenomena FOMO?

YOLO sendiri adalah versi modern dari frasa bahasa Latin Carpe diem yang berarti "raih hari ini".

Lantaran hidup hanya sekali, seseorang perlu menjalani sepenuhnya, bahkan jika berarti harus merangkul pilihan yang membawa risiko.

Pengertian YOLO

Lantas, apa itu YOLO? Bagaimana definisinya? Istilah YOLO bukanlah hanya sekadar frasa singkat yang sering digunakan dalam percakapan sehari-hari.

Lebih dari itu, YOLO merupakan sebuah konsep hidup yang mengajak setiap individu untuk menghargai dan memanfaatkan setiap momen dalam kehidupan.

Konsep ini juga mengajak setiap individu untuk mau mengambil risiko demi meraih impian dan tujuan hidup.

YOLO mendorong seseorang untuk menjalani hidup dengan penuh semangat, menghadapi tantangan, dan mengeksplorasi pengalaman baru.

Filosofi YOLO

Filosofi YOLO berakar pada kesadaran akan keberlakuan hidup yang terbatas.

Baca Juga: Bisa Kurangi FOMO, Ini Keuntungan Punya Circle Pertemanan Kecil

Dalam realitas yang tidak terelakkan ini, YOLO mengajak individu untuk melepaskan diri dari belenggu ketakutan, penundaan, dan penyesalan.

Filosofi ini menekankan pentingnya mengambil risiko dan mengejar apa yang membuat seseorang merasa hidup.

YOLO memberi peluang bagi seseorang agar menjalani hidup dengan semangat dan berani melangkah ke luar zona nyaman.

Juga menghadapi tantangan dan mengeksplorasi berbagai kesempatan yang ada di depannya.

Dalam hal ini, jika ingin menonton konser Coldplay di Jakarta walau sekadar FOMO, tidak ada salahnya mewujudkan keinginan tersebut.

Pasalnya, ini menjadi momen pertama Chris Martin dan kawan-kawan menggelar konsernya di Indonesia

Dan lagi, konser band Coldplay di Indonesia belum tentu berulang kembali di lain waktu.

Mumpung ada waktu dan punya biaya, rasanya tidak ada yang salah untuk ikut menyaksikan, bukan?

Bagaimana menurut Kawan Puan?

Baca Juga: Tingkatkan Empati Sosial, Ini 3 Dampak Positif Menonton Konser Musik

(*)

Penulis:
Editor: Linda Fitria