Tujuan Terkait

Miris, Angka Penularan Sifilis dari Ibu ke Anak Naik Sampai 70 Persen

Saras Bening Sumunar - Kamis, 11 Mei 2023
 Penularan Sifilis dari Ibu ke Anak Naik Sampai 70 Persen
Penularan Sifilis dari Ibu ke Anak Naik Sampai 70 Persen Edwin Tan

Parapuan.co - Penularan sifilis belakangan tengah menjadi sorotan publik.

Bahkan, penyakit tersebut menjadi hal yang penting untuk diwaspadai. 

Terlebih jika penularan sifilis terjadi pada ibu hamil.

Penting untuk dipahami bahwa ibu hamil sangat berisiko dan rentan menularkan sifilis pada bayinya.

Lantas, bagaimana jika kondisi ini terjadi?

Dampak Penularan Sifilis dari Ibu ke Bayi

Dikutip dari laman Kompas.idMohammad Syahril selaku Juru Bicara Kementrian Kesehatan menuturkan bahwa risiko penularan sifilis dari ibu ke bayi yang dikandung bisa mencapai 69 sampai 80 persen.

Sementara jika penuluaran ini tak segera diatasi, bukan tidak mungkin jika kondisi ini menyebabkan berbagai dampak, seperti:

- Kejadian lahir mati dan abortus sebesar 40 persen.

Baca Juga: Ramai Kris Wu Dituduh Menderita Sifilis, Kenali Gejala dan Penyebabnya

- Kematian perinatal sebesar 20 persen.

- Berat badan lahir rendah.

- Infeksi neonatus sebesar 20 persen.

"Penularan dari ibu ke anak-anak atau bayi ini bisa terjadi akibat ibu tidak mendapatkan pengobatan yang baik. Saat ini, jumlah ibu hamil dengan sifilis yang diobati masih rendah, yakni baru 41 persen," kata Mohammad Syahril.

Terjadi Peningkatan dalam Lima Tahun Terakhir

Penularan sifilis dari ibu ke bayi rupanya juga mengalami peningkatkan dalam lima tahun terahir.

Mirisnya, peningkatkan infeksi penyakit sifilis ini hampir mencapai 70 persen.

Di tahun 2018 tercatat ada 12.484 kasus infeksi sifilis.

Baca Juga: Jadi Infeksi Menular Seksual, Kenali 5 Gejala Umum Sifilis pada Tubuh

Sementara di tahun 2022, kasus meningkat menjadi 20.783 kasus.

Penemuan kasus yang semakin meningkat merupakan hal baik karena deteksi dini telah dilakukan.

Namun sayangnya dari data yang dilaporkan, peningkatan penemuan kasus tidak diiringi dengan peningkatan jumlah pasien yang mendapatkan pengobatan dan penanganan.

"Rendahnya pengobatan (sifilis) karena adanya stigma dan unsur malu," kata Syahril.

"Setiap tahunnya, dari lima juta kehamilan, hanya sebanyak 25 persen ibu hamil yang diskrining sifilis. Dari 1,2 juta ibu hamil, sebanyak 5.590 ibu hamil positif sifilis. Hal ini perlu jadi perhatian kita bersama,” kata Syahril lagi.

Pihak Kementrian Kesehatan mencatat bahwa jumlah ibu hamil dengan sifilis mencapai angka 5.590 kasus atau 0,5 persen dari total kasus sifilis.

Artinya, masih ada ibu hamil dengan sifilis yang tidak mendapatkan pengobatan.

Sejauh ini, ibu hamil dengan sifilis yang diobati masih dibilang rendah atau baru 41 persen saja.

Kawan Puan, sifilis merupakan infeksi sistemik yang disebabkan oleh bakteri Treponema pallidum.

Salah satu penyakit infeksi menular seksual ini bisa ditularkan secara vertikal dari ibu ke bayi selama masa kehamilan dan persalinan.

Tak hanya itu, infeksi sifilis juga bisa ditularkan melalui hubungan seksual, jarum suntik, dan produk darah yang tercemar.

Baca Juga: Mengenal Sifilis, Masalah Kesehatan Seksual dan Reproduksi Perempuan

(*)

Sumber: kompas.id
Penulis:
Editor: Maharani Kusuma Daruwati

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari, program KG Media yang merupakan suatu rencana aksi global, bertujuan untuk menghapus kemiskinan, mengurangi kesenjangan dan melindungi lingkungan.