5 Masalah Kulit yang Terjadi Akibat Obesitas, Ada Akantosis Nigrikans

Anna Maria Anggita - Sabtu, 4 Maret 2023
Masalah kulit yang terjadi pada pengidap obesitas
Masalah kulit yang terjadi pada pengidap obesitas PhanuwatNandee

Parapuan.co - Obesitas bukan hanya berdampak pada kondisi kesehatan tapi juga penampilan sehari-hari.

Misalnya saja kondisi obesitas itu memicu berbagai masalah pada kulit, di mana penampilan pun biasanya dinilai dari bagian tubuh terluar ini.

Mengutip Jivome, obesitas diketahui menyebabkan perubahan fisiologi kulit seperti produksi sebum tidk teratur, sifat fungsi pelindung kulit berubah, gangguan produksi dan struktur kolagen, hingga penyembuhan luka tertunda.

Bertepatan dengan Hari Obesitas Sedunia pada 4 Maret ini, apa saja masalah pada kulit akibat obesitas?

1. Akantosis Nigrikans

Akantosis nigrikans adalah suatu kondisi di mana kulit di belakang leher, ketiak, dan selangkangan tampak berwarna cokelat tua atau ungu dengan tekstur seperti beludru.

Orang dengan kondisi obesitas umum mengalami akantosis nigrikans, tak hanya pada orang tua tapi juga anak-anak.

Kondisi ini terjadi akibat kadar insulin yang tinggi menyebabkan tingginya protein yang disebut insulin-like growth factor.

Insulin-like growth factor menyebabkan sel-sel kulit di lapisan dermis kulit membelah terlalu cepat, sehingga menyebabkan akantosis nigrikans.

Baca Juga: 5 Manfaat Shea Butter bagi Kulit yang Bukan Sekadar Melembapkan

2. Infeksi Kulit

Pengidap obesitas berisiko lebih besar terkena infeksi kulit seperti infeksi kandida, folikulitis, tinea cruris (kurap), dan intertrigo. 

Hal ini terjadi karena orang dengan obesitas punya indeks massa tubuh tinggi, alhasil mereka cenderung memiliki lipatan kulit yang lebih dalam dan keringat berlebih.

Kondisi tersebut dapat menyebabkan gesekan, kelembaban, dan maserasi kulit, sehingga kulit rentan infeksi jamur, dan bakteri.

3. Striae

Striae, umumnya dikenal sebagai stretch mark merupakan kondisi yang sangat umum terjadi pada anak-anak dan orang dewasa pengidap obesitas.

Di mana saat kulit meregang akibat penambahan berat badan dan obesitas, kulit mungkin menjadi lebih rentan untuk mengembangkan stretch mark.

Stretch mark paling sering ditemukan di perut, payudara, dan bokong.

Baca Juga: 5 Bahan Alami yang Bisa Mencerahkan Kulit Tangan dan Kaki yang Gelap

Selain pada orang obesitas, striae juga sering terjadi pada individu non-obesitas, seperti pada perempuan hamil dan remaja karena mengalami lonjakan pertumbuhan yang cepat.

4. Hidradenitis Suppurativa

Obesitas juga menyebabkan kondisi hidradenitis suppurativa yakni penyakit kulit terdiri dari benjolan, abses, fistula, dan jaringan parut yang menyakitkan dan berulang terjadi secara kronis.

Perlu diketahui, tidak semua orang dengan hidradenitis supurativa mengalami obesitas atau kelebihan berat badan.

Tetapi peningkatan berat badan diketahui memperburuk gejala yang mungkin disebabkan oleh trauma kulit mekanis dan efek hormon androgen.

5. Penyembuhan Luka Lebih Lambat

Individu obesitas cenderung memiliki penyembuhan luka yang lambat larena peningkatan risiko infeksi, nyeri berkepanjangan, dan pembentukan kolagen pun buruk.

Kekurangan nutrisi seperti vitamin C dan A, seng, dan protein yang biasanya didapatkan dari makanan dapat mengganggu produksi kolagen dan proses penyembuhan luka.

Mengetahui bahwa obesitas berdampak pada penampilan tubuh maka penting sekali untuk mengubah gaya hidup, baik dari pola makan maupun olahraga.

Kebiasaan gaya hidup yang baik tidak hanya mengurangi prevalensi obesitas saja, tetapi juga dapat memperbaiki dan mencegah masalah kulit terkait.

Baca Juga: 5 Cara Mudah Menghilangkan Kulit Mati di Kaki, Bisa Pakai Cuka

(*)

Viral di TikTok, Ternyata Ini 5 Penyebab Tumbuhnya Jerawat di Tubuh