Tak Bisa Hanya Pakai Skincare, Ini Perawatan untuk Atasi Wajah Bopeng

Citra Narada Putri - Kamis, 2 Maret 2023
Jenis perawatan untuk mengatasi wajah bopeng.
Jenis perawatan untuk mengatasi wajah bopeng. Artfully79/iStockphoto

Microneedling yang juga disebut "terapi induksi kolagen" ini adalah perawatan bertahap yang melibatkan jarum yang akan menusuk kulit kita.

Konsepnya adalah dengan melakukan microneedling pada wajah bopeng, kulit akan memproduksi lebih banyak kolagen untuk mengisinya secara alami dan mengurangi tampilannya.

Kendati demikian, penting untuk memerhatikan kemungkinan efek samping dari microneedling, yaitu termasuk memar, bengkak, dan infeksi.

Namun untuk hasil maksimal, American Academy of Dermatology (AAD) merekomendasikan perawatan lanjutan setiap dua hingga enam minggu sekali.

Kawan Puan mungkin akan mulai melihat hasil yang signifikan dalam waktu sembilan bulan pasca rutin melakukan microneedling.

5. Filler

Filler kulit seperti kolagen atau zat berbasis lemak akan disuntikkan ke area yang menjadi perhatian, misalnya bopeng.

Tujuan dari filler ini bukan untuk menghilangkan bekas luka sepenuhnya, namun untuk mengisi kulit bopeng agar bisa memperbaiki penampilannya.

Menurut AAD, hasil dapat bertahan mulai dari enam bulan hingga tanpa batas waktu, tergantung pada bahan apa yang digunakan.

Baca Juga: Beda Botox dan Filler yang Sama-Sama Mencegah Kerutan, Mana Lebih Bagus?

Tapi, pahami bahwa filler juga membawa beberapa risiko seperti iritasi kulit, infeksi, dan reaksi alergi.

6. Ablative Laser Resurfacing

Untuk bopeng, ablative laser resurfacing bekerja dengan cara menghilangkan lapisan tipis kulit kita.

Perawatan ini pun dianggap sebagai bentuk pelapisan ulang laser yang paling invasif, dan memerlukan waktu pemulihan satu hingga dua minggu.

Namun, hasilnya cenderung bertahan bertahun-tahun tanpa memerlukan perawatan tambahan.

Untuk bopeng terkait bekas jerawat, spesialis perawatan kulit mungkin akan merekomendasikan perawatan bekas luka jerawat fokal (FAST).

Sementara untuk efek samping yang mungkin terjadi dari ablative laser resurfacing adalah jaringan parut lebih lanjut, perubahan pigmentasi, jerawat, infeksi, kemerahan dan bengkak.

7. Non-ablative Laser Resurfacing

Baca Juga: Mengenal Perawatan Pro Yellow Laser, yang Bisa Hilangkan Tanda Lahir hingga Rosacea

Non-ablative laser resurfacing adalah metode yang kurang invasif dibandingkan ablative laser resurfacing, yang tidak memerlukan down time terlalu lama.

Bahkan setelah perawatan, Kawan Puan dapat melanjutkan aktivitas normal segera, selama tidak ada komplikasi.

Namun memang, sayangnya metode ini tidak seefektif ablative laser resurfacing dalam menghilangkan wajah bopeng. 

Jenis terapi laser ini akan merangsang kulit dengan meningkatkan kolagen, bukan sekadar menghilangkan lapisan kulit yang terkena.

Efek keseluruhan muncul secara bertahap, tetapi mungkin tidak bertahan selama terapi laser ablatif.

Meskipun tidak invasif, non-ablative laser resurfacing masih memiliki risiko efek samping.

Mulai dari bekas luka baru, lecet, kemerahan, bintik-bintik kulit gelap, terutama jika kamu sudah memiliki kulit yang lebih gelap.

(*)