Dr.  Firman Kurniawan S.

Pemerhati budaya dan komunikasi digital, pendiri LITEROS.org, dan penulis buku Digital Dilemma

Perempuan dan Konstruksi Sosial yang Meredupkan Perannya, Harus Apa?

Dr. Firman Kurniawan S. Sabtu, 24 Desember 2022
Ada banyak konstruksi sosial yang melekat pada perempuan. Banyak di antaranya yang merugikan. Bagaimana cara mengatasinya?
Ada banyak konstruksi sosial yang melekat pada perempuan. Banyak di antaranya yang merugikan. Bagaimana cara mengatasinya? Rudzhan Nagiev

Tulisan ini merupakan pandangan pribadi dari penulis.

Para ilmuwan maupun ahli obstetri-ginekologi tahu persis, dibutuhkan kekuatan berlipat-lipat kali dibanding kekuatan yang dimiliki laki-laki, untuk keperluan ini.

Maka dalam konteks tertentu, perempuan jauh lebih kuat dari laki-laki. Dan dalam konteks lainnya, memang laki-laki lebih kuat secara fisik.

Sehingga soal kekuatan ini sifatnya kontekstual, tak mutlak.

Baca Juga: Arisan Parapuan 16: Perempuan Bebas Memilih Peran Secara Bertanggung Jawab

Relevan soal kekuatan perempuan ini, Angela Saini, 2017, lewat artikelnya yang berjudul “The Weaker Sex? Science that Shows Women are Stronger Than Men”, menyatakan, di hampir semua kelompok umur, perempuan mampu bertahan hidup lebih baik daripada laki-laki.

Terdapat fakta biolologis yang sangat terkenal, namun jarang memperoleh perhatian: perempuan lebih lama hidup dibanding laki-laki.

Perbedaan lama hidup perempuan itu, mencapai 5-6 tahun lebih panjang dibanding laki-laki.

Saat mengungkap hasil risetnya, Saini mengutip Steven Austad, seorang pakar di bidang penuaan, yang telah lama menekuni bidang kerjanya.

Baca Juga: Konstruksi Feminitas dan Maskulinitas dalam Peran Rumah Tangga

Kedua, jenis konstruksi sosial yang harus diperjuangkan untuk menepisnya.