Upaya Pemberdayaan Ekonomi, Kelompok Remaja Ini Jual Kaus untuk Komunitas

Firdhayanti - Kamis, 1 Desember 2022
Tim Gekko Indonesia, (kiri ke kanan): Katie Sondakh, Chloe Lembong, Darron Lembong, Matthew Sennelius, Amara Rachmat, Anna Sennelius, Kyle Zachary Lee.
Tim Gekko Indonesia, (kiri ke kanan): Katie Sondakh, Chloe Lembong, Darron Lembong, Matthew Sennelius, Amara Rachmat, Anna Sennelius, Kyle Zachary Lee. Dok.PARAPUAN/Firdhayanti

Parapuan.co - Kawan Puan, bisnis yang kita jalani tak hanya memberikan keuntungan semata. 

Lebih dari itu, bisnis bisa memberi dampak pada lingkungan sekitar kita. 

Hal itu dijalani oleh tujuh orang remaja SMA yang tergabung dalam gerakan sosial Gekko Indonesia

Matthew Sennelius, Anna Sennelius, Amara Rachmat, Kyle Zachary Lee, Katie Sondakh, Darron Lembong, dan Chloe Lembong membantu orang-orang di sekitar lingkungannya dengan menjual t-shirt lho, Kawan Puan. 

Kepada PARAPUAN, mereka menceritakan tentang gerakan sosial tersebut.

Gekko Indonesia sendiri didirikan pada tahun 2020 dan merupakan cabang dari Yayasan Gerakan Kepedulian (GK). 

Pada saat itu, Matthew, Anna pertama kali membangun Gekko Indonesia. 

Bertepatan dengan Pandemi Covid-19, mereka melihat banyak orang-orang kehilangan pekerjaan dan anak-anak yang tak dapat mengakses pendidikan.

Melihat distribusi masker yang belum stabil pada saat itu, mereka memanfaatkan peluang dengan memanggil sejumlah kepala keluarga yang terdampak pandemi untuk menjualnya.

Baca Juga: Berbagai Bekal yang Harus Dimiliki untuk Menjadi Pemilik Bisnis

Seiring berjalannya waktu, kebutuhan masker bagi orang-orang  pun sudah lebih terakomodir. 

"Sudah banyak orang bisa beli masker dan [ketersediaannya] lebih available. Jadi kita berpindah ke t-shirt," ujar Matthew Sennelius selaku founder Gekko Indonesia di The Papilion, Kemang, Jakarta Selatan pada Sabtu (26/11/2022). 

Tak hanya menjual t-shirt, saat ini mereka juga menjalankan diversifikasi produk dengan membuat hoodie dan tote bag

Produk-produk tersebut dijual oleh para keluarga yang terdampak pandemi. 

Hasilnya sendiri akan dipergunakan untuk mendukung learning centers bagi anak-anak yang tergabung dalam GK. 

Sementara itu, t-shirt, hoodie, dan tote bagnya sendiri dijual dengan harga yang berbeda-beda. 

"Satu t-shirt dijual dengan harga Rp150 ribu, hoodie dengan harga Rp250 ribu, dan tote bag dengan harga Rp100 ribu.  Kita jualnya dari koneksi-koneksi kita, kayak om, tante, dan teman-teman sekolah," kata Katie Sondakh. 

Selain itu, mereka juga menyediakan custom printing untuk kaus lho, Kawan Puan. 

"Jadi kalu ada event dan mereka butuh custom t-shirt mereka dateng kita dan bikin," lanjut dia. 

Baca Juga: Begini 5 Kiat Sukses Promosi Produk di Acara Pameran untuk UMKM

Kaus yang dijual terbuat dari bahan cotton bamboo yang ramah lingkungan dan nyaman digunakan.

Di tahun 2022 ini, Gekko Indonesia telah menjual sebanyak 1.753 buah kaus. 

Hasil penjualannya telah digunakan untuk membangun 16 learning center untuk anak-anak dan pendapatan bagi ibu-ibu dan bapak-bapak di komunitas Gerakan Kepedulian. 

Menolong Lebih Banyak

Memberdayakan ekonomi untuk tujuan sosial, sekelompok remaja ini ingin menolong lebih banyak orang. 

Sebagai generasi penerus di kemudian hari, mereka menyadari pentingnya melihat masalah-masalah di lingkungan sekitar mereka. 

"Sebagai anak-anak yang lebih beruntung kita punya kemampuan untuk bantu orang lain. Kita harus memakai kesempatan itu," ujar Amara Rachmat, Community Liaison and Communications Gekko Indonesia. 

Membantu sesama di lingkungan sekitar, mereka menganggap ini merupakan upaya untuk membuat Indonesia lebih baik. 

"Sebagai orang Indonesia kita harus membantu orang-orang yang terdampak. Kita harus membantu Indonesia agar maju," ucap Kyle Zachary Lee, Lead, Projects, Activities Implementation, and Sales Gekko Indonesia. 

Baca Juga: Pebisnis Pemula Perlu Tahu 3 Penyebab Kegagalan pada Bisnis Kecil

Kedepannya, Gekko Indonesia ingin lebih banyak membangun ruang-ruang belajar bagi anak-anak dan organisasi lainnya. 

Selain itu, mereka juga berkolaborasi dengan ThinkCity, gerakan sosial yang berfokus pada isu lingkungan di sebuah kota. 

"Kita pernah collab sama mereka dan kita udh ada 16 learning center. Kita ingin lebih banyak workshop untuk pendidikan," ujar Katie. 

"Kita ingin lebih banyak workshop pendidikan dan bakat. Jadi tidak cuma edukasi tapi kita juga memberi mereka kesempatan bagi yang suka melukis, [atau] komputer," ujar Chloe Lembong, Design Coordinator and Head of Logistics Gekko Indonesia. 

Selain itu, mereka juga berusaha untuk melanjutkan pendapatan untuk organisasi di kemudian hari. 

"Kita mau bikin organisasi bisa dapat uang meski kita sudah selesai sekolah. Karena kita sekarang sibuk dengan sekolah kalo kita bikin lebih mandiri kan organisasinya masih bisa lebih bisa lanjut," ujar Darron Lembong, Finance/Resource Generation Gekko Indonesia. 

Wah, menginspirasi sekali ya, Kawan Puan?

(*)

Penulis:
Editor: Aulia Firafiroh