Review Film Keramat 2: Caruban Larang, Realita Anak Muda di Tengah Budaya Mistis

Tim Parapuan - Diperbaharui Minggu, 30 April 2023
Film Keramat 2: Caruban Larang, tayang di bioskop Indonesia.
Film Keramat 2: Caruban Larang, tayang di bioskop Indonesia. Instagram/keramat2film

Parapuan.co - Ada banyak film horo Indonesia yang tayang di tahun 2022 lalu, salah satunya film Keramat 2: Caruban Larang. 

Bagi yang belum tahu, film Keramat 2: Caruban Larang adalah sekuel dari film pertamanya, Keramat yang tayang 2007 lalu.

Film Keramat 2: Caruban Larang karya Monty Tiwa ini menceritakan sekelompok anak muda yang berangkat dari Jakarta menuju Cirebon untuk berbagai tujuan.

Kelompok anak muda ini terdiri dari Arla (Arla Ailani), Ajil (Ajil Ditto), Ute (Lutesha), Jojo (Josephine Firmstone), Umay (Umay Shahab), Maura (Maura Gabriella), dan Keanu (Keanu Angelo).

Perjalanan yang awalnya penuh tawa berubah menjadi malapetaka saat kotak terlarang di sebuah padepokan tari bernama Caruban Larang dibuka.

Tak hanya menghadirkan kembali mockumentary horor di Indonesia, film Keramat 2: Caruban Larang ini menggambarkan realita anak muda di negara yang masih kaya akan kepercayaan mistis dan gaib.

Realita Anak Muda di Tengah Budaya Mistis Indonesia

Kawan Puan, film Keramat 2: Caruban Larang menangkap fenomena soal generasi muda yang hidup di Indonesia, di mana budaya mistis dan gaib masih sangat kental.

Kemajuan teknologi membuat anak-anak muda meremehkan, bahkan menjadikan budaya mistis sebagai konten yang menjual.

Baca Juga: Sinopsis Film Keramat 2: Caruban Larang, Tayang di Bioskop Indonesia Mulai Hari Ini

Tak sedikit di kehidupan nyata, anak-anak muda melakukan hal-hal tidak senonoh terhadap kebudayaan Indonesia demi konten di media sosial.

Hal itu tergambarkan jelas pada film Keramat 2: Caruban Larang yang menceritakan anak-anak muda pembuat konten di YouTube yang rela mengundang bahaya demi kepentingan kanal YouTube mereka.

Selain masalah konten, jarak yang jauh antara anak muda dengan budaya mistis di Indonesia, terutama di pedalaman, membuat rasa hormat dan sopan santun yang selama ini diterapkan secara turun menurun pudar.

Percaya tidak percaya, masyarakat Indonesia kental dengan budaya "permisi" dan mematuhi mitos ketika berada di tempat baru atau tempat yang mistis.

Di film Keramat 2: Caruban Larang, anak-anak muda yang kini lebih logis meremehkan dan mengabaikan pentingnya menjaga sopan santun dan mematuhi larangan saat bertamu ke tempat yang baru.

Ketidakmampuan anak-anak muda untuk tetap menghargai akar budaya Indonesia yang mistis menjadi pemantik konflik dan bahaya utama dalam film ini.

Dalam memerankan karakter anak-anak muda "biasa", para aktor dan aktris ternama ini mampu meninggalkan identitas dan kepopuleran mereka di dunia hiburan.

Saat menyaksikan film ini, penonton melihat Umay dan kawan-kawan berperan sebagai anak kuliahan biasa yang punya rasa ingin tahu yang tinggi.

Kehadiran Keanu Angelo yang awalnya sempat diragukan oleh netizen ternyata memberikan bumbu komedi dan emosi yang pas dalam film Keramat 2: Caruban Larang.

Baca Juga: Lutesha Jadi Karakter Perempuan Indigo di Film Keramat 2: Caruban Larang, Tayang Hari Ini di Bioskop

Selain itu, Ute (Lutesha) sebagai sosok anak muda indigo juga mampu menjadi penyelamat yang tidak sempurna, masih penuh dengan keraguan dan ketakutan.

Bangkitnya Kembali Film Horor Mockumentary

Film pertama Keramat menjadi salah satu film horor legendaris Indonesia karena menerapkan konsep mockumentary.

Mockumentary adalah sebuah dokumenter palsu yang menyangkan kisah fiksi dalam kemasan pengumpulan arsip bak film-film dokumentar.

Berbeda dari film pertamanya, Keramat 2 kini tak menggunakan alat handy cam dalam merekam perjalanan sekelompok anak muda ini ke Cirebon.

Mengikuti perkembangan zaman, Keramat 2: Caruban Larang menggunakan media seperti kamera vlogging hingga live Instagram dalam merekam kejadian-kejadian mistis di film ini.

Walaupun secara gambar lebih "cantik" dibandingkan mockumentary di film Keramat pertama, film ini mampu menciptakan kepercayaan dari penonton terhadap cerita yang seakan-akan benar-benar terjadi.

Rekaman dalam film Keramat 2: Caruban Larang ini masih sangat mentah, mengikuti film pertamanya, tidak ada tambahan desain suara maupun editing yang canggih.

Penonton disajikan sebuah rekaman yang seakan-akan tidak dirangkai untuk menjadi sebuah film yang layak tayang, namun itulah konsep dari mockumentary yang telah lama absen di layar bioskop Indonesia.

Bagi penggemar film Keramat (2007), film Keramat 2: Caruban Larang menjadi pengobat rindu terhadap film horor mockumentary.

Bagi penonton yang masih asing terhadap genre ini, film Keramat 2: Caruban Larang menjadi pelajaran baru soal berbagai genre film yang semakin hari semakin beragam di bioskop Indonesia.

Baca Juga: 5 Fakta Menarik Maura Gabrielle, Karakter Perempuan di Film Keramat 2: Caruban Larang

(*)

Penulis:
Editor: Linda Fitria