Pemerintah Kaji Pemberian Bantuan Atasi Badai PHK, Ini Kata Menkeu Sri Mulyani

Dinia Adrianjara - Senin, 28 November 2022
Menkeu Sri Mulyani
Menkeu Sri Mulyani Instagram/smindrawati

Fenomena ini pun bukan hanya terjadi di Indonesia, tapi juga di Vietnam dan Bangladesh yang juga akan terdampak. 

Meski hingga Oktober 2022 ini pertumbuhan di industri terkait masih cukup kuat, namun pemerintah terus memantau kondisi di lapangan.

"Kita juga waspada karena sekarang ini growth bagus, tren ini mau ke mana. Ini yang harus kita lihat datanya, perusahaan akan kita monitor, ini yang akan kita formulasikan porsinya untuk merespon," kata Menkeu Sri.

Seperti diketahui hingga akhir November 2022, sejumlah perusahaan telah melakukan pemutusan hubungan kerja yang berimbas pada ribuan karyawan. 

Pada akhir September, Indosat Ooredo Hutchison (IOH) melakukan Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) terhadap lebih dari 300 karyawannya.

Zenius, startup yang bergerak di bidang pendidikan, terpaksa melakukan PHK terhadap ratusan karyawannya.

Seperti ramai diberitakan pada bulan Mei lalu, sebanyak 25 persen atau 200 karyawan terpaksa harus mencari pekerjaan baru karena terkena imbas gelombang PHK tersebut.

PT Shopee Indonesia juga melakukan pemutusan hubungan kerja atau PHK kepada sejumlah karyawannya.

Keputusan Shopee PHK karyawan dilakukan sebagai langkah efisiensi yang dilakukan oleh perusahaan.

Berdasarkan sumber Shopee yang dikutip PARAPUAN dari Kompas.com, jumlah karyawan yang di-PHK sekitar 3 persen dari jumlah karyawan.

Selain beberapa perusahaan di atas, diperkirakan badai PHK ini masih akan berlanjut, terutama mengantisipasi resesi ekonomi yang diprediksi terjadi pada 2023 mendatang. (*)

Baca Juga: Cegah Dampak Resesi, Pemerintah Andalkan Rencana Digitalisasi UMKM