Ursula Von Der Leyen, Presiden Perempuan Pertama Komisi Eropa yang Hadiri KTT G20

Aulia Firafiroh - Selasa, 15 November 2022
Ursula Von Der Leyen
Ursula Von Der Leyen dok. Kompas.com

Parapuan.co- Acara Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20 yang digelar pada 15 November hingga 16 November 2022, dihadiri oleh sejumlah kepala negara perempuan.

Salah satunya sosok Ursula Von Der Leyen yang merupakan presiden Komisi Eropa.

Ia tampak antusias  menghadiri acara perhelatan KTT G20 yang diadakan di Nusa Dua, Bali.

Lalu, seperti apa sosok pemimpin perempuan Ursula Von Der Leyen? Simak ulasan profilnya dari berbagai sumber!

Profil Ursula Von Der Leyen

Perempuan yang lahir di Brussels, Belgia pada 8 Oktober  1958 ini, awalnya adalah seorang politikus  negara Jerman.

Melansir Britannica.com, ia adalah perempuan pertama yang menjabat sebagai Menteri Pertahanan Jerman pada 2013 hingga 2019.

Kemudian pada Juli 2019, ia menjadi perempuan pertama yang menduduki jabatan sebagai Presiden Komisi Eropa.

Ursula merupakan putri dari politisi Jerman Ernst Albrecht, yang pernah menjabat sebagai kepala kabinet di Komisi Masyarakat Ekonomi Eropa.

Baca juga: Jadi Sorotan di KTT G20, Ini Profil Ibu Negara Korea Selatan Kim Keon Hee

Pada 1977-1980, Ursula diketahui memulai pendidikan di jurusan ekonomi di Universitas Göttingen, Universitas Münster, dan London School of Economics namun ia tidak pernah lulus.

Setelah itu, ia beralih ke jurusan kedokteran di Medical School, Hanover, Jerman (MHH) dan lulus pada 1987. 

Usai lulus dari kedokteran, ia bekerja sebagai asisten dokter pada 1988-1992 di klinik ginekologi MHH.

Pada tahun 1991, ia dianugerahi gelar doktor dalam bidang kedokteran.

Selanjutnya pada 1992-1996, Ursula pindah ke Amerika Serikat bersama suaminya, Heiko Von Der Leyen yang saat itu kuliah di Universitas Stanford.

Setelah kembali ke Jerman, ia menjabat sebagai anggota fakultas di departemen epidemiologi, kedokteran sosial, dan penelitian sistem kesehatan MHH pada 1998-2022.

Pada 2001, Ursula memperoleh gelar master di bidang kesehatan masyarakat.

Melansir biografinya dari situs resmi ec.europa.eu, Ursula memiliki tujuh anak dari hasil pernikahannya dengan Heiko Von Der Leyen.

Perjalanan Politik Ursula Von Der Leyen

Baca juga: Profil Mari Elka Pangestu, Eks Mendag yang Kini Jadi Direktur Pelaksana Bank Dunia

Ursula von der Leyen telah bergabung dengan Christian Democratic Union (CDU) sejak tahun 1990.

Pada 1996, ia bergabung dalam politik Lower Saxony (negara bagian federal yang diperintah ayah Ursula pada 1976 hingga 1990).

Ia memegang cabang kantor lokal dan negara bagian sebelum mengikuti pemilihan pada tahun 2004 sebagai anggota komite kepemimpinan CDU.

Usai memenangkan pemilihan federal CDU pada tahun 2005, Ursula diangkat menjadi menteri urusan keluarga, warga lanjut usia, perempuan, dan pemuda di kabinet pertama Kanselir Angela Merkel.

Ia menciptakan kebijakan untuk mengatasi tingkat kelahiran yang rendah di Jerman, seperti penerapan cuti orang tua berbayar dari pekerjaan setelah kelahiran anak dan perluasan fasilitas penitipan anak secara besar-besaran.

Pada 2009, ia terpilih sebagai anggota Bundestag (parlemen) dan menjadi menteri tenaga kerja dan urusan sosial.

Saat memegang jabatan itu, krisis keuangan terjadi dan membuat Ursula memotong pengeluaran kesejahteraan.

Pada akhir 2010, Ursula Von Der Leyen akhirnya terpilih sebagai wakil ketua CDU.

Pada Oktober 2018, setelah penampilan buruk CDU dalam pemilihan daerah, Merkel mengumumkan bahwa dia tidak akan mencalonkan diri lagi sebagai pemimpin partai.

Ursula Von der Leyen juga menolak untuk menggantikan Angela Merkel.

Karier politik Ursula Von Der Leyen pernah terhenti karena penyelidikan penyimpangan dan kemungkinan nepotisme dalam proses pengadaan departemen pertahanan.

Pada November 2019, masa jabatan presiden Komisi Eropa Jean-Claude Juncker berakhir.

Pencalonan Ursula Von Der Leyen untuk menggantikan Juncker sebagai presiden Komisi Eropa sempat mengejutkan beberapa pihak.

Nah Kawan Puan, demikian tadi sosok Ursula Von Der Leyen yang saat ini tengah menghadiri KTT G20 di Bali. (*)

Sumber: brittanica.com,ec.europa.eu
Penulis:
Editor: Aulia Firafiroh