5 Mitos Kesehatan Anak, Dokter Spesialis Ungkap Fakta Sebenarnya

Maharani Kusuma Daruwati - Jumat, 11 November 2022
Ilustrasi perempuan yang menggendong anaknya. Ketahui soal mitos kesehatan anak dan faktanya.
Ilustrasi perempuan yang menggendong anaknya. Ketahui soal mitos kesehatan anak dan faktanya. freepik.com

Parapuan.co - Hari Kesehatan Nasional diperingati setiap 12 November.

Peringatan Hari Kesehatan Nasional ini bertujuan untuk mengingatkan kita akan pentingnya menjaga kesehatan.

Baik kesehatan fisik dan mental sama-sama penting untuk dijaga.

Begitu juga kesehatan anak-anak yang harus lebih diperhatikan oleh orang tua.

Bertepatan dengan Hari Kesehatan Nasional 12 November 2022, Tokopedia melalui Head of Category Development Tokopedia, Ramadhan Niendraputra bersama Dokter Anak, dr. I Gusti Ayu Nyoman Partiwi SpA, MARS atau akrab disapa dr. Tiwi, mengupas tuntas lima mitos dan fakta seputar kesehatan keluarga dan anak.

Mitos dan Fakta Seputar Kesehatan Keluarga dan Anak

Menurut dr. Tiwi, orang tua sebaiknya lebih bijak dalam menyikapi informasi terkait kesehatan anak yang beredar di media sosial.

Mengutip dari rilis yang diterima PARAPUAN, berikut ini mitos kesehatan anak lengkap dengan fakta sebenarnya.

1. Mitos: Susu formula menurunkan kecerdasan anak

Baca Juga: 3 Tantangan Hadapi Kesehatan Mental, Salah Satunya Percaya Mitos

“Faktanya, kecerdasan anak ditentukan oleh tiga faktor utama, yakni kebutuhan asuh (makanan dan minuman bernutrisi), kebutuhan asih (pemenuhan kasih sayang) dan kebutuhan asah (stimulasi yang tepat).

"Susu formula di sisi lain, bisa menjadi solusi yang bisa membantu anak di atas satu tahun menaikkan berat badan,” ungkap dr. Tiwi.

“Penjualan susu formula di Tokopedia, di sisi lain, naik lebih dari 21 kali lipat selama kuartal III 2022 dibandingkan periode yang sama di 2021,” jelas Ramadhan.

Dr. Tiwi pun menyarankan orang tua untuk mengeksplorasi berbagai jenis olahan susu, misalnya es krim atau gelato, agar lebih menarik bagi anak.

Salah satunya susu olahan yang bisa dijadikan pilihan adalah gelato Grofato yang diformulasikan dr. Tiwi.

2. Fakta: Bayi ‘bau tangan’ bukan hal buruk

Bayi bau tangan adalah istilah untuk bayi yang selalu ingin digendong.

“Pada dasarnya bayi perlu digendong karena bayi perlu merasakan keamanan serta sentuhan yang hangat. Menggendong bayi juga dapat menumbuhkan rasa percaya bayi terhadap orang tua,” jelas dr. Tiwi.

Baca Juga: Kopi Bikin Kembung itu Hanya Mitos Belaka, Kok Bisa? Ini Alasannya

3. Mitos: Bayi perempuan lebih cepat bicara

Jenis kelamin bayi tidak menentukan kemampuan berbicara.

“Kecerdasan terbentuk dari kromosom X. Walau perempuan memiliki dua kromosom X dan laki-laki hanya punya satu kromosom X, tanpa adanya stimulasi maka kemampuan berbicara tidak akan terangsang,” ujar dr. Tiwi.

Menurut dr. Tiwi, ada berbagai contoh kegiatan untuk menstimulasi kemampuan berbicara anak, misalnya bercerita dan membaca bersama anak.

4. Fakta: Anak harus tetap mandi saat sedang sakit

Kulit merupakan lapisan paling luar yang berfungsi melindungi tubuh dari berbagai kuman dan penyakit, maka kesehatan kulit menjadi semakin penting saat anak sakit.

Apabila seorang anak sakit, ia tetap harus menjaga kesehatan kulit dengan mandi air hangat. 

5. Mitos: Anak jinjit saat belajar jalan adalah hal tidak wajar

“Berjinjit adalah tahapan awal belajar jalan. Bayi yang menggunakan baby walker sebagai stimulan saat belajar jalan akan cenderung berjinjit untuk mengenali permukaan lantai sebelum benar-benar lancar berjalan,” ujar dr. Tiwi.

Baby walker sendiri menjadi salah satu produk yang paling dicari masyarakat pada sub kategori Mainan dan Aktivitas Bayi di Tokopedia selama kuartal III 2022.

“Masyarakat khususnya orang tua bisa menemukan berbagai produk kebutuhan keluarga dan anak di Tokopedia Parents. Ekosistem khusus ini juga mempermudah orang tua bergabung ke komunitas yang relevan dan mendapat informasi tentang tumbuh-kembang anak, keluarga dan rumah tangga,” tutup Ramadhan.

Baca Juga: 12 Mitos Memberi Makanan Padat Pada Bayi yang Ternyata Tidak Benar

(*)

Rutin Lakukan Donor Darah? Ini Manfaatnya untuk Fisik dan Mental