Sering Diabaikan, Mengenal Xerosis atau Kulit Kering pada Lansia yang Bisa Sebabkan Pruritus

Maharani Kusuma Daruwati - Kamis, 3 November 2022
Penyakit yang rentan dialami lansia.
Penyakit yang rentan dialami lansia. ATHVisions

Parapuan.co - Masalah kesehatan orang lanjut usia (lansia) tidak hanya pada kesehatan fisik tapi juga termasuk kesehatan kulit.

Pasalnya, lansia rentan mengalami masalah kulit yang cukup mengganggu.

Bukan hanya masalah kulit terkait estetika, permasalahan kulit ini juga bisa berdampak kesehatan.

Di antaranya yang cukup kerap terjadi pada lansia adalah pruritus (kulit gatal) dan xerosis (kulit kering), yang jika tidak ditangani dengan tepat, akan menurunkan kualitas hidup mereka.

Pruritus dan xerosis pada lansia memang sering diabaikan karena dianggap sebagai hal wajar sehingga tidak perlu berkonsultasi dengan dokter.

Padahal, pruritus dan kulit kering bisa menjadi awal penyakit yang lebih berbahaya, atau bahkan menjadi tanda bahwa seseorang memiliki penyakit tertentu.

Mengutip daru Mayo Clinic, kulit kering kerap membuat tekstur kulit menjadi kasar dan pecah-pecah, sehingga mempermudah bakteri masuk ke dalam tubuh.

Kulit kering juga bisa berujung pruritus. Jika gatal pruritus berlanjut lebih dari 6 minggu, maka berpotensi menjadi penyakit kronis lainnya.

Dalam Medscape, pruritus bahkan bisa mengganggu kualitas hidup seseorang, seperti mengganggu tidur dan menyebabkan kecemasan hingga depresi.

Baca Juga: 9 Manfaat Kelapa untuk Kulit, Melembapkan hingga Angkat Sel Kulit Mati

Karena itu, perlu dilakukan pengobatan sesegera mungkin ke dokter spesialis kulit dan kelamin sehingga tidak memicu penyakit lainnya.

Dalam virtual media briefing, Kamis (3/11/2022), dr. Amelia Soebyanto, Sp.DV, Spesialis Dermatologi dan Venereologi Klinik Pramudia menyatakan, xerosis (kulit kering) dapat terjadi pada perempuan maupun pria, dan lansia memiliki risiko yang lebih tinggi.

"Kulit kering merupakan suatu keadaan dimana lapisan terluar kulit yang kurang lembab akibat penurunan kandungan air dan kandungan lemak di kulit. Kulit kering ini memiliki tekstur kulit yang kasar, bersisik, pecah-pecah, dan dapat disertai dengan keluhan gatal," terangnya.

Ia menambahkan, prevalensi kulit kering di seluruh dunia sekitar 29-85%.

Pada sebuah penelitian di salah satu fasilitas kesehatan di Perancis, didapatkan bahwa sekitar 56% pasien berusia >65 tahun mengalami xerosis dan sekitar 9% menderita xerosis derajat sedang-berat.

Insiden dan keparahan kulit kering meningkat sesuai dengan pertambahan usia.

Penelitian oleh Selma didapatkan bahwa xerosis ini lebih banyak ditemukan pada wanita (59%) dengan usia rata-rata 70 tahun.

“Pasien lansia dengan keluhan kulit kering memang belum dapat sembuh total dengan cepat dan akan bertahan dalam waktu lama, karena memang banyak faktor yang berpengaruh baik faktor genetik, internal maupun eksternal," jelasnya.

Baca Juga: 5 Tips Olahraga bagi Lansia, Pilih Aktivitas yang Aman untuk Sendi

Faktor internal misalnya lapisan lemak yang berkurang pada kulit lansia, dan penyakit penyerta lain seperti diabetes mellitus, gagal ginjal, penyakit hati, keganasan, infeksi, dan riwayat konsumsi obat-obatan tertentu.

"Faktor eksternal dari pengaruh lingkungan dan gaya hidup juga sangat berperan dalam timbulnya kulit kering, seperti stres, paparan sinar matahari yang lama, penggunaan air conditioner, perubahan musim dan kelembapan, kebiasaan mandi yang lama, penggunaan sabun yang bersifat iritatif, asupan cairan yang kurang,” tutur dr. Amel.

Ia kembali menambahkan, bahwa banyak masyarakat awam yang menyepelekan kulit kering dan menganggapnya hanya perlu dioleskan pelembab saja.

Padahal, pemilihan obat oles yang tidak tepat pun bisa menimbulkan iritasi.

Perlu ada diagnosis yang lebih jelas dari dokter spesialis kulit dan kelamin untuk mengetahui tatalaksana yang paling tepat untuk menyembuhkan kulit kering.

Tatalaksana kulit kering dibagi jadi dua yaitu medikamentosa dan non-medikamentosa.

Secara medikamentosa, dokter bisa memberikan obat minum untuk mengurangi gatal dan peradangan yang timbul, antibiotik bila ditemukan adanya tanda-tanda infeksi, dan obat oles untuk membantu mengatasi kekeringan pada kulit.

"Dokter pun akan merujuk ke spesialis tertentu jika memiliki penyakit penyerta. Penatalaksanaan secara non-medikamentosa juga tidak kalah pentingnya, diantaranya dengan memastikan asupan cairan yang cukup, mandi jangan terlalu lama dan terlalu sering, dengan air hangat suam kuku dan sabun yang lembut,” ungkapnya.

Kulit yang sangat kering dapat menyebabkan retakan/pecahan yang dalam, yang dapat terbuka dan berdarah, memberikan jalan bagi bakteri untuk masuk dan menyerang tubuh.

Baca Juga: 4 Pola Makan untuk Para Lansia, Demi Jaga Kesehatan dan Hindari Penyakit

Selain itu, tambahnya, kulit kering ini juga merupakan penyebab utama terjadinya kulit gatal (pruritus).

Maka, penggunaan obat-obatan yang dijual bebas malah berpotensi membuat keluhan semakin parah dan berisiko menimbulkan infeksi akibat keinginan untuk menggaruk.

dr. Anthony Handoko, SpKK, FINSDV, CEO Klinik Pramudia dalam sambutannya mengatakan, sebagai Klinik Spesialis Kulit dan Kelamin yang terpercaya, Klinik Pramudia selalu berkomitmen memberikan pelayanan kesehatan terbaik bagi seluruh pasien terutama pasien lansia.

"Karena kami sadar bahwa pasien lansia membutuhkan pelayanan kesehatan ekstra yang berbeda dari aspek medis dan non medis dibandingkan pasien pada umumnya.

"Secara medis, keluhan kulit gatal dan kering pada pasien lansia tidak sesederhana seperti hanya diobati keluhannya saja, tetapi jauh lebih penting bagi kami untuk mencari sumber penyakit yang mendasarinya," kata dr. Anthony.

“Kami peduli bahwa keluhan gatal dan kering pada kulit pasien lansia dapat menyebabkan menurunnya kualitas hidup mereka. Maka jangan anggap remeh bila orang tua atau kerabat yang sudah menuju lansia memiliki keluhan kulit gatal dan kulit kering.

"Perlu ada diagnosis serta tatalaksana yang tepat dan benar dari dokter spesialis kulit dan kelamin. Menjadi sebuah kebanggaan bagi Klinik Pramudia jika kami bisa memperbaiki kualitas hidup para lansia, khususnya lewat tatalaksana bagi pruritus dan xerosis” tambahnya.

(*)

Anak Perempuan Usia Remaja Rentan Terserang Lupus, Ini Penjelasan Dokter