Voice Of Baceprot Rilis Single PMS, Rayakan Perempuan yang Dobrak Stigma

Alessandra Langit - Kamis, 3 November 2022
Voice Of Baceprot rilis single bertajuk PMS pada Kamis, (3/11/2022), ceritakan perempuan yang dobrak stigma.
Voice Of Baceprot rilis single bertajuk PMS pada Kamis, (3/11/2022), ceritakan perempuan yang dobrak stigma. Dok. 12WIRED

Parapuan.co - Voice Of Baceprot (VOB) kembali dengan single baru mereka bertajuk "PMS".

Single baru Voice Of Baceprot bertajuk "PMS" ini merupakan singkatan dari "Perempuan Merdeka Seutuhnya".

"PMS" dari Voice Of Baceprot merupakan sebuah lagu baru yang mereka rilis untuk merayakan perempuan yang berani mendobrak stigma.

Grup musik perempuan Voice of Baceprot (VOB) comeback setelah debut fenomenal di Wacken Open Air 2022 pada bulan Juli.

Voice of Baceprot juga membuat heboh dengan EP School Revolution Remix yang menampilkan enam DJ dan produser musik elektronik pada bulan September.

Berangkat dari singkatan Perempuan Merdeka Seutuhnya, "PMS" ditulis oleh Marsya (vokal, gitar), Widi (bass), dan Sitti (drum) selama masa SMA mereka.

Lagu tersebut digarap sekitar tahun 2017 bersama dengan guru konseling dan mentor mereka, Abah Erza.

"Kami menulis lagu dengan energi yang tersisa setelah sekolah," kenang Marsya.

"Saat itu kami sedang sibuk dengan kegiatan sekolah, jadi pada dasarnya kami harus menyeret diri ke studio untuk workshop," lanjutnya.

Baca Juga: Mimpi Jadi Nyata, Voice Of Baceprot Sukses Gebrak Panggung Wacken Open Air 2022

Terlepas dari kondisi yang mereka alami, tidak ada jejak kelelahan dalam lagu yang mereka hasilkan.

Faktanya, "PMS" mengungkapkan antipati, ketidaksenangan, dan kemarahan terhadap situasi mereka saat itu, baik secara lirik maupun musik.

Inspirasi utama di balik lirik "PMS" berasal dari serangkaian cerpen yang ditulis oleh penulis Indonesia Feby Indirani berjudul Bukan Perawan Maria.

Lagu "PMS" berfokus pada protes VOB terhadap perilaku diskriminatif dan menghakimi yang cenderung ditujukan kepada perempuan.

Perempuan yang diserang cenderung memiliki pola pikir, cara pandang, sikap, dan bahkan keinginan atau impian yang berbeda dengan norma masyarakat.

Berasal dari daerah di mana norma-norma sosial dipengaruhi nilai-nilai agama dan juga patriarki, VOB telah mengalami diskriminasi berbasis gender di masa lalu.

Tidak adanya pilihan hidup pasca-sekolah menengah bagi banyak remaja perempuan selain pernikahan menjadi salah satunya.

Hal yang sama juga berlaku untuk pilihan karier yang terbatas untuk VOB dan teman-temannya karena diskriminasi gender.

"Ironisnya, bukan hanya laki-laki yang akan menunjukkan perilaku seperti itu, tetapi juga sesama perempuan!" komentar Marsya.

Meski ditulis beberapa tahun lalu, lirik "PMS" tetap kontekstual dan relevan dengan situasi saat ini.

Lagu ini terasa dekat tidak hanya di kampung halaman tetapi juga di berbagai wilayah di Indonesia bahkan dunia pada umumnya.

Kenyataannya, perempuan masih terkekang oleh stereotip patriarki, terutama dalam hal karier dan pilihan hidup lainnya.

"PMS" sebuah perayaan untuk semua perempuan yang mematahkan stigma dan stereotip, tersedia di semua platform streaming digital mulai 3 November 2022.

Baca Juga: VOB Rilis Ulang School Revolution, Gandeng Musisi Peraih Nominasi Grammy

(*)