Sudah Atur Budget Tapi Keuangan Tetap Boros, Ternyata Ini 5 Penyebabnya

Dinia Adrianjara - Selasa, 1 November 2022
Langkah membuat budgeting.
Langkah membuat budgeting. Weedezign

 

Parapuan.co - Mengelola keuangan dengan cara mengatur budget atau anggaran setiap bulan adalah hal yang penting.

Bukan saja bagi Kawan Puan yang sudah berpenghasilan saja, budgeting juga penting untuk pebisnis, freelancer, maupun kamu yang masih bersekolah.

Sebab dengan mengatur anggaran atau budget bulanan, pengeluaran bisa terkendali, kamu bisa menabung, bahkan bisa berinvestasi.

Namun tak dimungkiri meski sudah mengatur keuangan dengan ketat setiap bulannya, ada saja hal tak terduga yang membuatmu mengeluarkan uang secara berlebihan.

Bisa karena pengeluaran mendadak, belanja tak terduga, atau mungkin kebiasaan-kebiasaan kecil yang sering tak kamu sadari.

Nah berikut ini lima alasan keuanganmu sering 'bocor halus', meski sudah mengatur budget bulanan, seperti dilansir PARAPUAN dari The Balance Money.

1. Besar Pasak Daripada Tiang

Peribahasa 'Besar Pasak Daripada Tiang' menggambarkan situasi keuangan ketika pengeluaran lebih besar daripada pemasukan.

Jika kamu sudah mengatur budget tapi pengeluaran masih tetap boros, artinya pengeluaranmu lebih besar daripada pendapatan.

Baca Juga: Hari Keuangan Nasional, Yuk Ketahui Definisi dari Inklusi Keuangan!

Supaya hal ini tidak terjadi setiap bulannya, maka kamu perlu mengecek lagi pengeluaran apa yang terlalu berlebihan, dan mana yang perlu dikurangi.

Pada awalnya mungkin tidak mudah, karena ada beberapa pengeluaran yang harus kamu batasi.

Namun jika dilakukan dengan konsisten, maka kamu juga bisa beradaptasi dan belajar hidup sesuai kemampuan, supaya keuanganmu jadi lebih baik.

2. Uang yang Dianggarkan Tidak Cukup

Umumnya ketika menentukan pos anggaran, ada beberapa hal penting yang diutamakan.

Misalnya pos keuangan untuk kebutuhan utama (makan, transportasi, pembayaran cicilan), pos tabungan dan investasi, dan anggaran untuk hiburan.

Apabila keuangan sudah diatur tapi masih belum cukup, bisa jadi uang yang dianggarkan tidak cukup.

Jika setiap bulannya anggaran dalam kategori atau pos tertentu tidak cukup, kamu mungkin harus menambah anggaran untuk pos tersebut.

Ini artinya kamu perlu mengurangi pengeluaran uang untuk pos anggaran lain, atau cara lainnya adalah dengan menambah pemasukan.

Baca Juga: Baru Gajian, Terapkan 3 Tips Hemat Ini untuk Cegah Stres Keuangan

3. Kamu Berbuat Curang (Cheating)

Saat mengatur keuangan pribadi, tanggung jawab dan konsisten dalam melakukannya menjadi hak setiap orang.

Ketika mengeluarkan uang melebihi anggaran atau 'curang' dari budget yang sudah diatur, tentu risiko dan konsekuensi keuangannya harus kamu tanggung sendiri.

Tapi perlu Kawan Puan ketahui, risiko ini jika didiamkan berlarut atau menumpuk, maka akan ada risiko besar yang terjadi.

Misalnya tabungan yang terus terkuras, cicilan yang menumpuk, hingga utang yang sulit untuk dibayarkan. Jadi, jangan diabaikan ya, Kawan Puan!

4. Tidak Punya Dana Darurat

Kawan Puan tentu sudah sering mendengar bahwa dana darurat sangat agar kamu siap ketika ada pengeluaran atau kondisi tidak terduga.

Jika kamu tidak punya dana darurat saat ini, coba mulai dalam jumlah secukupnya setiap bulannya, sampai kamu punya tabungan yang cukup.

Standar jumlah dana darurat yang perlu kamu punya adalah tiga sampai enam kali pengeluaran bulanan.

Jika kamu sudah berumah tangga, pertimbangkan untuk menyisihkan setidaknya 6-12 kali pengeluaran bulanan.

5. Tidak Bersenang-senang

Hidup dengan anggaran terbatas bukan berarti kamu tidak bisa menikmati hobi dan hiburan.

Sebab terlalu membatasi diri untuk melakukan kesenangan justru akan membuatmu tidak menyukai anggaran atau budgeting yang sudah kamu buat.

Supaya kamu tetap bisa bersenang-senang untuk hobi dan hiburan, coba sisihkan sedikit dari penghasilan untuk kegiatan ini.

Dengan begitu kamu masih bisa menikmati hasil dari pendapatanmu, tapi tetap sesuai budget yang sudah kamu siapkan.

Semoga informasi ini membantumu dalam mengatur keuangan ya, Kawan Puan! (*)

Baca Juga: Sejarah Hari Keuangan Nasional, Upaya Mengingat Mata Uang Pertama di Indonesia

Sumber: The Balance Money
Penulis:
Editor: Dinia Adrianjara