Suku Bunga Acuan BI Naik Jadi 4,75 Persen, Apa Saja Dampaknya bagi Masyarakat?

Ardela Nabila - Rabu, 26 Oktober 2022
Dampak kenaikan suku bunga acuan BI.
Dampak kenaikan suku bunga acuan BI. MicroStockHub

Parapuan.coBank Indonesia (BI) kembali menaikkan BI 7-day Reverse Repo Rate (7DRRR) atau suku bunga acuannya sebesar 50 basis poin (bps) menjadi 4,75 persen setelah bulan Agustus dan September lalu melakukan hal serupa.

Padahal sejak Maret 2021 lalu, BI menahan suku bunga acuannya di level 3,50 persen usai terus menurunkannya selama pandemi Covid-19.

Hal ini tentunya berdampak pada berbagai sektor perekonomian, termasuk bagi masyarakat.

Dikutip dari Kompas.com, berikut lima dampak kebijakan moneter BI menurut berbagai ekonom dan analis.

1. Nilai Tukar Rupiah Menguat

Kenaikan suku bunga dinilai dapat memperkuat ketahanan kurs rupiah terhadap penguatan dolar AS, sebagaimana dijelaskan oleh Direktur Center of Economic and Law Studies (Celios) Bhima Yudhistira.

BI sendiri mencatat adanya depresiasi nilai tukar rupiah sebesar 8,03 persen sejak 1 Januari hingga 19 Oktober (year to date) dibandingkan dengan level akhir 2021 yang disebabkan oleh kuatnya dolar AS.

Adapun peluang nilai tukar rupiah yang melemah hingga Rp16.000 per dolar AS masih terbuka karena faktor yang memengaruhinya masih akan berlanjut.

Analis Sinarmas Futures Ariston Tjendra menjelaskan, faktor eksternal penekan rupiah ialah kenaikan suku bunga acuan bank sentral AS The Fed yang diprediksi masih akan terjadi sampai akhir 2022 atau awal 2023.

Baca Juga: 5 Manfaat Tabungan Berjangka, Suku Bunga Tinggi hingga Dilengkapi Asuransi