Mengenal Keluarga Disfungsional dan Pengaruhnya pada Tumbuh Kembang Anak

Ericha Fernanda - Minggu, 23 Oktober 2022
Keluarga disfungsional.
Keluarga disfungsional. Panupong Piewkleng

Parapuan.co - Kawan Puan, pernahkah kamu mendengar istilah keluarga disfungsional?

Keluarga disfungsional adalah keluarga yang rentan terhadap perilaku buruk dan pengabaian peran masing-masing anggotanya.

Ciri-ciri keluarga disfungsional seperti tidak ada rasa persatuan, empati, batasan yang sehat, dan saling menyakiti satu sama lain.

Ada berbagai alasan mengapa suatu keluarga menjadi disfungsional dan menyebabkan trauma bagi anggotanya, seperti:

- Komunikasi sangat buruk.

- Kekerasan dalam rumah tangga (KDRT).

- Hubungan antara orang tua sarat konflik dan kritik.

- Perceraian yang tidak diatasi dengan baik.

- Gangguan kepribadian dan masalah mental yang tidak dikelola dengan baik.

Baca Juga: Pola Asuh Orang Tua Bisa Pengaruhi Inner Child Anak, Ini Kata Psikolog

Kaitan Keluarga Disfungsional dan Trauma pada Anak

Mengutip Hindustan Times, tumbuh dalam keluarga disfungsional dapat memengaruhi hubungan anak dan orang tua di kemudian hari.

Menyaksikan orang tua berkelahi dan cekcok terus-menerus dapat memengaruhi kesehatan emosional dan mental anak.

Trauma pada anak yang berkembang selama masa perkembangannya akan abadi hingga dewasa, atau dikenal sebagai inner child.

Inner child atau luka batin akan sulit disembuhkan ketika trauma pada anak sangat kuat dan mereka sulit mengelolanya.

Trauma tersebut nantinya dapat memengaruhi kepribadian anak dan disfungsi dalam disi sendiri seiring dengan perkembangannya.

Pasalnya, anak tidak bisa mencontoh dari orang tua tentang bagaimana menjalin hubungan yang sehat dan harmonis.

Lebih lanjut, keluarga disfungsional dapat membuat anak kelelahan secara fisik dan mental ketika harus tumbuh dengan orang tua yang rumit.

Anak merasa dipaksa menjadi dewasa sebelum waktunya karena tidak memiliki orang tua yang mendukung mereka dalam situasi sulit.

Meski sulit, trauma karena disfungsi keluarga dapat dipulihkan dengan mengelola diri sendiri dan hubungan dengan orang sekitar.

Kamu juga bisa meminta bantuan psikolog atau terapis untuk membantumu memulihkan trauma ya, Kawan Puan.

Baca Juga: Trauma Masa Kecil Dapat Membuat Inner Child Terluka, Ini Efeknya

(*)

Sumber: Hindustan Times
Penulis:
Editor: Arintya