Berkaca dari Kasus KDRT, Benarkah Mencintai Sama dengan Menguasai?

Arintha Widya - Sabtu, 22 Oktober 2022
Benarkah mencintai sama dengan menguasai?
Benarkah mencintai sama dengan menguasai? SasinParaksa

Parapuan.co - Kawan Puan, sebagian dari kita mungkin sedang atau pernah mencintai seseorang begitu dalam.

Namun, pernahkah kamu berpikir tentang apa yang sebenarnya kamu rasakan saat mencintai seseorang?

Apakah mencintai seseorang berarti kamu harus memilikinya? Atau, cukupkah jika hanya mengagumi dari jauh saja?

Adjie Santosoputro, seorang penulis sekaligus praktisi kesehatan mental mengungkap isu tersebut melalui akun Twitter pribadinya baru-baru ini.

Berkaca dari kasus kekerasan dalam rumah tangga yang sedang viral, cinta kerap menjadi alasan seseorang bertahan dalam hubungan yang tidak sehat.

Baik pelaku maupun korban kekerasan sama-sama mengaku masih mencintai pasangan.

Korban bisa jadi luluh jika pelaku meminta maaf, memohon, dan berjanji tidak mengulangi perbuatannya.

Akan tetapi, bagaimana dengan pelaku kekerasan? Mengapa sebagian pelaku KDRT meminta maaf karena mengaku masih mencintai pasangannya (korban)?

Jika mencintai pasangan, lantas kenapa tega melakukan tindakan yang menyakitinya secara fisik dan mental?

Baca Juga: Bisakah Kita Mencintai Lebih dari Satu Orang? Ini Penjelasan Psikolog

Menurut Adjie, hal tersebut bisa disebabkan karena konsep mencintai yang dipahami tiap-tiap orang yang mungkin berbeda.

Ada sebagian orang yang saat mencintai, merasa bahwa mereka memiliki sosok yang dicintainya.

Hal ini tidak hanya terjadi di antara pasangan kekasih, tetapi juga suami istri, orang tua dan anak, keluarga, dan sebagainya. 

Lantaran menganggap mencintai sebagai kepemilikan, maka orang merasa individu yang dicintai harus mengikuti apapun yang ia inginkan.

Jika dikaitkan dengan kasus KDRT yang sedang viral belakangan ini, rasa kepemilikan itu membuat seseorang jadi merasa berhak semena-mena.

Bahkan, tega melakukan tindak kekerasan kepada pasangannya dengan mengatasnamakan cinta.

Akibat dari rasa memiliki yang berlebihan itu, pasangan bisa jadi merasa sesak, takut, dan lain-lain yang dapat berujung pada konflik.

"Yang selama ini kita anggap cinta, adalah nafsu memiliki. Bukan cinta. Memiliki itu bukanlah mencintai," tulis Adjie di salah satu utas yang dibuatnya.

Bagaimana dengan Kawan Puan? Apa yang kamu rasakan saat mencintai seseorang?

Baca Juga: Lesti Cabut Laporan Atas Rizky Billar, Ini Risiko Terlalu Mencintai Pasangan

(*)

Sumber: Twitter
Penulis:
Editor: Arintya