Kemenkes Ungkap Daftar Kanker yang Paling Banyak Diderita Masyarakat Indonesia, Ada Kanker Payudara

Anna Maria Anggita - Jumat, 21 Oktober 2022
Daftar kanker  yang paling banyakn diderita masyarakat Indonesia
Daftar kanker yang paling banyakn diderita masyarakat Indonesia BlackSalmon

Parapuan.co - Kawan Puan, kanker termasuk salah satu jenis penyakit kronis yang menjadi penyebab utama kematian di seluruh dunia.

Hal tersebut diungkapkan langsung oleh Plt. Direktur Pelayanan Kesehatan Rujukan/Direktur Pelayanan Kesehatan Primer Kementerian Kesehatan RI, dr. Yanti Herman MH.Kes dalam acara "Tingkatkan Akses dan Kapabilitas Layanan Onkologi dan Kedokteran Nuklir di Indonesia.

Pada acara yang diselenggarakan Selasa (18/10/2022), di Hotel Mulia Senayan tersebut, dr. Yanti  mengungkapkan pada tahun 2020 terhitung hampir 10 juta kematian akibat kanker.

Dalam acara yang diselenggarakan oleh RS Murni Teguh dan GE Healthcare Indonesia, dr. Yanti juga mengungkapkan bahwa kanker penyebab kematian didominasi oleh kanker payudara, paru, kolon, rectum dan prostat.

Sementara itu, dr. Yanti mengungkapkan berdasarkan data Globocan 2018, kanker payudara dan serviks merupakan kanker yang paling banyak diderita oleh penduduk Indonesia, khususnya perempuan.

Selain itu, ada tiga jenis kanker pada pria yakni:

- Trachea,

- Bronkus,

- Paru-paru.

Baca Juga: Kabar Duka, Clerence Cynthia Istri Drummer NOAH Meninggal Dunia Akibat Kanker

Sedangkan jenis kanker yan diderita anak-anak yakni kanker darah atau leukimia.

"Kalau dibandingkan data kanker (Indonesia) dari 2013 ke 2018, memang prevalensinya meningkat dari 1,4 per 1.000 penduduk jadi 1,8 per 1.000 penduduk," papar dr. Yanti.

Dari data tersebut dr. Yanti mengungkap kalau adanya prevalensi dari kanker, hal tersebut terjadi karena 70 persen pasien datang ke fasilitas pelayanan kesehatan yang sudah stadium sudah sulit untuk dilakukan intervensi.

Menurut dr. Yanti ada berbagai faktor lain yang membuat pasien mungkin terlambat menerima pengobatan kanker, di antaranya:

- Kurangnya akses ke pelayanan kesehatan rujukan terutama didaerah terpencil.

- Kurangnya kualitas pelayanan rumah sakit.

- Waktu tunggu lama.

- Kurangnya alat pengobatan.

- Keterbatasan dokter spesialis.

- Kemampuan tenaga kesehatan dalam mendiagnosis penyakit belum optimal.

dr. Yanti menegaskan sebelum kondisi memburuk, penting sekali bagi setiap orang untuk melakukan deteksi dini, apakah mengalami kanker atau tidak.

"Skrining atau deteksi dini terhadap kanker supaya pasien itu datang tidak dalam kondisi lanjut itu sangat penting, sehingga penatalaksanaannya akan mudah, angka mortalitasnya pasti juga akan turun," pungkas dr. Yanti.

Baca Juga: Cepat Pulih, Ini 3 Rekomendasi Latihan Pasca Operasi Kanker Payudara

(*)

Penulis:
Editor: Arintya

Usia Sampai Gaya Hidup Jadi Faktor Risiko Pneumonia pada Orang Dewasa