Review Film Jailangkung: Sandekala, Horor yang Bikin Ingat Keluarga

Alessandra Langit - Jumat, 23 September 2022
Ulasan dan review film Jailangkung: Sandekala yang tayang di bioskop Indonesia.
Ulasan dan review film Jailangkung: Sandekala yang tayang di bioskop Indonesia. Sky Media

Parapuan.co - Film Jailangkung: Sandekala mengangkat kembali mitos jailangkung yang melegenda di Indonesia sejak dulu.

Film Jailangkung: Sandekala garapan Kimo Stamboel kini sedang tayang di seluruh bioskop Indonesia.

Tak hanya menawarkan teror horor, film Jailangkung: Sandekala juga menghadirkan drama keluarga yang dekat dengan penonton.

PARAPUAN berkesempatan untuk menyaksikan film ini dalam acara Press Screening Film Jailangkung: Sandekala pada Senin, (19/9/2022) di kawasan Kuningan, Jakarta Pusat.

Film Jailangkung: Sandekala berpusat pada sebuah keluarga yang sedang melakukan perjalanan liburan ke luar kota.

Tak disangka petaka datang ketika mereka membuat detour ke sebuah area danau wisata.

Di sinilah anak paling kecil bernama Kinan (Muzakki Ramdhan), tiba-tiba secara misterius menghilang tanpa jejak saat matahari terbenam.

Keluarga kecil tersebut putus asa mencari sang anak yang hilang misterius. Terlebih ia hilang di daerah yang terkenal mempunyai legenda dengan sebutan Sandekala.

Hilangnya Kinan tidak meninggalkan jejak, hanya sebuah boneka jailangkung yang mereka temukan di tengah-tengah pencarian mereka.

Baca Juga: Sinopsis Film Jailangkung: Sandekala, Tayang di Bioskop Mulai 22 September

Pelan-pelan mereka terperangkap ke dalam suatu keadaan yang tak mereka mengerti.

Di tengah teror horor yang mencekam, Kimo Stamboel berhasil membuat penonton ingat dengan keluarga masing-masing lewat film Jailangkung: Sandekala ini.

Cerita yang Dekat dan Mungkin Terjadi

Salah satu keunggulan cerita ini adalah latar cerita yang sangat dekat dengan penonton dan mungkin terjadi di dunia nyata.

Mengambil mitos Sandekala yang melarang anak-anak keluar saat matahari terbenam, film ini mengingatkan penonton akan masa kecil di kampung halaman.

Cerita liburan ke alam luas yang masih penuh dengan legenda mistis juga sangat dekat dan mungkin pernah dilakukan oleh penonton di Indonesia.

Kemungkinan terjadinya malapetaka yang sama di kehidupan nyata membuat film ini terasa realistis dan menumbuhkan simpati penonton kepada setiap karakter.

Porsi Horor yang Pas

Penting untuk Kawan Puan ketahui bahwa film horor ini mendapatkan rating 13+ dari Lembaga Sensor Film Indonesia.

Baca Juga: 6 Fakta Menarik Film Jailangkung: Sandekala, Horor Pertama Syifa Hadju

Walaupun bergenre horor, film ini memberikan kenyamanan dan kehangatan keluarga tersendiri.

Alih-alih menawarkan jumpscare bertubi-tubi, film ini membiarkan penonton bersiap-siap terlebih dahulu sebelum kemunculan makhluk halus.

Penonton juga bisa bersimpati dengan sang makhluk halus karena penceritaan latar belakang sosok menyeramkan tersebut yang logis dan manusiawi.

Di film ini, unsur horor dan drama keluarga berjalan bersamaan dengan harmonis, tak saling mendominasi.

Ikatan Keluarga yang Nyata

Adrian (Dwi Sasono) dan Sandra (Titi Kamal) merupakan gambaran nyata orang tua yang frustrasi karena tak kunjung menemukan anaknya yang hilang.

Kedua artis ini mampu menunjukkan kegelisahan yang nyata, membuktikan bahwa orang tua rela mengorbankan apapun demi anaknya.

Niki (Syifa Hadju) juga menggambarkan seorang kakak yang punya perasaan bersalah karena tidak mampu menjaga adiknya.

Perasaan tersebutlah yang mendorong Niki kehilangan akal sehat dan rela melakukan hal-hal menyeramkan demi menyelamatkan sang adik.

Kedukaan dan ketakutan menjadi alasan yang membuat ikatan keluarga ini terasa kuat dan nyata sepanjang film.

Penonton seakan berada di tengah-tengah keluarga tersebut dan diajak merasakan keresahan yang sama.

Jika Kawan Puan mencari film horor yang bisa disaksikan bersama keluarga, Jailangkung: Sandekala merupakan tayangan yang pas untuk kamu.

Baca Juga: Syifa Hadju Jadi Karakter Perempuan Anak Sulung di Film Jailangkung: Sandekala

(*)