Bloody Mary, Ratu Inggris yang Dikenal Kejam dan Berdarah Dingin

Aulia Firafiroh - Rabu, 21 September 2022
Ratu Mary I
Ratu Mary I dok. Kompas

Usai Raja Edward VI meninggal di usia muda, kekuasaan Inggris sempat dipegang oleh Lady Jane Grey selama 9 hari.

Namun, tak lama kemudian, Ratu Mary I berhasil menguasai dan membuat Inggris berada di bawah pengaruh gereja Katolik Roma. Hal itu ia lakukan agar saudara tirinya, Elizabeth tidak bisa menjadi penerus takhta.

Alasan itu juga yang membuat Ratu Mary I memutuskan untuk menikah dengan putra Kaisar Charles V, yaitu Philip II. Saat itu, usia Philip II terpaut 11 tahun lebih muda dari Ratu Mary I.

Pernikahan keduanya memicu pertentangan dari kelompok pemberontak Sir Thomas Wyatt pada tahun 1554. Pasalnya, banyak yang mendesak agar Ratu Mary I menikah dengan sepupunya Courtenay.

Menanggapi hal itu, Ratu Mary I akhirnya berpidato dan memutuskan akan membantai semua pemberontaknya. Ia bahkan membantai Lady Jane Grey yang saat itu masih berusia belasan tahun.

Selama lima tahun berkuasa, Ratu Mary I diketahui telah mengeksekusi secara sadis sekitar 300 orang dengan dibakar di tiang panjang. 

Sayangnya, ia dibenci dan difitnah oleh suaminya sendiri yang sudah tidak percaya lagi kepada Ratu Mary I. Ia kemudian disalahkan atas pembantaian terhadap orang-orang Protestan di Inggris.

Pada 17 November 1558, Ratu Mary I akhirnya meninggal dunia dan dimakamkan di Westminster Abbey.

Setelah itu, posisinya sebagai penguasa Inggris, digantikan oleh saudara tirinya, yakni Ratu Elizabeth I.

Demikian tadi sosok serta kisah mengenai Ratu Mary I yang mendapat julukan Bloody Mary.

Kawan Puan, kira-kira siapa lagi sosok Ratu Inggris yang profilnya menarik untuk dibahas? (*)

Sumber: kompas
Penulis:
Editor: Aulia Firafiroh