Tanpa Disadari, Ini 6 Tanda Kamu Berperilaku Quiet Quitting di Kantor

Aulia Firafiroh - Minggu, 4 September 2022
Tanda Quiet Quitting
Tanda Quiet Quitting Marta Shershen

Menurutnya, sikap ini sudah dilakukan banyak orang sejak dulu yang tidak memiliki pilihan selain bertahan di pekerjaan mereka.

"Mereka mungkin memiliki keterampilan yang tidak dapat dialihkan, fleksibilitas dan manfaat yang tidak dapat mereka peroleh di tempat lain atau tinggal di komunitas kecil dengan kelangkaan peluang lain,” tambahnya.

Selain itu, faktor ekonomi juga menjadi salah satu penyebab para pekerja akhirnya melakukan sikap quiet quitting.

Mereka melakukan sikap tersebut karena tidak ingin memprioritaskan karier yang begitu-begitu saja hingga mengorbankan kesehatan fisik dan mental.

"Jadi, quiet quitting tidak hanya dialami generasi yang lebih muda – siapa pun yang pernah merasa terjebak dalam pekerjaan tetapi memiliki sedikit alasan untuk mengundurkan diri," papar Anthony Klotz.

Hal yang sama juga disampaikan oleh Maria Kordowicz, PhD, profesor pengamat perilaku organisasi di University of Nottingham soal dampak quiet quitting bagi kesehatan mental.

“Berhenti diam-diam adalah tentang upaya sadar untuk menegakkan kesejahteraan kita dalam cara kita bekerja," ujar Maria Kordowicz.

Perilaku ini juga bentuk sikap sadar akan kesejahteraan diri di dunia kerja dan lebih berani dalam  membuat batasan personal.

"Daripada mengambil risiko kelelahan melalui jam kerja yang panjang atau mendefinisikan diri kita sendiri hanya melalui pekerjaan kita,” tambahnya.

Demikian tadi beberapa hal mengenai tanda-tanda jika kamu menerapkan perilaku quiet quitting.

Apakah Kawan Puan juga melakukan perilaku ini di kantor? (*)

Sumber: kompas
Penulis:
Editor: Aulia Firafiroh