Program Sekolah Sehat, Unilever dan Kemendikbud Ristek Buat 6 Edukasi Ini

Arintha Widya - Kamis, 25 Agustus 2022
Nadiem Makarim beserta istri berfoto dengan seluruh mitra yang berkomitmen menyukseskan kampanye Sekolah Sehat melalui penandatanganan nota kesepahaman hari ini, termasuk PT Unilever Indonesia, Tbk.
Nadiem Makarim beserta istri berfoto dengan seluruh mitra yang berkomitmen menyukseskan kampanye Sekolah Sehat melalui penandatanganan nota kesepahaman hari ini, termasuk PT Unilever Indonesia, Tbk. adingfoto

Parapuan.co - PT Unilever Indonesia, Tbk. pada Selasa (23/8/2022) kemarin menandatangani nota kesepahaman dengan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi Republik Indonesia.

Penandatangan MoU tersebut sebagai kelanjutan kerja sama dalam hal peningkatan kualitas sumber daya manusia, kesehatan, kesejahteraan, serta pengembangan karakter dan potensi diri serta keilmuan di lingkungan sekolah.

Upaya ini merupakan bagian dari inisiatif "Program Sekolah dan Pesantren Sehat" yang telah secara konsisten dijalankan Unilever Indonesia sejak 2016.

Sebagaimana dalam press rilis yang diterima PARAPUAN, hingga kini program itu telah menjangkau lebih dari 12 juta anak di lebih dari 49.000 sekolah dan pesantren di 34 provinsi.

Saat ini Indonesia dan dunia tidak hanya dihadapi oleh pandemi Covid-19, tetapi juga sejumlah wabah penyakit menular lainnya yang tidak kalah cepat menyebar.

Hal ini membutuhkan kewaspadaan dari semua pihak, terutama dalam upaya melindungi kesehatan anak mengingat sistem imunitas tubuh mereka yang belum berkembang sempurna.

Di tengah tantangan kesehatan yang ada, penerapan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) menjadi semakin penting.

Enny Hartati Sampurno selaku Direktur PT Unilever Indonesia, Tbk. menyampaikan, "Unilever Indonesia percaya bahwa kesehatan anak adalah modal utama bagi pembangunan bangsa."

"Untuk itu, sebagai salah satu perwujudan dari pillar 'The Unilever Compass' dalam meningkatkan kesehatan dan kesejahteraan masyarakat, kami menggagas 'Program Sekolah dan Pesantren Sehat'," lanjut Enny.

Baca Juga: Agar Hybrid Learning Berjalan Efektif, Ini Persiapan yang Bisa Dilakukan

Enny juga menyampaikan, di tahun 2022 ini program tersebut menargetkan untuk
menjangkau 1,9 juta anak di 11.000 sekolah dan pesantren.

Unilever pun mengangkat hastag #AjakLatihBiasakan dengan memberikan modul pembelajaran yang meliputi beberapa edukasi.

Berbagai edukasi tersebut meliputi edukasi Covid-19 dan protokol kesehatan, edukasi cuci tangan pakai sabun, pedoman "Isi Piringku" dan pola hidup sehat, edukasi sikat gigi pagi dan malam, edukasi kebersihan kamar mandi dan toilet, serta edukasi pemilahan sampah.

Upaya dalam membantu meningkatkan kesehatan anak-anak ini sejalan dengan agenda pemerintah untuk menggalakkan kampanye Sekolah Sehat.

Untuk itu, sejak 2019 Unilever Indonesia telah memiliki perjanjian kerja sama dengan Kemendikbud-Ristek RI dalam melakukan sosialisasi PHBS ke ribuan sekolah dasar dan pesantren.

Di sisi lain, nota kesepahaman yang ditandatangani juga semakin memperluas poin-poin kerja sama, termasuk di antaranya:

- Pengembangkan karakter dan potensi diri peserta didik.

- Peningkatan kualitas serta akses kesehatan, nutrisi, kesejahteraan, lingkungan, dan pengembangan diri bagi peserta didik, pendidik, tenaga kependidikan dan sumber daya manusia kebudayaan.

- Peningkatkan kapasitas sumber daya manusia pendidikan dan kebudayaan.

Baca Juga: Mengenal Program Kampus Mengajar, Bisa Jadi Pengganti Magang Mahasiswa

- Penyelenggaraan penelitian dan pengembangan keilmuan.

Penanaman PHBS di lingkungan sekolah dipercaya menjadi salah satu kebutuhan mutlak untuk melindungi anak dari berbagai risiko penyakit yang mengintai.

Dengan rutin mengajarkan kebiasaan menjaga kebersihan diri, mencukupi kebutuhan nutrisi harian, dan memelihara lingkungan yang sehat, maka anak akan siap untuk beraktivitas dan berprestasi secara optimal.

Hal tersebut senada dengan pernyataan Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi, Nadiem Makarim.

"Pengetahuan lebih mendalam mengenai PHBS, pemenuhan gizi seimbang, dan olahraga sangatlah penting untuk dimiliki seluruh SDM di dalam sekolah, utamanya di Usaha Kesehatan Sekolah (UKS)," tuturnya.

Dalam program ini, sosialisasi modul pembelajaran dilaksanakan melalui kegiatan Training of Trainers (TOT) para guru dan dokter kecil dari masing-masing sekolah.

Dalam pelaksanaannya, Unilever Indonesia menggandeng 7 Mitra Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) yaitu Heartindo, Bina Masyarakat Peduli, Yayasan Emmanuel, ICSD Foundation, Yayasan Peduli Negeri, Persada, dan Spektra.

Kegiatan TOT tahun ini diadakan selama bulan Agustus hingga September di 83 kota/kabupaten di 13 provinsi, termasuk perluasan cakupan program di Provinsi Lampung.

Program kemudian dilanjutkan dengan kegiatan peer-to-peer education, yang mendorong para guru dan dokter kecil menjadi agent of change dengan meneruskan edukasi pada teman sejawat/sebaya.

Sesuai dengan hashtag #AjakLatihBiasakan, kegiatan monitoring dan evaluasi akan dilaksanakan agar para guru dan orang tua memonitor kegiatan PHBS murid selama 21 hari untuk mengubah pembiasaan menjadi kebiasaan.

Pada akhirnya, akan dilakukan replikasi best practice kepada sekolah-sekolah yang setidaknya belum disasar selama 4 tahun terakhir. 

Baca Juga: E-sport Masuk Jadi Kurikulum Sekolah? Ini Penjelasan Kemendikbud

(*)

Sumber: Press Release
Penulis:
Editor: Arintya