Catat! Ini 3 Tahapan HIV yang Menyerang Kesehatan Reproduksi Perempuan

Anna Maria Anggita - Jumat, 26 Agustus 2022
Tiga tahap HIV yang menyerang sistem reproduksi perempuan
Tiga tahap HIV yang menyerang sistem reproduksi perempuan jarun011

Parapuan.co - Human Immunodeficiency Virus (HIV) menjadi kondisi infeksi menular seksual yang menyerang kesehatan reproduksi perempuan.

Orang yang terjangkit HIV baik perempuan maupun laki-laki akan mengalami penurunan sistem imunitas tubuh, sehingga lebih rentan terjangkit penyakit.

Di sisi lain, perlu diketahui pula beberapa hari ini media massa tengah dihebohkan dengan kasus HIV/AIDS di Kota Bandung, yang dialami oleh orang usia produktif.

Dilansir dari Tribunnews, per Desember 2021 Komisi Peanggulangan AIDS (KPA) Kota Bandung mencatat 12.358 pengidap HIV AIDS yang melakukan pelayanan kesehatan di Kota Bandung.

Adapun rinciannya, 5.943 di antaranya merupakan warga Kota Bandung yang memiliki umur 20-29 tahun.

Perlu diketahui, kondisi yang menyerang kesehatan reproduksi perempuan tersebut harus segera ditangani, karena bila dibiarkan saja dapat berlanjut menjadi AIDS.

Mengutip WebMD, gejala HIV dibagi menjadi tiga tahap yakni:

1. Tahap Pertama: Gejala Infeksi HIV Akut

Mereka yang terinfeksi HIV mungkin tidak langsung menyadari apa yang telah terjadi dengan kesehatan organ kewanitaan.

Baca Juga: Menyerang Kesehatan Reproduksi Perempuan, Apa itu Fibroid Rahim?

Pasalnya, pada tahap awal gejala HIV mirip dengan penyakit yang umum dialami oleh banyak orang, seperti flu.

Bahkan gejala yang menyerang kesehatan reproduksi perempuan ini biasanya berlangsung 1-2 minggu kemudian hilang, berikut ini tanda-tanda awal HIV seperti:

- Sakit kepala dan tenggorokan

- Otot sakit dan mudah kelelahan

- Demam dan pembengkakan di kelenjar getah bening

- Bisul (luka) di mulut, kerongkongan, anus, atau alat kelamin.

Selain itu, virus yang menyerang kesehatan organ kewanitaan ini juga menimbulkan tanda lain seperti ruam merah yang tidak gatal.

2. Tahap Kedua: Gejala Latensi Klinis

Baca Juga: Apa itu Sindrom MRKH? Salah Satu Gangguan Kesehatan Reproduksi Perempuan yang Dialami Sejak Lahir

Ketika sistem kekebalan tubuh kalah karena melawan HIV, maka gejala seperti flu akan hilang.

Meski gejala flu hilang, perlu diketahui kalau tetap ada banyak hal yang terjadi dalam tubuh, atau biasa disebut sebagai periode tanpa gejala atau infeksi HIV kronis.

Selama tahap periode tanpa gejala ini, HIV yang tidak diobati akan membunuh sel CD4 dan menghancurkan sistem kekebalan tubuh.

Sel CD4 yang menurun membuat pengidap HIV pun lebih rentan terkena infeksi lain.

3. Tahap Ketiga: Gejala AIDS

Di kala jumlah sel T CD4 turun di bawah 200, maka sistem kekebalan tubuh rusak parah, di mana tahap ini adalah stadium lanjut dari infeksi HIV yakni AIDS.

Pengidap AIDS mungkin mendapatkan infeksi oportunistik, penyakit yang lebih sering terjadi dan  orang dengan sistem kekebalan yang lemah.

Kondisi infeksi oportunistik seperti seperti sarkoma kaposi yakni bentuk kanker kulit.

Tak hanya itu saja contoh lain dari infeksi oportunistik lain yakni pneumocystis pneumonia atau penyakit paru-paru.

Belajar dari hal di atas, maka penting bagi pengidap HIV untuk melakukan perawatan dengan terapi antiretroviral (ART) sebelum kondisi jadi memburuk.

Tentu hal yang tak kalah pentingnya yakni menjaga kesehatan reproduksi perempuan, salah satunya melakukan hubungan seksual dengan aman, seperti memakai kondom dan tidak memiliki pasangan lebih dari satu.

Baca Juga: Ini Dia 4 Cara Menjaga Kesehatan Seksual dan Reproduksi pada Remaja

(*)

 

Sumber: tribunnews,webmd
Penulis:
Editor: Maharani Kusuma Daruwati

Bantu Hindari Risiko Stunting pada Anak, Asupan Protein Jadi Kunci