Suami Istri Punya Gaya Parenting Berbeda, Ini Dampaknya pada Anak

Arintha Widya - Jumat, 19 Agustus 2022
ilustrasi dampak perbedaan pola asuh orang tua terhadap anak
ilustrasi dampak perbedaan pola asuh orang tua terhadap anak Edwin Tan

Orang tua dengan pola asuh ini jarang mendisiplinkan anak mereka, dan kebanyakan menganggap anak sebagai "teman".

Terakhir, yaitu pola asuh yang mengabaikan atau tidak melibatkan diri sebagai orang tua dalam pengasuhan anak-anak.

Gaya ini memiliki tuntutan dan respons yang rendah, serta komunikasi yang sangat sedikit antara orang tua dengan anak.

Orang tua cuma memastikan anak diberi makan dan memiliki tempat tinggal, tetapi tidak memberikan bimbingan, aturan, bahkan dukungan.

Bagaimana Jika Suami dan Istri Punya Pola Asuh yang Berbeda?

Di antara keempat gaya pengasuhan di atas, sepasang suami istri bisa saja mempunyai parenting style yang berbeda.

Misalnya suami cenderung otoriter atau berwibawa, sementara istri lebih permisif, atau bisa juga sebaliknya.

Kasus perbedaan gaya parenting antara pasangan suami istri bukanlah hal baru dan wajar terjadi di tengah-tengah masyarakat.

Baca Juga: Awas Berdampak Buruk, Ini 5 Tanda Toxic Parenting yang Harus Dihindari

Pertanyaannya, bagaimana perbedaan pola asuh dari kedua orang tua berpengaruh terhadap tumbuh kembang anak?

Ternyata, ada dampak signifikan pada anak apabila ayah dan ibu mereka mempunyai gaya pengasuhan yang berbeda.

Apalagi jika tidak ada kesepakatan di antara orang tua untuk mengatasi masalah perbedaan gaya pengasuhan tersebut.

Sebagaimana dikutip dari StanfordChildrens.org, ketidaksepakatan orang tua tentang berbagai aspek dalam pola asuh bisa membuat anak merasa bingung.

Di samping itu, perbedaan harapan dan konsep disiplin dari pola asuh yang berbeda bisa membuat anak tumbuh menjadi pribadi yang insecure.

Maka itu jika Kawan Puan dan pasangan berbeda pendapat dalam pola asuh anak, segeralah cari solusi dan samakan pandangan kalian, ya.

Jika dibutuhkan, Kawan Puan bisa meminta bantuan psikolog anak atau keluarga untuk menjembatani perbedaan pola asuh tersebut.

(*) 

Sumber: stanfordchildrens.org,Very Well Mind
Penulis:
Editor: Arintya