Seperti Apa Profesi Public Relation di Industri Teknologi, Ini Penjelasannya

Firdhayanti - Minggu, 14 Agustus 2022
Profesi public relations di industri teknologi
Profesi public relations di industri teknologi alvarez

Parapuan.co - Kawan Puan, pada tanggal 10 Agustus lalu diperingati Hari Kebangkitan Teknologi Nasional (Harteknas).

Peringatan Harteknas sendiri bermula dari diterbangkannya pesawat terbang N-250 Gatotkaca ciptaan mendiang BJ Habibie pada tanggal 10 Agustus 1995 di daerah Bandung.

Karya anak bangsa tersebut menjadi bukti inovasi Indonesia di bidang teknologi.

Di tahun 2022 ini, tentunya lebih banyak lagi berbagai inovasi yang diciptakan anak bangsa.

Tak hanya laki-laki, perempuan kini juga lebih banyak terlibat dalam industri teknologi lewat berbagai macam profesinya, salah satu diantaranya adalah profesi public relation (PR).

Pada Rabu (10/8/2022) lalu, PARAPUAN berkesempatan untuk berbincang mengenai profesi PR di industri teknologi dengan Cipluk Carlita, Head of Communications Southeast Asia Twitter.

Hingga saat ini, Cipluk sudah bekerja sebagai tim komunikasi di Twitter selama 7 tahun.

Cipluk bertanggung jawab untuk perencanaan strategi dan supervisi kegiatan komunikasi Twitter di negara-negara Asia Tenggara, termasuk Indonesia.

Menurut Cipluk, secara general bekerja sebagai PR industri yakni untuk menggaungkan pesan yang hendak disampaikan oleh industri teknologi sehingga dapat dipahami dengan mudah oleh audiens.

Baca Juga: 4 Perempuan Berpengaruh dalam Sejarah Dunia Teknologi, Siapa Saja?

Dalam hal ini, tim PR harus bisa menyederhanakan bahasa produk yang dihadirkan tim produk perusahaan teknologi pada produk elektronik maupun fitur-fitur terbaru.

Selain itu, jika produk atau fitur yang hendak disampaikan merupakan buatan luar negeri, dibutuhkan pula kemampuan penerjemahan bahasa, seperti dari Bahasa Inggris ke dalam Bahasa Indonesia yang tidak semudah itu.

“Jadi kita benar-benar harus ngerti produknya atau fiturnya seperti apa. Kemudian sebenarnya tim produk ini pengin menyampaikan apa.

"Terus kita terjemahkan ke bahasa lokalnya dan sesuaikan juga dengan kebiasaan dari para pengguna yang ada di market tersebut,” ujar perempuan yang pernah menjadi PR di PT Acer Indonesia ini.

Keinginan untuk Terus Belajar

Berbagai tanggung jawab PR di industri teknologi membutuhkan satu kunci utama yang harus dimiliki, yakni mau belajar, sebagaimana diujarkan Cipluk.

Hal ini tidak terlepas dari perkembangan teknologi yang begitu cepat.

“Karena kalau kita lihat kita lihat industri teknologi semakin berubah. Sepuluh [hingga] dua puluh tahun yang lalu dulu belum ada saat ini sudah ada,” katanya.
Hal itu juga masih dilakukan Cipluk hingga saat ini, Kawan Puan.

Salah satu hal baru di dunia teknologi yang ingin ia pelajari saat ini adalah non fungible token (NFT).

Baca Juga: 5 Cara Memaksimalkan Teknologi untuk Menjalankan Bisnis Agar Lebih Efisien

"Terus terang aku tertarik banget walaupun aku belum punya banyak waktu untuk mempelajari itu, but it's on my to do list.

Karena gimanapun juga sekarang kita bisa lihat mungkin 20 tahun kedepan sudah nggak akan ada. Sama halnya seperti yang sekarang ada tapi 10-20 tahun yang lalu belum ada,” tutur Cipluk.

Karenanya, profesi PR membutuhkan kemauan untuk mengetahui perkembangan teknologi terkini, Kawan Puan.

Penulis:
Editor: Dinia Adrianjara