Mitos atau Fakta Daging Kambing Bisa Picu Hipertensi? Ini Penjelasan Ahli

Anna Maria Anggita - Selasa, 12 Juli 2022
Mitos pada daging kambing yang jadi pemicu hipertensi
Mitos pada daging kambing yang jadi pemicu hipertensi Rose676

Parapuan.co - Hari Raya Iduladha memang telah berlalu, tapi suasananya sampai sekarang cukup terasa, misalnya saja banyak orang yang masih makan kambing.

Tentu Kawan Puan pernah ya mendengar kalau makan kambing yang jadi hewan kurban di Iduladha dapat memicu hipertensi.

Lantas, apakah benar makan kambing dapat menimbulkan hipertensi?

Dilansir dari laman resmi Kementerian Kesehatan, anggapan daging kambing yang jadi sumber lemak dan kolesterolan yang berbahaya bagi tubuh serta dapat memicu hipertensi ini tidak didukung oleh bukti ilmiah.

Pasalnya, daging kambing termasuk daging merah yang dianggap paling sehat jika dibandingkan dengan lainnya.

Menurut Departemen Pertanian AS, setiap 100 gram daging kambing menghasilkan kalori lebih sedikit dibandingkan daging ayam, sapi, dan domba.

Bahkan diketahui kandungan lemak dan kolesterol daging kambing paling rendah.

Tak hanya itu saja, kandungan lemak jenuh pada daging kambing bahkan lebih rendah dari ayam.

Studi Goat Meat Does Not Cause Increased Blood Pressure, juga menemukan bilamana daging kambing ternyata bukanlah pemicu hipertensi.

Baca Juga: Catat, 4 Cara Mengatasi Sembelit karena Kebanyakan Makan Daging

Kalau begitu mengapa daging kambing dianggap menyebabkan tekanan darah tinggi?

Dr. dr. Samuel Oetoro,MSc, MS, SpGK(K)., selaku spesialis gizi mengungkap rumor yang tersebur diduga dari sensasi hangat yang dirasakan setelah mengonsumsi daging kambing.

"Sehingga timbul rumor, hangat itu dipikir tensinya naik, gairahnya meningkat; sebenarnya enggak. Kenapa panas? karena daging kambing itu thermogenic effect-nya tinggi," papar dr. Samuel.

Thermogenic effect atau efek termogenik adalah panas yang dihasilkan dari adanya metabolisme bahan makanan dalam tubuh.

Jika dibandingkan dengan daging merah lainnya, kambing itu memberikan efek termogenik yang lebih tinggi.

"Karena daging kambing itu (untuk) dicernanya lebih membutuhkan energi," tambah dr. Samuel.

Meski begitu, dr. Samuel tetap menyarankan untuk semua orang lebih berhati-hati saat makan hidangan daging kambing.

Menurutnya ancaman tersebut bukan dari daging kambing, tapi bumbunya yakni garam.

Baca Juga: Penyebab Pusing Setelah Makan Daging, Hati-Hati Alami Masalah Kesehatan ini

Samuel mengungkap unsur Natrium atau Sodium (Na) dalam garam (NaCl) merupakan elektrolit yang berfungsi mengatur air di dalam tubuh.

Di mana natrium dalam jumlah besar yang dikonsumsi menandakan semakin banyak air yang disimpan dalam pembuluh darah, kondisi ini pun dapat memicu tekanan darah meningkat.

Dalam satu sendok teh (lima gram) garam, terkandung natrium sebanyak dua gram.

"Belum lagi, (dalam sup kambing) dia tambahin lagi MSG, Monosodium Glutamat. Jadi berapa banyak natrium yang kamu makan?" ujarnya.

Samuel menegaskan kalau makan sup kambing itu tidak masalah, asalkan garamnya tidak berlebihan.

Selain itu, usahakan memilih daging yang tidak berlemak, hindari pula bagian jeroan.

Samuel juga menyarankan sebelum atau menyantap makanan tinggi lemak dan garam, sebaiknya makan buah dan sayur.

Misalnya saja ketimun dan lalapan sayuran lain yang menjadi pendamping makanan.

Ia mengungkap sayur dan buah mengandung serat sehingga dapat menyerap sebagian makanan yang dimakan.

Nah, dari ulasan penelitian maupun dr. Samuel terungkap kalau daging kambing itu bukan pemicu hipertensi ya, kandungan garamlah yang jadi penyebab tekanan darah tinggi.

Apabila mau makan kambing pastikan jangan bagian berlemak dan jeroan serta batasi garam ya, Kawan Puan.

Baca Juga: Harus Dibatasi, Ini 5 Bahaya Terlalu Banyak Makan Daging Sapi

(*)

Sumber: Kementerian Kesehatan
Penulis:
Editor: Maharani Kusuma Daruwati

Usia Sampai Gaya Hidup Jadi Faktor Risiko Pneumonia pada Orang Dewasa