Mengenal Karakter Perempuan di Film Ngeri-Ngeri Sedap yang Hidup di Keluarga Patriarki

Alessandra Langit - Kamis, 23 Juni 2022
Karakter Perempuan di film Ngeri-ngeri Sedap
Karakter Perempuan di film Ngeri-ngeri Sedap Imajinari

Parapuan.co - Film Ngeri-Ngeri Sedap yang sedang tayang di bioskop Indonesia mengenalkan karakter perempuan dari suku Batak yang jarang dibahas di media.

Ngeri-Ngeri Sedap sendiri kini masih menjadi perbincangan netizen karena pelajaran berharga tentang keluarga yang disampaikannya.

Film Indonesia yang sering mengambil latar di Jawa membuat penuturan kisah karakter perempuan Batak dalam film Ngeri-Ngeri Sedap ini menjadi lebih unik dan menarik.

Dalam film ini, sutradara Bene Dion Rajagukguk mengangkat kisah keluarga Batak, latar belakangnya sendiri serta kampung halamannya.

Ngeri-Ngeri Sedap menceritakan kisah Pak Domu (Arswendi Beningswara) dan Mak Domu (Tika Panggabean) yang merupakan orang tua dari empat orang anak.

Empat anak tersebut adalah Sarma E. Purba (Gita Bhebhita Butar-butar), Domu (Boris Bokir), Gabe (Lolox), dan Sahat Purba (Indra Jegel).

Menjelang pesta adat Batak, kedua orang tua ini ingin anak-anaknya pulang dari perantauan, namun terhalang banyak dilema dan konflik.

Karakter Gabe memilih menjadi seorang pelawak meski dikuliahkan Pak Domu di jurusan hukum.

Karakter Domu ingin menikahi seorang tokoh perempuan asal Sunda, namun dilarang Pak Domu karena menganggap orang lain tidak bisa mengerti adat Batak.

Baca Juga: Sinopsis Ngeri Ngeri Sedap, Film yang Angkat Konflik dan Intrik Keluarga Batak

Tak hanya Domu, karakter perempuan Sarma yang tinggal bersama orang tuanya, juga memiliki konfliknya sendiri.

Sedangkan Sahat yang tinggal di Yogyakarta dengan seseorang bernama Pomu usai kuliah, tidak ingin kembali lagi ke kampung halamannya.

Demi membuat anak-anak mereka pulang, Pak Domu dan Mak Domu pun memutuskan untuk berpura-pura ingin bercerai.

Keempat anak tersebut pun langsung pulang namun hanya akan tinggal sementara.

Kawan Puan, dua perempuan yang menjadi sorotan dalam film ini adalah Mak Domu dan Sarma, yuk kita gali lebih dalam soal dua karakter ini.

1. Mak Domu dan ideologi patrilineal Batak

Karakter Perempuan di film Ngeri-ngeri Sedap: Mak Domu
Karakter Perempuan di film Ngeri-ngeri Sedap: Mak Domu Imajinari

Kawan Puan, suku Batak menganut sistem patrilineal, suatu adat masyarakat yang mengatur alur keturunan berasal dari pihak ayah.

Dalam film ini, marga serta kepemimpinan rumah tangga sepenuhnya dikuasi oleh pihak laki-laki dari keluarga dan tokoh perempuan lebih banyak diam.

Baca Juga: Hadirkan Drama Keluarga dan Keindahan Danau Toba, Ngeri-Ngeri Sedap Tayang 2 Juni di Bioskop

Mak Domu adalah karakter perempuan Batak yang harus menuruti semua keputusan dari suaminya.

Mak Domu bahkan mengikuti pilihan yang tak sesuai dengan kehendak hati Mak Domu.

Figur Mak Domu digambarkan sebagai 'pengurus anak', seakan-akan membesarkan anak hanyalah tugas perempuan.

Hal itu membuat figur ayah dalam hidup anak-anak Mak Domu pun tidak terlalu memberikan dampak atau ikatan emosional.

Mak Domu hadir sebagai pendukung anak-anaknya secara emosional tanpa bisa berbuat banyak untuk keluarga.

Pasalnya, keputusan sepenuhnya ada di tangan Pak Domu sebagai kepala keluarga di sistem patrilineal seperti Batak.

2. Sarma dan mimpi yang dikorbankan

Karakter Perempuan di film Ngeri-ngeri Sedap: Sarma
Karakter Perempuan di film Ngeri-ngeri Sedap: Sarma Imajinari

Tokoh perempuan Sarma adalah anak perempuan satu-satunya di keluarga Domu ini.

Baca Juga: Angkat soal Keluarga, Film Ngeri Ngeri Sedap Tembus 200 Ribu Penonton

Seperti saudara laki-lakinya, Sarma juga memiliki permasalahan di kehidupannya yang tak kalah penting.

Sarma juga memiliki konflik dengan keluarganya, terutama dengan figur Pak Domu selaku ayahnya.

Sayangnya, masalah Sarma dianggap tak sepenting saudara laki-lakinya oleh keluarga.

Sarma dinilai tidak memiliki hak untuk bersuara sebagai anak perempuan di keluarganya sendiri.

Padahal, karakter Sarma memiliki mimpi besar menjadi koki, namun ia harus mengikuti kehendak keluarga yang berbeda dari mimpinya.

Di keluarga yang didominasi laki-laki ini, Sarma digambarkan harus menjadi perempuan penurut.

Bahkan hingga di akhir film, keputusan final Sarma pun dibedakan dengan saudara laki-laki lainnya.

Sarma tetap diceritakan harus mengorbankan mimpinya untuk pilihan dari keluarganya sendiri.

Sedangkan, semua saudara laki-laki Sarma bisa kembali menjalani kehidupan sesuai pilihan mereka masing-masing.

Kawan Puan, secara keseluruhan, film Ngeri-Ngeri Sedap menggambarkan kehidupan perempuan Batak yang serba terbatas.

Keluarga yang menganut sistem patriarki membuat perempuan di film Ngeri-Ngeri Sedap harus mengikuti pilihan hidup dari orang lain dan keputusan turun temurun keluarga.

Di tengah kehidupan modern ini, film Ngeri-Ngeri Sedap juga menghadirkan tantangan yang harus dihadapi masyarakat adat, terutama dalam menyaring tradisi yang masih relevan di generasi sekarang.

Tokoh perempuan di film Ngeri-ngeri Sedap ini menjadi pelajaran yang berharga soal budaya Batak bagi penonton Indonesia yang terbiasa dengan narasi 'Jakartacentris' di film atau serial TV.

Baca Juga: Jadi Lokasi Syuting Film Ngeri-Ngeri Sedap, Ini 5 Fakta Menarik Danau Toba

(*)