Memberdayakan Perempuan, Amartha Kenalkan Tren Impact Investing

Arintya - Kamis, 23 Juni 2022
Amartha Finance kenalkan impact investing dengan memberdayakan perempuan.
Amartha Finance kenalkan impact investing dengan memberdayakan perempuan. Dok. PARAPUAN/Arintya

Parapuan.co – Kawan Puan, saat ini ada berbagai jenis investasi yang bisa kamu pilih untuk mencapai tujuan finansial.

Berbagai jenis investasi tersebut di antaranya dengan reksa dana, emas, saham, hingga yang terbaru microfinance marketplace.

Microfinance marketplace sendiri juga dikenal dengan istilah Peer to Peer atau P2P Lending.

Nah melalui microfinance marketplace, Kawan Puan juga bisa lho melakukan impact investing.

Apa itu impact investing?

Menurut Rezki Warni, AVP of Marketing and PR Amartha, impact investing atau pendanaan berdampak adalah strategi investasi yang menghasilkan keuntungan sekaligus menciptakan dampak positif untuk sosial dan lingkungan.

“Bagi investor, pendanaan berdampak dinilai lebih sustainable dan tetap menghasilkan return yang tidak kalah baik dengan investasi tradisional,” jelas Rezki di acara Tren Impact Investing, Amartha Ajak Pendana Millennial untuk Ciptakan Dampak Sosial, pada Rabu (22/6/2022).

Selain itu, tren impact investing ini juga belakangan mulai banyak dipertimbangkan oleh berbagai investor berskala global.

Beberapa investor skala global tersebut di antaranya adalah Women’s World Banking, Norfund dari Norwegia, dan Mandiri Capital.

Baca Juga: Apa Itu P2P Lending? Mengenal Alternatif Investasi Sekaligus Pendanaan

Impact investing dan pemberdayaan perempuan

Berdasarkan studi Angel Investor Network Indonesia (ANGIN) pada 2020 lalu, salah satu sektor yang menjanjikan impact investing adalah pada perempuan pelaku usaha mikro.

Usaha mikro tersebut dinilai dapat memberikan kontribusi 135 miliar dolar AS (sekitar Rp 1,8 kuadriliun) pada PDB tahunan.

Selain itu, tren impact investing melalui microfinance marketplace ini juga mulai menyasar generasi milenial karena karakternya yang melek digital.

“Pendana milenial sangat berpeluang besar untuk menyuburkan tren impact investing di Indonesia. Dengan karakter yang melek digital serta kemampuan dan literasi keuangan yang baik,” jelas Rezki.

Hal tersebut sejalan dengan laporan Amartha yang bertajuk Social Accountability Report (SAR) 2019, jumlah pendana Amartha didominasi oleh generasi milenial yakni sebesar 68 persen.

Disusul dengan 19 persen oleh generasi X, dan 10 persen oleh generasi Z. Lebih lanjut, ketertarikan generasi milenial dalam tren ini juga merupakan wujud kepedulian generasi milenial terhadap investasi yang berdampak.

Di Amartha Finance sendiri, sasaran utama impact investing yang mereka jalankan adalah para pengusaha perempuan.

Di mana tak hanya mencari pemodal, tetapi terdapat sejumlah kegiatan pemberdayaan perempuan yang dijalankan.

Baca Juga: Sebelum Mulai, Kenali Keuntungan dan Risiko Investasi P2P Lending

Kegiatan pemberdayaan perempuan tersebut dilakukan dalam program LWK atau Latihan Wajib Kelompok.

Di mana terdapat berbagai jenis pelatihan mulai dari pelatihan bisnis, pencatatan keuangan hingga leadership.

Tips sebelum melakukan impact investing

Dalam kesempatan yang sama, Anisa Aprilia, Certified Financial Planner memberikan beberapa tips bagi generasi milenial yang ingin memulai impact investing melalui platform microfinance marketplace.

Tips utama yang ia bagikan adalah pentingnya memerhatikan portofolio UMKM yang akan diberi modal.

“Untuk memastikan pendanaan dapat menciptakan dampak, maka pendana harus mencermati portofolio usaha yang akan didanai. Sektor seperti UMKM perempuan, usaha rumah tangga, pertanian dan perkebunan ramah lingkungan, bisa menjadi pilihan untuk melakukan impact investing, karena berpeluang memperoleh imbal hasil dari sektor tersebut dan menciptakan dampak,” ujar Anisa.

Kawan Puan, selain mencermati jenis usaha yang didanai, beberapa indikator juga perlu dicek dalam memilih platform lending yang akan menyalurkan pendanaan.

Di antaranya, perusahaan memiliki NPL (Non performing loan) stabil di bawah 1%, perusahaan rutin mempublikasi laporan pengukuran dampak, serta angka TKB90 yang semakin mendekati angka 100%.

Seluruh informasi tersebut bersifat publik sehingga dapat diakses oleh pendana melalui website.

Baca Juga: Ingin Investasi P2P Lending? Perhatikan 5 Hal Ini saat Memilih Platform

“Memilih platform lending untuk melakukan impact investing sebenarnya mudah. Pendana bisa melihat siapa investor berskala global dan nasional yang mendukung perusahaan tersebut. Kalau investor profesional saja sudah bergabung, berarti tidak ada salahnya pendana ritel juga ikut bergabung,” tutup Rezki.

Kawan Puan, itulah penjelasan singkat soal impact investing yang saat ini mulai gencar dikenalkan Amartha Finance.

Kalau kamu sendiri, apakah tertarik mencoba impact investing ini? (*)

Penulis:
Editor: Arintya