Sejarah Jakarta Fair Kemayoran, Berawal dari Pasar Malam hingga Dihadiri Presiden Amerika

Alessandra Langit - Kamis, 16 Juni 2022
Sejarah Jakarta Fair Kemayoran yang kembali digelar mulai 9 Juni hingga 17 Juli 2022
Sejarah Jakarta Fair Kemayoran yang kembali digelar mulai 9 Juni hingga 17 Juli 2022 Suku Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Jakarta Utara

Parapuan.co - Kawan Puan, Pekan Raya Jakarta (PRJ) atau Jakarta Fair Kemayoran kembali digelar setelah dua tahun absen akibat pandemi Covid-19.

Tahun ini, Jakarta Fair Kemayoran akan digelar mulai 9 Juni hingga 17 Juli 2022 di JIExpo, Kemayoran, DKI Jakarta.

Jakarta Fair Kemayoran tahun ini akan menghadirkan pameran seni, wisata kuliner, wahana pasar malam, bazar pakaian, hingga festival musik dengan sederet musisi ternama.

Sebelum Kawan Puan berkunjung ke Jakarta Fair Kemayoran, ada baiknya jika kamu mengetahui latar belakang diadakannya acara meriah ini.

Kawan Puan, Jakarta Fair Kemayoran diadakan rutin setiap tahun untuk merayakan hari ulang tahun (HUT) Jakarta setiap tanggal 22 Juni.

Jakarta Fair Kemayoran pertama kali digelar saat masa kepemimpinan Gubernur DKI Jakarta Ali Sadikin pada 1968 lalu.

Menggali lebih dalam soal Jakarta Fair Kemayoran, berikut sejarahnya yang dilansir dari laman Suku Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Jakarta Utara.

Sejarah Jakarta Fair Kemayoran

Jakarta Fair Kemayoran, dulu bernama Pekan Raya Jakarta (PRJ), digelar pertama kali di Kawasan Monas tanggal 5 Juni hingga 20 Juli tahun 1968.

Baca Juga: Cara Menuju Jakarta Fair 2022 di JIExpo Kemayoran Naik Transportasi Umum

Acara tersebut dibuka secara langsung oleh Presiden Soeharto dengan melepas merpati pos.

PRJ pertama ini disebut DF yang merupakan singkatan dari Djakarta Fair (Ejaan Lama).

Lambat laun ejaan tersebut berubah menjadi Jakarta Fair yang kemudian tahun ini lebih populer disebut Jakarta Fair Kemayoran.

Berawal dari pasar malam

Ide pertama dari PRJ sendiri muncul atau digagas pertama kali oleh Syamsudin Mangan yang lebih dikenal dengan nama Haji Mangan.

Haji Mangan saat itu menjabat sebagai Ketua KADIN (Kamar Dagang dan Industri) yang mengusulkan suatu ajang pameran besar untuk meningkatkan pemasaran produksi dalam negeri.

Nah, gagasan atau ide ini disambut baik oleh Ali Sadikin dan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta karena ide tersebut selaras dengan misi Pemprov.

Ali Sadikin sendiri ingin mewujudkan pasar malam utama yang ketika itu masih menyebar di sejumlah wilayah Jakarta, seperti Pasar Malam Gambir.

Haji Mangan terinspirasi dari berbagai acara pameran internasional yang sering diikutinya sebagai seorang konglomerat dibidang tekstil di kala itu.

Baca Juga: Ini Booth Seru yang Bisa Dihadiri oleh Anak-Anak dan Keluarga di Jakarta Fair 2022

Ali Sadikin langsung membentuk panitia sementara yang dipercayakan kepada Kamar Dagang dan Industri (Kadin) yang ketuanya dijabat oleh Haji Mangan.

Pemerintah DKI kemudian mengeluarkan Peraturan Daerah (Perda) no. 8 tahun 1968 yang antara lain menetapkan bahwa PRJ akan menjadi agenda tetap tahunan.

Selain itu, PRJ harus diselenggarakan menjelang Hari Ulang Tahun Jakarta yang dirayakan setiap tanggal 22 Juni.

Presiden Amerika datang ke Jakarta Fair Kemayoran

Kawan Puan, PRJ 1969 atau DF 69 berhasil memecahkan rekor penyelenggaran acara terlama karena memakan waktu penyelenggaraan 71 hari.

Bahkan, Presiden Amerika Serikat pada waktu itu, Richard Nixon, sempat mampir ke PRJ, lho.

Penyelenggaraan PRJ atau Jakarta Fair Kemayoran ini, dari tahun ke tahun mulai mengalami perkembangan pengunjung.

Berawal dari pasar malam, Jakarta Fair Kemayoran kini bermutasi menjadi ajang pameran modern yang menampilkan berbagai produk anak bangsa.

Area yang digunakan pun berkembang, dari hanya tujuh hektar di Kawasan Monas hingga ke kawasan Kemayoran dengan lahan seluas 44 hektar.

Kawan Puan, itu dia sejarah Jakarta Fair Kemayoran yang berjaya hingga saat ini sebagai bentu perayaan HUT DKI Jakarta.

Baca Juga: Anti Bosan, Ini 6 Aktivitas Seru di Jakarta Fair 2022 JIExpo Kemayoran

(*)

Sumber: jakarta.go.id
Penulis:
Editor: Linda Fitria